Terima kasih, Dik, Engkau telah membuat kami bangga disela-sela rasa kecewa kami terhadap teman-temanmu, siswa-siswi SMA dimana saja berada, yang merayakan kelulusan dengan cara norak tak berguna.

Yang menganggap lulus SMA adalah akhir segalanya. Mencorer-coret seragam tanpa peka pada yang membutuhkan.

Mereka yang konvoi-konvoi di jalan sehingga nyawa menjadi taruhan.

Mereka yang tidak ambil pusing dengan kelanjutan masa depan.

Mereka yang terjebak euforia sehingga merayakan dengan cara setan.

Terima kasih, Dik. Engkau telah menghibur kami, membuat kami berdecak kagum dengan perolehan nilai sempurna.

Sedangkan teman-temanmu itu dahulunya ramai memprotes kebijakan menteri tentang sulitnya soal UN dan UNBK.

Terima kasih, Dik, kau telah membuka mata adik-adik kelasmu bahwa kita bisa jika mau berusaha.

Tidak harus menunggu kaya untuk meraih nilai sempurna.

Tidak harus menuntut bimbingan belajar yang harganya selangit untuk mendapatkan nilai setinggi langit.

Asalkan ada tekad membara

Kau, cermin kesederhanaan yang sempurna.

Kau, kebanggaan Indonesia.

Dik, namamu akan tertoreh indah dalam sejarah. Kau adalah motivasi, untuk siswa-siswa cengeng yang suka mengeluhkan ujian akhir tapi sanggup siang malam bermain game online. Menghujat pemerintah tetapi indahnya pacaran lebih membuai daripada diskusi pelajaran.

Dik, titahkanlah semangatmu pada jutaan siswa di Indonesia.

Agar negara kita yang sedang sakit ini memiliki banyak Hafidh untuk bangkit.

Bukan memiliki mereka yang terlibat Narkoba

Bukan mereka yang terlibat asusila

Bukan mereka yang coret coret baju dan konvoi saat kelulusan tiba.

***