Bukan Gaya Baru

By Rini Sulastri

Berawal dari sebuah surat pemberitahuan yang meluncur di media sosial, terbersit untuk mengomentari karena beberapa poin tidak sesuai dengan aturan penulisan yang benar. Sebagai tim literasi yang diberi tugas menangani Wajah bahasa di ruang publik dan pernah mengikuti webinar tentang Pengutamaan bahasa Indonesia yang dipelopori kantor bahasa banten, perlu pembenahan terutama tentang penulisan surat.

Apa yang terjadi?

Penulisan bahasa surat yang sudah digunakan bertahun tahun ternyata masih banyak yang harus dikoreksi. Dari mulai pembuka surat, isi surat, penutup dan tembusan bagi surat dinas harus dengan penulisan yang benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Tidak mudah untuk merubah kebiasaan yang sudah dilakukan bertahun tahun, karena melibatkan banyak orang. Teknologi komputer memudahkan kita untuk menyimpan file dan dengan mudah di salin tempel tinggal mengubah momen dan waktunya. Sehingga kesalahan akan selalu berulang.

Untuk memperbaikinya semua pihak harus sepaham, sehingga semua harus siap memperbaiki bersama. Yang harus ditanamkan adalah bahwa kita semua tidak boleh alergi dengan kritik, juga tidak berpikir negatif jika diberi masukan.

Oh, jadi sekarang penulisan surat ada gaya baru? Sebuah pertanyaan itu muncul dari tatausaha yang biasa membuat surat. Eits jangan salah ya? Ini bukan gaya baru ya. Sebenarnya ini tidak akan terjadi jika ilmu itu dimiliki. Literasi sangat perlu. Jadi hayu sama sama saling koreksi, segera koreksi jika ada kesalahan dan bertanyalah jika tidak tahu. Kita junjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita. Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing.

Sumurbuang, 31 Mei 2022