Tulisan ke-869

....

Reina anak yang riang dan lincah. Dia tak bisa diam, sukanya menghabiskan waktu di kamar dengan bernyanyi. Dia ingin sekali bisa main piano, sayang orang tuanya tak mau membelikan untuk si Reina. Akhirnya dia hanya membeli kotak pensil yang ada pianonya.

Dengan piano kecil itulah Si Reina belajar bernyanyi dan mengenal tinggi nada. Kasihan Si Reina pas ada nada tinggi dan rendah lebih dari dua angka. Karena di sana hanya tersedia satu angka notasi rendah dan satu tinggi.

Si Reina yang tak bisa diam, dia juga aktif di pramuka. Tiap hari Jum at dia latihan pramuka di sekolahnya. Tiap hari Minggu dia ikut latihan pramuka gabungan dengan sekolah lain. Wah ini lebih seru belajar pramukanya. Yang melatih pun bukan hanya kakak yang sekolah di SPG, melainkan guru SMA yang sudah lebih pengalaman. Seru bukan???

Suatu hari Si Reina kecelakaan. Dia bersama sepupunya sedang mencari ikan di sungai. Di sungai itulah kemudian dia terjatuh, karena kakinya menginjak batu yang licin. Kepalanya mengenai batu besar itu, menjadi sebab dia tak sadarkan diri.

"Aku di mana ini? Aku pengen pipis. " Kata Reina kepada ibunya.

Diantarkanlah si Reina ke kamar mandi yang tak jauh dari kamarnya. Ruangan Dengan nuansa serba putih, di rumah sakitkah?

"Kamu tadi terjatuh, saat mencari ikan. Ini di rumah sakit, tepatnya di ruang UGD." Kata ibu Reina menjelaskan.

"Maaf ya Buk, jadi merepotkan. Dan membuat ibu sedih." Kata Reina sambil memeluk ibunya.

Bersambung