KEBIASAAN ORANG MINANG DALAM BERUCAP SYUKUR

Oleh : Rinaldi Gunawan

****

Syukur atas nikmat dan karunia dari sang pencipta, memang menjadi kontroversi dari diri individu, namun penulis teringat betapa cerdasnya ungkapan kata dari orang Minang, karena segala sesuatunya sering terucap kata "SYUKUR"

Kata- kata sederhana itu sering kali diucapkan oleh kalangan Minang, seperti contoh, sibadu dapat kecelakaan tapi kakinya patah, jawaban yang sering diucapkan oleh orang Minang biasanya, Alhamdulillah, SYUKURLAH patah, masih diberikan kesempatan hidup, bahkan kadang kala, sepahit apapun kondisi nya, orang Minang tetap berucap syukur, seperti contoh : Sibadu meninggal karena kecelakaan, jawaban yang sering dilontarkan orang Minang " SYUKURLAH meninggal", kalau tidak kita kasihan melihat kondisi keluarganya.

Kebiasaan tersebutlah membuat bahasa syukur yang telah mendarah daging dari ucapan Minang, sudah sepatunya kita bangga akan karekter, etika dan bahasa orang Minang yang dari zaman dahulu telah menjadi kebiasaan baik yang patut kita lestarikan, hal tersebut tidak terlepas dari cara dan rasa syukur yang kita jalani.

Seindah-indahnya kehidupan yang telah kita lalui, sudah sepatunya kita sebagai insan yang menjalani kehidupan Didunia mengungkap kata syukur, ya itu syukur bukan khufur.

Kata syukur hanya dimiliki oleh orang-orang yang selalu merasakan nikmat dari yang kuasa tanpa ada cercaan atau landasan diri dari bahasa negatif, ya sudah seharusnya kita selalu berfikir positif terhadap segala situasi.

Seberapa besar kenikmatan yang diberikan oleh yang kuasa, sudah sepatunya kita sertai dengan rasa syukur, rezeki yang kecil sekali pun, harus tetap didasari dengan rasa syukur.