Episode Intermezo
Siap...! Kata-kata itu akhir akhir ini menjadi perhatianku. Kelihatannya ada sebuah fenomena baru dalam dunia interaksi di masyarakat ketika mereka terlibat komunikasi. Bahkan aku pun menjadi ikut-ikutan.
Setahuku kata "siap" lazim digunakan di lingkungan militer ketika seorang bawahan mendapat perintah dari atasannya. Nah, saat ini masyarakat sipil pun melakukannya. Hanya bedanya tidak diikuti posisi tangan menghormat.
Kata siap ini memang luar biasa, bisa memberi efek yang cukup positif ketika mendengarnya. Itu juga kurasakan. Ketika aku sedang berbicara dan pembicaraanku direspon dengan kata 'siap' perasaanku memang menjadi berbeda. Ada senangnya, lega, dan lebih merasa dihargai. Bahkan aku menganggap seketika itu, semua urusan menjadi beres.
Contoh:
"Non, besok laporannya dikumpulkan, ya." kataku memberi tugas pada muridku.
"Siap.," jawabnya dengan nada mantap. Kadang ada dari mereka mengulangnya sampai dua atau tiga kali. Jadinya, "siap, siap, siap."
Ketika aku menasehati anakku, aku mengatakan,”Makanya kalau mengerjakan sesuatu itu jangan mepet-mepet tapi jauh hari sebelumnya. Biar nggak kerepotan begini."
"Siaap" sahut anakku segera.
Atau ketika aku berkata pada rekan kerjaku,”Bu, mohon maaf, saya tidak bisa hadir lebih awal tapi terlambat. Boleh kan?”
Ia langsung menjawab, "siap" juga.
Nah, pada saat aku berkata pada seorang penjahit langgananku. "Mbak, besok bajunya mau saya ambil karena akan saya pakai ke pernikahan teman. Bisa kan?" Ia juga menjawab 'siap' dengan penuh meyakinkan.
He he he.. ternyata enak juga, ya jadi komandan. Apa yang dikatakan selalu dijawab siap. Tapi tunggu dulu, mungkin ini perbedaan yang lain dari kata siap yang digunakan di lingkungan militer dan sipil. Kalau di lingkungan militer, orang yang menjawab siap pasti segera melaksanakan instruksi. Namun, di sipil tidak selalu demikian.
Dari sekian jawaban siap yang kuterima, tidak selalu dikerjakan oleh orang yang mengatakan. Siswa yang kusuruh mengumpulkan laporan, ternyata laporan itu belum jadi dan mengumpulkannya terlambat. Anakku yang kunasehati agar ia tidak lagi mengerjakan sesuatu dengan jurus kepepet ternyata dia mengulangi lagi. Begitu pula teman yang kumintai izin kalau aku datang terlambat, dia malah menjadi sewot. Lebih parah lagi dengan si tukang jahit. Ketika jahitannya kuambil, ternyata masih berbentuk kain, belum diapa-apakan. Ladala..
Lantas, sebenarnya kata 'siap' itu maknanya apa, sih? Jawaban Anda adalah...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Siap" mirip dengan jawaban "beres", Bu. Benar sekali maknanya kembali kepada masing-masing individu mengenai jawaban tersebut. Semoga kata siap menjadi penggerak untuk melakukan/melaksanakannya sesuai konteks yang dimaksud. Salam sukses, Bunda.
Kata siap yang penuh makna...salam kak
Mantap Bu tulisannya
Mantap bu tulisannya
Siap mengikuti Bunda..... Sukses selalu..salam Literasi
Siap dikalangan sipil kadang2 ngeyel.
Siap banyak arti..he..he..
Siap , orang sipil menurut saya bermakna" iya, atau, insya Allah.tulisan ibu keren
siap..membaca tulisan bu riful selanjutnya....
menjawab siap bu.
Siap Bunda
kata itu sering juga yang sering ku ucapkan. Siap....salam kenal