Setiap fenomena yang ada di alam ini terjadi karena kehendak Ilahi. Seperti fenomena alam yang sangat menakjubkan yang terjadi pada kupu- kupu ataupun katak yang biasa kita sebut sebagai proses Metamorfosa. Dari seekor ulat yang mungkin banyak menjijikkan banyak orang, menjadi kepompong hingga berubah menjadi kupu- kupu yang indah dan warna-warni. Dari berudu yang hidup di air menjadi katak yang bisa hidup di darat. Dan ternyata proses itu juga terjadi pada manusia. Metamorfosa manusia yang merupakan makhluk sosial yang mampu mengendalikan dan mengatur dirinya sendiri menuju perubahan ke arah positif.

Metamorfosa kehidupan manusia, ditandai dengan berubahnya perilaku yang lebih baik dari sebelumnya. Ini menyangkut metamorfosa diri, sebab yang berubah adalah sikap, perilaku, dan cara berpikir seseorang. Dimana proses itu tidak secara instan bisa mengubah pola pikir manusia, semua harus dilakukan dengan usaha dan ikhtiar yang kontinu dan konsisten. Harus dibarengi dengan niat untuk menjadi lebih baik. Melakukannya mulai dari hal- hal kecil yang bisa menjadikan hidup ideal, dan pasti butuh waktu yang lama. Karena semua dilakukan melalui proses yang alami dan tidak buru-buru.

Sebagai rasa syukur akan perjalanan yang pernah mengubah hidup, aku mencoba memaknai salah satu dari banyak peristiwa.... DARI BIASA MENJADI LUAR BIASA.

Setiap pagi, setiap hari, selama 20 tahun kegiatanku adalah mengajar, membuat soal, koreksi, menyiapkan materi, mengisi nilai rapor, dan semua pernak- pernik kegiatan guru. Canda tawa bersama siswa, mendengar curahan hati siswa, adalah makanan sehari-hari. Sengaja aku jalin keakraban bersama siswa, agar aku bisa mengetahui metode belajar yang bagaimana yang cocok untuk siswa.

Terkadang muncul rasa jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja. Kalau dibiarkan sungguh tidak pantas melihat diri kita sebagai pendidik yang hanya berpangku tangan tidak melakukan apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa. Suatu ketika ada teman dekat yang menawari aku untuk mengikuti kegiatan workshop yang di selenggarakan oleh IGI ( Ikatan Guru Indonesia) kota Batu. Tanpa berpikir panjang aku menerima tawaran itu, meski harus merogoh kocek sendiri. Tak tanggung-tanggung setelah menyaksikan acara workshop itu aku langsung mendaftarkan diri menjadi anggota IGI Kota Batu. Karena aku membaca, bahwa kegiatan IGI ke depannya bisa membuat kita menjadi guru yang kreatif.

Memang benar prediksiku, bahwa dengan ikut kegiatan IGI, wawasan kita akan bertambah. Setelah workshop Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Berbasis IT ( in- on-in), akhirnya aku mau tidak mau, sempat tidak sempat wajib menghasilkan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas). Dan, Alhamdulillah ternyata aku bisa. Kalau tidak ada tuntutan seperti itu, mungkin aku tidak akan berpikir menghasilkan karya. Karena merasa ketagihan, selanjutnya ikut acara Pelatihan Menulis yang bekerjasama dengan Mediaguru ( MG ). Niat awal ikut pelatihan agar aku bisa membuat buku pembelajaran buat siswa. Agar bukuku layak tampil didepan siswa, maka rasa ingin tahu tentang pelatihan ini sangat tinggi. Di sini kita diberi wawasan tentang seluk beluk menulis, bagaimana cara membuat ide, hingga bagaimana cara publikasinya/ proses cetaknya. Dalam pelatihan ini aku bisa menghasilkan outline naskah beserta hasil tulisan dari outline tersebut meskipun amat sangat sederhana. Dengan motivator dan pembimbing yang handal, Pak Muhammad Ihsan dan Pak Eko Prasetyo, pelatihan ini sungguh mengesankan.

Langkah ini aku sempurnakan dengan mengikuti MWC ( Mediaguru Writing Camp) yang dengan bimbingan lebih detail lagi dari pelatihan sebelumnya. Dan disini aku betul- betul fokus dan ada dorongan kuat untuk bisa menyelesaikannya. Dalam waktu satu bulan, bisa menghasilkan 2 buku, rasanya seperti mimpi.

Aku bersyukur, proses metamorfosa hidupku yang awalnya guru BIASA tanpa karya berusaha menjadi lebih baik..... ingin menjadi guru yang LUAR BIASA dengan beribu karya.

📚📚📚📚