DEMI TANDA CINTA (Tamat)
#TantanganGurusiana
Hari ke 25
Tiba di rumah, aku gendong Hanna dan baringkan tubuhnya di kasur. Sepatu dan kaus kaki aku lepas perlahan-lahan supaya Hanna nggak terganggu, aku tatap wajah mungilnya yang lucu dan cantik.
Hatiku berkata “Maafkan Papa Nak, Papa terlalu egois…Papa tidak pernah memikirkan Hanna yang masih haus kasih dan sayang seorang Mama, selama ini Papa hanya menjaga cinta dan kesetiaan Papa untuk Mamamu. Papa janji, Papa akan belajar membuka hati untuk seseorang yang bisa Hanna panggil “Mama”.
“Ternyata di sini, pantas Ibu mengucap salam nggak ada yang menjawab,” Suara Ibu mengejutkanku.
“Maaf Bu, tadi Hanna ketiduran di mobil jadinya aku gendong ke kamar.”
“Ya nggak apa-apa, biarkan Hanna tidur siang. Tadi Ibu bawakan bekal nasi ke sekolah jadi tu anak sudah makan siang. Rafi sudah makan? Ibu siapkan dulu ya?
“Aku masih kenyang Bu, tadi sebelum jemput Hanna sudah makan di kantor. Sekarang aku mau shalat zuhur dulu, hmmm Bu…bolehkah aku bicara dengan Ibu?” aku memberanikan menatap wajah Ibu yang menyiratkan tanda tanya.
“Boleh, Ibu juga ada yang ingin dibicarakan. Nanti kita bicara di ruang keluarga saja.” Aku mengangguk tanda setuju dengan kata-kata Ibu.
Selesai shalat, aku ke ruang keluarga dan Ibu sudah menunggu di sana. Di atas meja sudah ada kue combro kesukaanku. Dulu, Yasika selalu mengejekku kalau seleraku kampungan, tapi Yasika juga yang selalu membuatkan kue ini untukku.
“Ibu beli kue ini di mana? Sekarang jarang yang jualan kue combro Bu, biasanya setiap minggu Yasika selalu bikin untukku. Combro buatannya ga ada lawan ya Bu.” selalu ada memori yang mengingatkan tentang Yasika.
“Ya Nak, cicip deh combronya. Enak loh.” Ibu berkata sambil menngambil satu dan memakannya.
“Enak Bu, persis kayak bikinan Yasika ya Bu. Ibu beli di mana?” aku kembali bertanya.
“Rafi mau bicara apa?” Ibu malah mengalihkan pembicaraan.
Aku menatap Ibu dengan ragu, apakah ini saatnya bilang ke Ibu tentang janji hatiku tadi untuk mulai membuka hati. Ah, takutnya Ibu malah akan mentertawakan aku
“Tadi aku jemput Hanna ke sekolah Bu, di sana aku lihat Hanna sangat manja dengan gurunya. Ibu tahu, Hanna memanggil gurunya “Mama” dan kata Hanna, gurunya yang mengizinkan Bu. Daan…kelihatannya Ibu gurunya baik Bu,” saat berkata aku merasa wajahku memerah.
“Oooh Zahra…ya Zahra sangat baik dan cantik. Yasika dan Zahra itu ternyata sahabat masa kecil, dulu mereka tetanggaan. Zahra yang cerita sama Ibu ketika tahu Mama Hanna adalah Yasika.” Aku manggut-manggut mendengar penjelasan Ibu.
Jujur, ada rasa lega saat mendengar Ibu sendiri bilang kalau Zahra itu baik dan cantik. Loh, apa maksudnya ini…apa-apaan Rafi, aku geleng-geleng kepala sendiri dengan keras.
“Anaknya Zahra juga perempuan seperti Hanna, tapi masih kecil belum sampai satu tahun,” kata-kata Ibu membuatku melongo, hatiku yang agak mulai mekar kembali menguncup.
“Zahra merasa sedih dan kasihan dengan Hanna, masih kecil tapi sudah menjadi piatu. Saat Hanna menangis lihat teman-temannya dijemput dan bermain dengan mamanya, Zahra pun menangis merasakan kesedihan dan kehilangan yang dirasakan Hanna. Makanya saat Hanna rindu memanggil mama, Zahra membolehkan Hanna memanggilnya Mama.” Ibu menjawab tanya dalam hatiku.
“Dulu Zahra pernah ke rumah kita kok ngantar perlengkapan sekolah Hanna, waktu itu kamu baru pulang dari kantor dan pergi lagi kaena ada meeting mendadak.” Kata-kata Ibu membuat aku berusaha mengingat, pantas aku seperti merasa pernah ketemu.
Aku menghela nafas yang terasa berat, “ ternyata sudah menikah.” Tak sengaja aku bergumam sendiri.
“Siapa yang kamu maksud sudah menikah? Zahra? Ya iya sudah menikah kan tadi Ibu bilang Zahra sudah punya anak.” Hihi pendengaran Ibu masih sangat jelas ternyata walau usianya sudah lebih separuh baya.
“Eiiiiit, ada apa ini? Hmmmmm jangan-jangan Rafi mengira Zahra belum menikah dan mau kamu jadikan calon Mamanya Hanna ya?” Ibu berkata sambil tertawa.
Aku tak tau gimana wajahku dilihat dari Ibu, mungkin merah seperti kepiting rebus. Tapi perkataan Ibu benar-benar membuatku mati kutu. Malu…
“Mending makan combro lagi deh udah pasti enak daripada diketawain sama Ibu.” Kataku sambil mencomot satu lagi combro yang rasanya benar-benar maknyus.
“Maafkan Ibu, hahaha…habisnya Ibu agak surprise, dengan arah pembicaraan kamu. Tapi, Ibu senang karena itu artinya kamu memikirkan apa yang Ibu bilang kemaren dan sudah mau membuka hati. Tunggu sebentar ya...” Ibu bangkit dan melangkah ke kamarnya, tak lama Ibu datang lagi.
“Ini anak sahabat Ibu, tadi Ibu diundang syukuran wisuda S2 nya. Namanya Annisa, dia baik, cantik dan yang utama agamanya juga baik. Di situ ada foto dan biodatanya lengkap, Ibu yakin Annisa bisa menjadi istri dan mama yang baik buatmu dan Hanna.” Ibu menyerahkan sebuah amplop dan bangkit berdiri.
“Ibu istirahat ke kamar dulu, oh ya kamu suka dengan combro itu kan? combro itu bikinan Annisa,” sambung Ibu sambil tersenyum penuh arti.
****
Pagi ini begitu indah, mentari tersenyum cerah…masih seperti biasanya, tak akan pernah jemu ataupun lelah untuk berziarah ke makam Yasika.
“Assalamualaikum Mama, Hanna dan Papa datang. Ma…nanti yang akan kirim doa ke Mama bukan hanya Hanna dan Papa. Ini Hanna ajak Bunda Annisa, sekarang Bunda Annisa udah jadi Mamanya Hanna. Bunda Annisa orangnya baik Ma, sayang dengan Hanna dan Papa. Mama jangan marah ya Ma, kata Bunda Annisa, walau sudah ada Bunda Annisa…Mamanya Hanna tetap Mama karena Mama yang sudah melahirkan dan membuat Hanna ada di dunia. Mama Hanna sekarang ada dua deh.” Celoteh Hanna membuatku haru.
Hatiku pun berkata “Dek, maaf…Abang tidak bermaksud mengkhianati cinta kita, Sampai kapanpun Adek akan selalu menempati tempat terindah di hati Abang. Percayala semua ini demi tanda cinta kita. Hanna…”
Tamat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Good mom. Happy ending.
Ya Bu...suka nya yg happy ending hihi
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Mantulll...bisa mengecoh pembaca
Banyak amat yong tekirimnye hihi
Alhamdulillah lega happy ending
Hihi ye bu...ngasin Hanna klo sad ending
Alhamdulillah akhirnya bahagia
Ya bu happy ending
Seandainya Annisa blm dipersunting maka akan saya lirih untuk jadi mantu saya he he Good luck Bu
Jhhaha kasian rafi dong Bu hihi
Keren. Telah lahir novelis alumni SMAN 1 Tanjung pandan
Hihi ibuuu...mksh ibu guruku sayang
Duh, ku kira dengan Zahra, hehehe
Zahra udh punya anak n suami Bu hehe
Wow bu,kebawa emosi
Mksh Ibu...atas hadirnya
Kereen bu akhirnya Hanna dapat mama baru yang baik hati
Ya Bu Alhamdulillah hehe
Haduuuh ibu...ikut terhanyut saya...
Mksh Bu
Aih kirain... Zahra
Hihi zahra udh nikah Ibu
Terkecoh...ternyata bukan bunda Zahra, tapi bunda Anisah. Semoga samawa ye.
Jihi aamiin
Terhanyut suasana ini...kerenn
Mksh Ibuu