Rini Yuliati

Seorang ibu dari dua orang putri yang ingin belajar merangkai huruf sehingga menjadi bermakna. Tinggal di sebuah kota kecil di Kebumen, Jawa Tengah. Profesi mom...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembajakan Buku, No Way

Pembajakan Buku, No Way

Ternyata tidak hanya kaset yang dibajak tapi buku juga. Sebenarnya saya tidak mengetahui perbedaan secara kasat mata antara buku original dan buku bajakan. Apakah ada perbedaan jenis kertas dan tampilannya? Ataukah sama persis? Membeli buku bajakan berarti tidak menghargai sebuah karya. Si pembajak yang kaya sementara penulis tidak mendapatkan apa-apa. Oh miris sekali. Dalam postingannya di FB, Bang Tere Liye menceritakan bagaimana caranya agar kita tidak terjebak membeli karya bajakan.

Beberapa bulan yang lalu, kebahagiaan menghampiri saya ketika buku solo perdana selesai cetak. Melihat cover itu ada rasa yang tidak bisa dijelaskan. Di saat ada yang memesan, saya bingung. Berapa harga buku saya? Lalu saya mencari pembanding di salah satu platform toko online yang cukup besar. Saya tercengang, betapa murahnya harga sebuah buku novel dari karya penulis terkenal. Buku setebal 200 halaman lebih harganya sekitar 20 ribu sampai 25 ribu. Padahal untuk buku setebal itu seharusnya harganya berkisar 70 ribuan atau 80 ribuan. Ternyata buku murah itu adalah buku bajakan. Lalu bagaimana dengan nasib buku saya yang tidak mencapai seratus halaman. Apakah hanya dihargai 5 ribu rupiah saja? Ah, saya hanya bisa menangis dalam hati. Akhirnya dengan rasa tidak enak hati, buku saya jual dengan harga minim. Sekadar pengganti ongkos cetak. Hiks hiks.

Para pembeli buku mungkin banyak yang tidak mengetahui kalau buku yang mereka dapatkan adalah bajakan. Atau mungkin mengetahuinya namun dengan alasan kantong tipis mereka tetap membeli buku bajakan tersebut. Yang jelas, sebagai orang yang pernah menulis buku, saya menjadi baper tingkat tinggi. Merasakan bagaimana sulitnya menulis paragraf demi paragraf. Coba saja si pembajak disuruh menulis satu paragraf saja. Bisakah?

Dalam postingannya Bang Tere Liye mengajak kita menghargai sebuah karya dengan tidak membeli buku bajakan. Tips untuk menghindari hal itu diantaranya yaitu :

Mendownload aplikasi dari ipusnas, milik Perpustakaan Nasional. Dari sana kita bisa meminjam e-book legal dan gratis. Daftar jadi anggota Perpusda atau perpustakaan sekolah sehingga kita bisa meminjam dan membaca buku gratis Saling pinjam meminjam sesama pecinta novel. Sehingga kita bisa membaca gratis.

Saya lebih cenderung meminjam dari perpusda atau kadang ikutan nebeng si sulung yang meminjam di perpustakaan sekolah. He he. Sampai saat ini saya belum pernah membeli buku "murah" di toko online. Paling banter nunggu ada bazar buku murah baru hunting di sana. Mari kita menghargai karya orang lain.

Kebumen, 19 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post