Nostalgia Ramada di Masa Kecil
Siapa yang tak terkenang indahnya momen Ramadan di masa kecil? Bulan suci yang penuh berkah ini selalu meninggalkan jejak kenangan manis yang sulit untuk dilupakan. Dari aroma sahur yang menggema di rumah hingga keceriaan bermain petasan di malam hari, setiap detik Ramadan membawa kehangatan dan kebersamaan yang tiada tara.
Di masa kecil, bangun untuk sahur selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan. Terdengar suara gemerincing sendok dan bau harum masakan ibu yang menggugah selera. Suasana tenang dan khidmat memenuhi ruang makan, sementara lampu kecil menyala redup memecah kegelapan malam. Saat itulah keluarga berkumpul, berdoa bersama, dan menikmati sajian lezat untuk menunjang ibadah puasa yang penuh berkah.
Setelah berbuka, malam Ramadan selalu dipenuhi dengan keceriaan anak-anak yang tak sabar menanti waktu bermain petasan. Suara letupan kembang api dan tawa riang memecah keheningan malam. Di sepanjang jalan, terdengar takbiran yang menggema, memperindah suasana Ramadan yang penuh kegembiraan. Setiap sudut kota disulap menjadi tempat bermain yang menyenangkan bagi anak-anak, menjadikan malam Ramadan begitu berkesan dan penuh warna.
Masa kecil adalah masa di mana segalanya terasa begitu indah dan penuh keceriaan, begitu pula saat Ramadan tiba. Ingatan akan aroma masakan khas Ramadan yang menggoda selera, seperti ketupat, opor ayam, kolak, dan makanan lezat lainnya, selalu membuat kita merindukan momen-momen bahagia di masa lalu.
Salah satu kenangan paling berkesan bagi banyak dari kita adalah saat pertama kali berpuasa di bulan Ramadan. Meskipun mungkin hanya mampu berpuasa setengah hari atau sekadar mencoba untuk ikut berpuasa bersama orang tua, namun semangat dan kebahagiaan yang terpancar dari setiap langkah kecil itu sungguh tak ternilai harganya.
Selain itu, tak lupa pula dengan kegembiraan saat menunggu waktu berbuka tiba. Saat-saat yang penuh antusiasme ketika kita duduk bersama keluarga untuk menunggu azan maghrib berkumandang, seolah menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu dalam sehari.
Bukan hanya soal makanan dan minuman yang lezat, tetapi juga kebersamaan yang tercipta di bulan suci Ramadan. Tradisi berbuka puasa bersama keluarga, tetangga, dan sahabat, serta berbagi rezeki dengan yang membutuhkan, menjadi bagian tak terpisahkan dari nostalgia Ramadan masa kecil.
Tak hanya itu, momen sahur juga memiliki cerita tersendiri. Bangun tengah malam untuk menikmati hidangan sahur bersama keluarga, meskipun terasa mengantuk, tetapi kebersamaan dan kebahagiaan yang tercipta membuat semuanya terasa begitu istimewa.
Nostalgia Ramadan masa kecil juga tak lepas dari tradisi shalat tarawih di masjid bersama teman-teman sebaya. Suasana khidmat dan penuh berkah saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an, serta berbagi doa dan harapan untuk diri sendiri dan orang-orang tercinta, menjadi pengalaman yang selalu membekas di hati.
Mungkin kita tak bisa kembali ke masa kecil, namun kenangan indah Ramadan di masa lalu selalu menjadi sumber inspirasi dan kebahagiaan di tengah hiruk pikuk kehidupan dewasa. Semoga nostalgia Ramadan masa kecil selalu menghangatkan hati dan mempererat ikatan kekeluargaan di setiap tahunnya.
Tulisan ini ditujukan dalam rangka semarak Ramadhan dalam kegiatan Ngabubuwrite JUMANTARA yang diselenggarakan Media Penulis Garut x Penulis Islami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap