Rifni Hayati

Seorang guru Biologi yang diberi tugas sebagai Kepala Sekolah SMAN 29 Jakarta sejak Agustus 2021. Aktif di Komunitas Kepala Sekolah SMA sebagai Ketua Wilayah MK...

Selengkapnya
Navigasi Web
Spirit Mengosongkan Gelas

Spirit Mengosongkan Gelas

Oleh: Rifni Hayati

Senang sekali melihat wajah-wajah mahasiswa UHAMKA (Universitas Prof. Dr. Hamka) di kampus Tanah Merdeka Jakarta. Mereka adalah mahasiswa semester 5 dan Kelas PPG dalam Jabatan dan PPG-S1, yang telah menyelesaikan 14 pertemuan perkuliahan pada Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Perkuliahan pada umumnya diisi dengan teori-teori dari berbagai pakar dan analisis berbagai teori Pendidikan pun telah mereka lakukan. Tapi tetap diperlukan pengalaman praktisi yang bergelut di satuan Pendidikan dan bergelimang permasalahan Pendidikan di era digital sekarang ini. Seminar yang digelar oleh FKIP Uhamka ini patut diacungi jempol, karena membekali mahasiswanya dengan pengalaman di lapangan.

Undangan dari Ibu Dr. Sri Astuti Wakil Dekan I FKIP Uhamka langsung saya terima. Walaupun materi yang disampaikan cukup berat, tapi tidak menyurutkan keinginan saya untuk sharing pengalaman dalam mengantarkan sekolah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Pasti akan banyak pertanyaan tentang administrasi dan supervisi dengan pembelajaran kurikulum baru dan pasca pandemi serta menyerempet tentang peran kepala sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan di tingkat Satuan Pendidikan.

Kegiatan seminar dibuka oleh Dekan FKIP UHAMKA Bapak Dr. Desvian Bandarsyah, M. Pd, dalam pidato pembukaan beliau mengisyaratkan perlunya mahasiswa memahami karakter Kepemimpinan Pendidikan, seperti karakter pada Profil Pelajar Pancasila nya Kurikulum Merdeka. Selain itu kritikan tentang kurikulum merdeka dari orang-orang yang belum paham seutuhnya, perlu diluruskan. Berbagi pengalaman terbaik dengan sesama calon guru/pendidik akan memberi bekal mahasiswa untuk terjun ke dunia Pendidikan.

Seminar yang dihadiri oleh 160 mahasiswa, juga didampingi oleh beberapa dosen pengampu mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan, hadir juga Koordinator Team Teaching Ibu Trisni ( Candidat Doktor) sekaligus bertugas sebagai moderator, dan Ibu Dr. Istarianingtyas serta Prof. Connie Chairunnisa, MM. Walaupun Bapak Ibu Dosen adalah orang-orang yang expert di bidangnya, tetapi mereka duduk dari awal sampai akhir menyimak celoteh saya dalam berbagi pengalaman menjalankan tugas manajerial dan supervisi kepala sekolah. Semangat mengosongkan gelas demi mendapatkan pemahaman yang utuh tentang administrasi dan supervisi di era Kurikulum Merdeka pantas diapresiasi setinggi-tingginya.

Begitu juga dengan Welcome Speech dari Dr. Sri Astuti kepada mahasiswa Uhamka, sangat terasa powernya. Beliau berharap agar mahasiswa selalu bersemangat dan khusyu’ dalam mengejar ilmu. Mau menimba pengalaman dari praktisi satuan pendidikan demi melengkapi teori-teori yang didapat di bangku kuliah. Dr. Astuti juga mengajak mahasiswa agar mau memahami Regulasi Pendidikan yang ada, mulai dari Undang-Undang, peraturan mentri (permen), peraturan Dirjen (perdirjen), sampai peraturan gubernur (pergub) dan peraturan kepala dinas Pendidikan (perkadis).

Penilaian Kinerja di era digitalisasi saat ini mengalami penyesuaian. Penilaian Kinerja Guru (PKG) diawali dengan pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah sebenarnya adalah menilai kinerja seluruh lini di tingkat satuan Pendidikan. Para Wakil Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Kepala Laboratorium juga disupervisi dengan Instrumen yang telah disiapkan oleh Kementrian. Administrasi supervisi zaman sekarang telah mengalami penyesuaian dalam hal digitalisasi dokumen. Jika dulu asesor harus membaca dokumen yang tebal-tebal, sekarang semuanya bisa dilipat dan dijadikan dalam format Pdf dan dikumpulkan dalam satu file Google Drive yang kapan saja bisa dibuka dan dicermati oleh tim penilai.

Kegiatan yang sudah diprogramkan dan dilaksanakan, tentu ada bukti fisiknya berupa dokumen atau foto sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Tentu saja setiap program yang dilaksanakan harus dievaluasi dan dilakukan refleksi, kemudian dibuatkan Rencana Tindak Lanjutnya (RTL). Program yang belum terealisasi dibuatkan kajian atau analisisnya kenapa tidak terlaksana atau mengalami hambatan dalam bidang apa.

Peralihan Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka perlu kelapangan hati dalam memahaminya. Perlu spirit mengosongkan gelas dan membuka hati memahami filosofi kurikulum prototipe menjelma menjadi kurikulum merdeka. Jika tidak, maka yang terjadi adalah membanding-bandingkan kurikulum baru dengan kurikulum sebelumnya dengan segala perdebatan yang tak ada habisnya.

Saya mengimbau mahasiswa agar mau mempelajari filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Bahwa pembelajaran itu berpusat pada murid dan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan level kemampuan siswa. Sebelum merancang pembelajaran, guru harus melaksanakan asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Berdasarkan asesmen inilah guru menyusun perangkat pembelajaran berdiferensiasi pada mapel masing-masing.

Pada implentasi kurikulum merdeka, guru memandang murid seperti benih. Benih yang disemai, dirawat, dipupuk dan disiram akan menjadi tanaman yang unggul. Bibit padi akan menjadi padi yang unggul, bibit jagung akan menjadi jagung yang unggul. Pemahaman ini harus dimiliki oleh semua mahasiswa yang akan berprofesi menjadi guru/pendidik. Perlu upaya untuk memahami murid, mengenali kompetensi, bakat dan minatnya serta memahami cita-cita dan keinginannya.

Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman menghantarkan peserta didik menjadi generasi unggul yang akan membentuk peradaban bangsa. Mari bersinergi dan berkolaborasi menyiapkan diri menjadi insan pendidik yang mumpuni menyiapkan generasi emas 2045.

Baitii Jannatii

Jakarta, 17 Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah sukses selalu Bunda

17 Jan
Balas

Wah keren uni Rifni

17 Jan
Balas

Mksh Bu Sofi...Salam sukses slalu

17 Jan

Wah giat yang keren uni Rifni

09 Mar
Balas

Keren ulasannya Bu Rifni

23 Jan
Balas



search

New Post