Rica Kurniasih

Guru IPS di SMPN 2 Tanjungpandan Belitung. Bahagia akan diraih jika kita tidak lupa untuk selalu bersyukur....

Selengkapnya
Navigasi Web

DEMI TANDA CINTA (Bag 4)

#TantanganGurusiana

Hari ke 24

Hari ini pekerjaan di kantor tidak banyak, kayaknya siang nanti aku bisa menjemput Hanna ke sekolah. Sudah hampir lima bulan Hanna sekolah, karena sibuk sepertinya bisa dihitung dengan jari aku bisa mengantar dan menjemput Hanna sekolah.

Aku tutup laptop dan tanpa sadar netraku beradu dengan bingkai foto yang ada di meja. Di foto itu aku memeluk Yasika dan Hanna, saat keluarga kami liburan ke Lembang, Bandung. Ternyata itu liburan kami yang terakhir. Tanpa terasa, sudut mataku basah…terhanyut dengan memori perih yang melantun sekejab di sanubari.

Begitu banyak kenangan kebersamaan yang terukir, suka duka kami jalani bersama. Yasika selalu membuat hari-hariku dan Hanna penuh keceriaan. Tujuh tahun pernikahan, tidak pernah sekalipun kami bertengkar, Yasika bagaikan air yang menyejukkan. Lemah lembut dan penuh kasih dengan siapapun. Mungkinkah aku akan menemukan pengganti seperti Yasika? Sedangkan semua bilik di hatiku penuh dengan bayangan dan kenangan bersama Yasika.

Gawaiku bergetar, setiap di kantor gawai selalu aku silent. Aku buka ternyata ada pesan dari Ibu.

[Assalamualaikum Rafi, Ibu mau minta tolong kamu jemput Hanna di sekolah ya…Ibu lupa tadi pagi bilang sama kamu kalau siang ini Ibu ada undangan syukuran wisuda anak sahabat Ibu] membaca pesan Ibu membuat aku tersenyum.

[Waalaikumussalam, Ya Bu…Aku memang lagi nggak banyak pekerjaan di kantor dan memang niat mau jemput Hanna siang ini ke sekolah] jawabku membalas pesan Ibu, ikatan batin seorang anak dan Ibu benar adanya.

Bergegas aku beranjak dan mengambil kunci mobil. Hanna pasti surprise kalau hari ini Papanya yang jemput ke sekolah. Semoga aku nggak terlambat. Ku lirik jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas kurang.

Benar saja, sepertinya anak-anak sudah pulang. Sekolah terlihat sepi, tidak terlihat kendaraan orang tua yang menjemput anak mereka pulang sekolah. Gawat, Hanna pasti bingung karena belum dijemput. Aku keluar dari mobil dan masuk ke halaman sekolah.

Dari jauh, terlihat seorang anak yang sedang dipeluk seorang wanita bergamis dan berjilbab panjang. Sepertinya itu Hanna, semakin dekat aku semakin yakin jika anak itu Hanna. Mereka tidak sadar akan kehadiranku.

“Mama Zahra, kayaknya Nenek lupa jemput Hanna.” Suara Hanna terdengar sedih.

“Sabar ya Sayang, mungkin Nenek lagi di Jalan. Nanti kalau Nenek lama jemputnya, Hanna pulang dengan Mama Zahra aja ya.”

Aku terpana, mendengar percakapan mereka. Aku telan salivaku yang terasa pahit, berusaha mengatur nafas dan…

“Assalamualaikum…,” aku mengucap salam.

Mereka berdua kaget, Hanna melepaskan pelukan dari ibu gurunya dan berlari memelukku.

“Papaaaa, kok bisa Papa yang jemput Hanna. Pantas saja lama…kalau Nenek yang jemput pasti tepat waktu. Tapi nggak apa-apa deh lama baru dijemput, Hanna senang banget Papa yang jemput Hanna ke sekolah.” Celotehnya bikin aku dan Ibu guru tersenyum.

“Waalaikumussalam, kok Hanna nggak jawab salam dari Papa,” Ibu gurunya Hanna berkata dengan lembut.

“Oh ya Hanna lupa Mama Zahra, eh Bu Zahra. Waalaikumussalam Papa ganteng.” Dengan centil Hanna menjawab salamku.

“Papa, ini Ibu guru Zahra…Ibu guru Hanna cantik kan Pa?” dengan polosnya Hanna berkata.

Aku dan Ibu guru Zahra jadi salah tingkah. Aku mengatupkan kedua tanganku di dada, dan Ibu Zahra pun membalas laku yang sama sambil menundukkan pandangannya. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya…

“Ayo Pa kita pulang, Mama eh Bu Zahra…Hanna pulang duluan ya.” Kata-kata Hanna membuat wajah gurunya merah merona.

“Baik Sayang, maaf ya Bu sudah repot nungguin Hanna karena saya telat jemputnya. Kami pamit dulu.” Akupun mengucap salam dan menggandeng tangan Hanna melangkah ke mobil.

Beberapa langkah, Hanna terhenti dan melepaskan peganganku. Hanna berlari ke arah Zahra gurunya. Kemudian membisikkan sesuatu ke telinga dan dibalas gurunya dengan pelukan sayang. Aku menyaksikan pemandangan itu dengan rasa mengharu biru.

Selama perjalanan pulang ke rumah, Hanna terus berceloteh…ada saja yang diceritakan, bosan bercerita Hanna pun bernyanyi lagu-lagu anak islami yang diajarkan di sekolah, kemudian mengulang hafalan surat pendek. Beberapa saat, suaranya tak lagi terdengar…mungkin tu anak capek mulutnya nggak berhenti bersuara daritadi. Aku melirik dan geleng-geleng kepala, ternyata Hanna sudah tertidur pulas.

Perjalanan menjadi hening, terbayang pemandangan tadi saat Hanna dipeluk dan disayang oleh gurunya yang mengizinkan Hanna untuk memanggilnya Mama. Kelihatannya wanita itu baik, lembut dan benar kata Hanna cantik dan bersahaja dengan hijabnya. Sama seperti istriku Yasika…

Tiba di rumah, aku gendong Hanna dan baringkan tubuhnya di kasur. Sepatu dan kaus kaki aku lepas perlahan-lahan supaya Hanna nggak terganggu, aku tatap wajah mungilnya yang lucu dan cantik. Hatiku berkata “Maafkan Papa Nak, Papa terlalu egois…Papa tidak pernah memikirkan Hanna yang masih haus kasih dan sayang seorang Mama, selama ini Papa hanya menjaga cinta dan kesetiaan Papa untuk Mamamu. Papa janji, Papa akan belajar membuka hati untuk seseorang yang bisa Hanna panggil “Mama”.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Woww la manggil mama Zahra me..

22 Mar
Balas

Auuuuk

23 Mar

Mudah2an la pintu hati Rafi cepat terbuka utk bu guru Zahra, hehe...

23 Mar
Balas

Ye Bu smg la

23 Mar

Kirain sebenarnya, cerita fiksi ya Bu ?kereeen...

23 Mar
Balas

Iya Buuu fiksi

23 Mar

La kan dpt Mama baru.

23 Mar
Balas

Auk ne kk...

23 Mar



search

New Post