SESAL
#TantanganGurusiana
Hari ke 20
Jiwa rapuh penuh jelaga
Lirih melantun syair penghambaan
Nanar merangkak sekedip masa
Bergetar
Terdesak berselimut pekat
Menanti derai embun memantul bening
Membasuh keruh hati
Menapak waktu ke belakang takkan terganti
Putihkan rasa
Putihkan Jiwa
Hingga pintu kematian menjemput
Sekejab merengggut
Sebelum tinggalkan derai sesal tak berkesudahan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Senjata pamungkas ...menulis puisi ...mantapp he he
Jhhwha
Puisi muncul di penghujung batas
Auk Bu
Msh ada wkt utk memperbaiki diri, keren kk, hehe.. keluar senjate pamungkasnye
Buuuu...ibu sllu ngerti ko mksud puisi aq
SeMangat
Semangat hehe
Ya Allah..sepertinya pasrah begitu. ayo..usaha dulu bu..semangat
Hihi si bpk saya mah smngt...
Seperti biasa, tetap keren....
Seperti biasa kk...senjata pamungkas ktika mood nulis pnjng dakde hihi
Smangat ibuk. Di depan cahaya gemerlapan lhooo, lets gone be the gone hehe
Sippp...mksh Pak
Selalu keren
Puisi pas dak mood berkunjung say hihi
Keren bu
Mksh Bu