Sebentar lagi memasuki bulan ramadan. Bayangan masa kecil terlintas secara berurutan. Bagaimana lima bocil membuat Bu Tuti heboh dengan aneka kudapan dan ketrampilan dalam membuat menu variasi.

Teriakan dan jeritan dimalam hari jelang subuh terus menghentak dada, panggilan lirih dan sayang bagaikan tiupan angin.

Pecis dan sarung menempel ditubuh, begitu juga mukena yang dikenakan melangkah riang menyusuri gang pecinan menuju masjid.

Rasanya baru saja menikmati belaian mesra dan tutur nasehat dalam kehidupan, kini lima bocil berdiri tegak menggantikan kehidupan bu Tuti.

Ramadan saat ini adalah yang kedua tanpa bu Tuti disisi lima bocil. Rongga hati masih terluka belum sembuh. Titik air mata senantiasa datang tanpa diundang. Kenangan masih teringat selalu.

Ibu aku rindu padamu...