Rini Apriani Kartini

Navigasi Web
Tahun Ajaran Baru Semangat pun Harus Baru!

Tahun Ajaran Baru Semangat pun Harus Baru!

Hari ini adalah hari ke dua di tahun ajaran baru 2018/2019. Saya ingin tahun ini penuh dengan kreativitas. Dengan pembelajaran yang kreatif saya mengharapkan anak didik saya tidak bosan untuk belajar di kelas dan tentunya hasil belajarnya akan meningkat dari tahun sebelumnya.

Untuk kelas 6 tahun ini saya memulai pembelajaran dengan mengetes kemampuan siswa tentang penjumlahan, dimulai dari penjumlahan tidak menyimpan dengan angka yang kecil, hingga penjumlahan menyimpan dengan angka yang cukup besar, dan hasilnya cukup memuaskan untuk penjumlahan, hanya ada empat orang anak yang kurang dan selebihnya lumayan bisa menyelesaikan soal meski sering ada yang masih kurang hati-hati karena mereka berebut lari ke meja guru untuk mendapatkan bintang prestasi. Ya! saya memang suka memakai cara ini dalam pelajaran matematika, cara ini meringankan saya dalam memeriksa jawaban dan saya bisa melihat kemampuan siswa satu persatu. Selama ini, dengan cara ini, anak-anak lumayan antusias. Kurang lebih seperti ini yang biasa saya lakukan, saya bacakan satu soal kemudian anak-anak langsung mengisi soal tersebut, bagi anak yang sudah selesai mengerjakan langsung memberikan hasilnya kepada guru, anak yang paling cepat dan benar berhak mendapatkan bintang prestasi, tapi jika hanya cepat namun jawabannya salah ia harus menanggung resiko untuk nilainya berkurang. Dalam hal ini anak-anak dilatih untuk berkompetisi secara sehat tapi tidak mengabaikan aspek ketelitian. Sementara anak yang agak lambat dan kurang ia terus berusaha untuk memperoleh jawaban yang benar, karena selalu saya katakan “belum betul nak” jika jawabannya salah dan ia kembali ke bangkunya untuk mengotretnya kembali sampai jawaban yang diminta benar adanya. Dengan demikian saya mudah menilainya, karena kebanyakan nilainya 100.

Setelah itu saya mulai bercerita tentang “Ayumi yang Ingin Selalu Pamer”. Siswa menyimak cerita dengan seksama, kemudian di akhir saya meminta siswa untuk menuliskan cerita yang mereka simak di daun pohon geulis. Lucu juga melihat ekspresi dari anak-anak ketika saya suruh menuliskan apa yang mereka simak, “kerang-kerung” dahi mereka memikirkan apa yang harus mereka tulis di daun tersebut, ada juga yang sampai 10 menit berjalan baru bisa menggerakkan pulpen mereka. Dibalik kebingungan mereka, finally cukup baik apa yang mereka tuliskan, sebagian besar sudah bisa menyusun kalimat-kalimat dengan runtut, saya jadi tambah semangat untuk terus mengasah kemampuan menulis mereka, tentunya dengan cara-cara yang berbeda pula.

Di akhir pembelajaran kami bersma-sama menyanyikan lagu “Twinkle-Twinkle Little Star” diiringi musik dengan penuh semangat. Untuk selanjutnya mereka harus mencari arti kata per kata dari lagu tersebut di rumah.

Jika pembelajaran kita rencanakan sebelumnya, lelah pun tidak akan terasa. Ada kepuasan tersendiri meskipun pembelajaran jauh dari kesempurnaan. Berbeda jika kita masuk ke kelas “seadanya” tanpa ada persiapan, yang ada hanya kekesalan jika anak liar tak terarah di dalam kelas. Semoga kami bisa terus semangat dan bisa menyemangati lingkungan sekitar. Aamiiinn….

#Menunggu Finger Print 17/07/2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju banget

17 Jul
Balas



search

New Post