Dalam hitungan hari, sebagian besar wilayah di daerah Demak akan melaksanakan pilkades. Berbagai persiapan sudah dilakukan oleh calon kepala desa. Begitupun juga dengan warga desa mereka menyambut euforia dengan suka ria. Mereka menganggap bahwa ini adalah pesta rakyat. Karena tiap calon harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk biaya politik mereka. Sebagai contoh adanya uang saweran, biaya jagongan dan biaya lain contohnya adanya biaya gapit (tim sukses). Dalam tiap perhelatan pilkades kadang kadang calon bertindak irasional. Penulis yang merupakan pendatang di kabupaten Demak, kadang merasa miris dengan langkah langkah yang dilakukan para cakades. Mereka seolah olah tidak memikirkan dampak bila calon tersebut tidak jadi.

Yang ada dalam benak mereka bagaimana cara menandingi langkah langkah yang dilakukan calon pesaingnya. Ambil contoh bila jumlah pemilih suatu desa sebanyak seribu orang dan calon tersebut mengeluarkan Rp. 100.000,00 per orang maka calon tersebut harus mengeluarkan biaya 100 juta rupiah. Biaya tersebut belum biaya biaya "extra" yang lain. Bahkan konon kabarnya bahkan ada yang mencapai 1 milyar.

Dari hal tersebut di atas tentu dapat kita simpulkan bahwa jabatan kades (masih) merupakan jabatan yang menggiurkan bagi banyak orang. Tidak hanya menggiurkan tapi juga merupakan jabatan yang pretisius bagi orang yang ada desa. mugkin ada rasa bangga bila seseorang menyandang jabatan kepala desa. Selamat melaksanakan pilkades, semoga tetap menjaga ketertiban dan keamanan bersama.