Oleh Rini Sulastri

Pagi itu saya baru selesai pembelajaran daring. Padahal lebih suka tatap muka langsung, kebetulan sedang membahas tentang pH atau derajat keasaman suatu larutan.

Ada sesuatu yang terbersit karena belum sempat mampraktikan bagaimana membuat cairan ajaib yang menggunakan limbah buah dan sayuran dari pada di buang sayang bisa dimanfaatkan. Kutelepon teman guru yang kebetulan juga sebagai tim adiwiyata.

^Mbak ... hayu kita buat eco enzim " kataku sambil sedikit maksa.

Ternyata beliau sangat bersemangat dan siap mendatangkan anak anak adiwiyata.

Kami siapkan toples plastik, gula merah, pisau dan penakar volume. Dan juga tak lupa limbah buah dan sayuran yang sudah disiapkan dari rumah.

Kami pilih pilih sampah kulit buah dan sayuran yang masih bagus kemudian di cuci. Sebenarnya gampang proses pembuatannya. Kami membuat larutan gulanya 0,5 kg dalam 5 liter air kemudian masukkan sampah kulit buah 1,5 kg yang sudah di cuci, kemudian tutup rapat. Proses fermentasi ini berlangsung selama 3 bulan menurut pengetahuan yang kami dapatkan dari nara sumber komunitas eco enzim nusantara. Yang sangat menarik dari cairan hasilnya nanti memiliki banyak manfaat dari mulai untuk pupuk, cairan antiseptik, tonik, penghilang gatal dan masih banyak khasiatnya. Ini kami dapat dari narasumber juga yang seorang ahli kesehatan dan ahli pertanian.

Sebenarnya kami juga belum bisa membuktikan karena memang belum pernah mencoba. Eco enzim yang baik jika memiliki pH kurang dari 4. Jadi bersifat asam.

Sudah di beri label tinggal menunggu proses fermentasi selama 3 bulan untuk bisa panen. Pemanfaatan limbah untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat sama dengan kita melindungi lingkungan kita.

Yuk kita jaga dan lindungi lingkungan kita.

Salam Eco Enzim

#gurusiana

Sumurbuang, 15 Feb 2022