Rendahkan Dirimu pada Suamimu, Sebelum Semuanya Terlambat! (Part 1)
“Tidak ibu! Aku bilang tidak!”
“Kenapa nak? Nak Sahrul itu orang nya baik lho, punya penghasilan tetap, ngerti sama agama!”
“Aku bilang tidak ya tidak bu! Ibu jangan paksa-paksa aku!” sambil menangis Aryani masuk ke dalam kamar sambil membantingkan pintu.
Braaaak!!!
Begitulah Aryani, wanita berparas cantik dan pintar yang menjadi rebutan pria-pria di kampusnya, memiliki watak keras kepala persis seperti ibunya dahulu.
“Sudahlah bu,, jangan terlalu dipaksa, biarkan Aryani memilih pilihannya sendiri”, bapak menenangkan istrinya yang sama keras dengan watak anaknya.
“Ibu tidak mau kesalahan ibu dahulu terulang pada Aryani pak!” huhuhu.. ibu masih saja menangis sesenggukan.
Peristiwa kelam masa lalu itu ternyata masih melekat erat di benak ibu selama ini. Calon yang dipilihkan orang tuanya ditolak mentah-mentah oleh Dini muda karena lebih memilih pujaan hatinya sekalipun tidak mendapat restu dari orang tua. Benarlah sabda baginda Rasulullah Saw “Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua dan murka-Nya terletak pada kemurkaan keduanya.” (Riwayat Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi) ,lelaki yang dibangga-banggakan oleh Dini muda pergi mencampakkannya begitu saja setelah ia menikmati saripati bunga, beruntunglah Imron lelaki pilihan orang tuanya masih mau menerima Dini muda dengan segala kekurangan yang ada, hingga saat ini ia tetap setia.
Sebulan dua bulan berlalu, Aryani masih tetap pada pendiriannya. Ia lebih memilih lelaki pujaan hatinya yang tak jelas asal usulnya hanya karena lelaki itu berparas tampan dan kaya melebihi teman pria lain di kampusnya. Siapa yang tak bangga ia berhasil merebut hati pujaan banyak wanita?!. Tapi keputusan itu akhirnya luluh juga oleh penyakit ibu yang semakin hari semakin parah saja. Meskipun Aryani sering beradu mulut dengan ibu, namun di lubuk hatinya yang terdalam ia tetap menyayangi ibu yang telah lelah mengandung sembilan bulan lamanya.
Singkat cerita pernikahan itu pun akhirnya terlaksana. Mungkin ini adalah jawaban do’a dari seorang ibu yang ingin melihat anaknya hidup bahagia. Sahrul, pemuda yang baik hati itu kini menjadi pendamping hidup Aryani, sebagai suami ia ingin selalu membahagiakan hati istrinya. Tapi tidak demikian halnya dengan Aryani, ia masih berfikir bahwa ini nikah paksa!. Aryani berperilaku tak selayaknya seorang istri, ia tak pernah melayani suaminya baik lahir maupun batin. Ia lebih sering menghabiskan waktu untuk karier dan teman-teman hang out nya. Tahun-tahun pun berlalu dengan begitu cepatnya, tapi tak sedikitpun rasa cinta itu hinggap di hati Aryani. Ia masih saja membenci Sahrul suaminya dan menganggap Sahrul lah yang telah menghancurkan cinta sejatinya.
“Dik, sudah lima tahun kita membina rumah tangga, apakah adik tidak ingin memiliki momongan?”
“Apa? Momongan? Aku tidak sudi memiliki anak darimu mas!.”
Sahrul hanya beristigfar dalam hati dan berdo’a semoga istri yang ia cintai diluluhkan hatinya.
Perih menyelimuti percakapan malam itu!
Bersambung...
#Cimahi, 31052018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah ceritanya seru bu Rini, lanjutkan
Hehe.. Iya bapak, coba menuliskan cerita dari seorang ustadz, kata beliau ceritanya kisah nyata
Ditunggu kelanjutannya bunda
Hehe.. Insya Alloh bunda ^_*
Waah...dalam ini ceritanya. Lanjut...bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Hehe.. baik bunda,, terima kasih sudah di confirm ^_^
ko bisa lima tahun belum muncul rasa cinta?......
Ditunggu sambungannya ya
Hihi.. iya Insya Alloh ibu ^_*