Ridaryetty

Saya adalah seorang wanita kelahiran kota Tembilahan dan dilahirkan tanggal 12 Juni 1965, ayah dan ibu saya memberi nama Ridaryetty, ayah saya bernama Zainal Ab...

Selengkapnya
Navigasi Web

Parformace Seksi Memalukan Keluarga

TANTANGAN HARI KE 151

Setelah kepergian Ayah. Penyesalan yang amat dalam terasa oleh Ranti. Biasanya saat Ayah ada, beras ada untuk dimakan, uang diberi oleh Ayah setiap minggu untuk pergi ke pekan dan jajan anak. Sekarang yang ada hanya beras. Kalau uang ke pekan, kalau diberi oleh keluarga sekali sebulan. Kalau tak ada, terpaksa gigit jari. Keluarga hanya memberi lauk yang sudah dimasak. Dengan kondisi seperti ini Ranti tetpaksa menjual barang yang ada di rumah. Pertama kali dijualnya TV, setelah itu Kultas dan lainnya.

 

Sekarang yang ada pada  Ranti hanya tinggal penyesalan. Penyesalan berselingkuh, melawan ke suami, berbohong ke suami, berbohong ke keluarga, melawan ke Ayah dan tak sempat minta maaf. Sekarang Ranti menerima karmanya. Biasanya Ranti berpakaian Rapi, berpakaian muslimah. Sekarang penampilannya memalukan keluarga. Setelah ia pulang kemarin, pakaian Ranti sudah terbuka ia tidak takut dengan dosa.  Ia tidak pakaian Jilbab, bajunya tak berlengan, bajunya pendek. Anaknya tertua yang tinggal dengan kakak Ranti datang. Ia tak senang melihat Ibunya berpakaian demikian. Baru sampai di depan pintu, dilihat ibunya berpakaian yang tidak biasanya, ia berputar balik meninggalkan rumah. Melihat anak tertuanya berputar balik, "Rafi! Mengapa kamu putar balik nak? Apa kamu malu dengan melihat ibu berpakaian seperti ini? Maafkan Ibu nak. Pakaian ibu tak ada lagi. Inipun pakaian diberi oleh orang." Alasan yang dikemukakan oleh ibunya taak bisa diterima oleh Rafi, Rafi terus melanjutkan perjalanan ke bawah ke tempat maktuonya.

 

Sesampaian Rafi di rumah, ia melamun dan meneteskan air mata sambil  memikirkan, "mengapa ibu saya seperti itu sekarang." Saat Rafi melamun, orang tua angkatnya (bunda) melihat dan bertanya, "Mengapa Nak? Apa kamu ketemu dengan ibu? Mengapa sebentar nak? Mengapa kamu menangis nak?." Saat bundanya bertanya, Rafi menangis srjadi-jadinya sambil memeluk Bundanya. "Bunda! Mengapa ibu sekarang? Kenapa penampilannya seperti orang gila tanpa jilbab, pakaian pendek, baju tak berlengan. Biasanya buda berpakaian muslimah, jilbab saja tak pernah terbuka. Rafi benci dengan penampilan ibu sekarang. Rafi tak suka. apakah ibu tidak tahu lagi, dengan berpakaian seksi tersebut, akan disiksa di Neraka" Bunda Rafi berusaha menenangkan hati Rafi. "Nak! Mungkin tas  baju ibu hilang   karena dicuri orang, atau tertinggal karena adik bertiga yang ibu pegang. Sekarang Rafi jangan suzon dulu nak. Kasihan ibu, kalau Rafi tak mau dekat atau benci ke Ibu. Nanti Bunda ke rumah Ibu memberikan baju ibu atau Rafi antarkan ke rumah Ibu." Karena disuruh antar, Rafi mengeleng dan berkata, "kalau seperti itu juga penampilan Ibu, Rafi tidak mau menemui Ibu. Rafi benci Ibu." Bunda menasihati, "Nak! Walaupun Rafi tidah tinggal dengan Ibu, bagaimanapun Rafi tetap anaknya nak. Rafi tidak boleh membencinya, dosa nak. Nanti Bunda ke rumah ibu ya? Kalau tidak cocok baju Bunda ke Ibu, nanti Bunda  perkecil. Srkarang jang sedih, jangan nangis."

 

Sorenya, Bunda Rafi ke tempat Ranti. Apa yang dilihat Rafi memang demikian adanya."Assalamualaikum!" Ranti menjawab, "Waalaikumusalam. Masuk Un, mana Rafi Un? Tadi ia kesini, melihat Ranti berpakaian seperti ini, ia pergi saja." Bunda Rafi menjawab, "makanya uni ke sini, sesampainya ia di rumah ia menangis. Katanya, ia  malu melihat penampilan seperti ini. Apa yang terjadi padamu dek?" Saat ditanya , Ranti bukan langsung menjawab, tapi menangis."Ranti tiada ada uang Un! Baju-baju cantik muslimah Ranti dijual karena kebutuhan kami. Baju inipun diberi oleh orang Un. Baju Ranti srkarang tinggal dua Un. Tidak ada satupun yang pakaian muslimah." Mendengar jawaban Ranti, Bunda Rafi mengucap dan menyatakan, "mengapa pakaian dibadan kita dijual Dek? Apak kamu tidak malu dengan berpakaian setengah telanjang seperti ini? Sekarang anak benci, apalagi keluarga. Ini ada uni bawa baju uni tiga stel. Coba pakai, kalau kebesaran, biar Uni perkecil." Setelah dipakai, emang kedodoran. Bunda Rafi memperkecil bajunya sebentar, kebetulan mesin orang tuanya ada di rumah. Setelah selesai, baju disuruh ganti oleh Bundanya Rafi dan berpesan "Ranti! Uni sangat berharap, baju tadi jangan dipakai keluar lagi ya? Malu keluarga kita, anak, kakak dan adik. Shalat jangan tinggal ya? Bertaubatlah Dek! Minta Ampun ke Allah, segala perbuatan yang telah terlanjur dilakukan."

 

.....

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bucan

24 Jun
Balas

Mantap bucan

24 Jun
Balas

Mantap bucan

24 Jun
Balas

Trims Pak. Moga bapak sukses dalam segala hal

22 Jun
Balas

Trims pak! Salam literasi

23 Jun
Balas

Betul itu

21 Jun
Balas

Trims Bun

22 Jun

Judulnya bagus Bu. Kontadiksi yang sip. Isinya penuh tuntunan moral. Salam literasi.

21 Jun
Balas



search

New Post