"Bu, aku berangkat pagi ini"

"Iya, nanti aku siang saja"

"Naik apa?"

"Belum tahu"

"Nggak nanti saja"

"Nggak, baru saja di hubungi untuk segera kesana"

"Ya udach, hati-hati saja"

"Iya"

Percakapan singkat antara Ani dan Tuti di pagi buta. Tuti yang berencana ikut ke kota kelahiran Ani akhirnya harus berangkat berdua dengan Utami.

Tuti dan Utami bukanlah orang asing. Dalam suka dan duka senantiasa berbagi rasa. Perselisihan tentunya pasti ada namun semua bisa diatasi dengan bijak. Menjunjung tinggi kebersamaan  itulah kesepakatan tak tertulis.

"Share lock ya, ni udach keluar tol"

"Ya" jawab Ani

Sesampainya di tempat yang dituju, Tuti segera memeluk badan ringkih diatas ranjang. Tak hentinya ciuman mendarat di pipi tirus. Sambil menahan tangis, 

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..siapa ni?"

"Tuti bu"

"Kapan datangnya?"

"Baru saja"

"Sama siapa?"

"Utami Bu" sergah Utami 

"Alhamdulillah, mana Igel?"

"Sekolah Bu, pulang sore"

"Anak lakimu mana Tut?"

"Di sini Bu" Ian menjawab

"Terima kasih mau ketemu saya" 

"Sst..Tuti juga anak ibu to. Salah kalau tak datang"

"Ibu pokoknya harus sehat nanti kita pergi bersama"

Melihat interaksi mereka, perlahan Ani keluar dari ruangan. Hatinya bahagia melihat senyum yang mengembang. Ia bersyukur sudah dapat menyelesaikan amanah dengan baik, apalagi gelak tawa terdengar hingga luar ruangan.

Tetes air mata tertahan di dada. Terima kasih sahabat semua yang sudah medoakan ibu. Dukungan secara langsung maupun maya dari orang terdekat dan sekitar, Sekolah, mediaGuru, KSBM, GBM, Alumni Yon B/902 membuat Ani merasa tak sendiri. Ia akan berusaha untuk berdiri kokoh.