Micin Bikin Bucin, Ah Masa?
Micin Bikin Bucin, Ah Masa?
#tantangangurusiana
#hari ke-90
Hai kaum milenial, mohon izin saya pinjam istilah kalian ya, yakni “bucin”. Bagi yang belum kenal dengan istilah ini, sebenarnya bucin adalah singkatan dari budak cinta. Pasti semua sudah pernah merasakan cinta kan? Adakah yang belum? Cucian deh Lo, hehehe. Orang yang sedang dibudak cinta akan menganggap segala sesuatu dari yang dicinta menjadi indah terasa meskipun itu adalah hal yang paling menyakitkan sekalipun. Mereka akan rela berkorban jiwa, raga, harta dan nestapa asal sang pujaan bahagia. Mereka telah kehilangan logika, tidak bisa lagi membedakan yang baik dan buruk bagi dirinya maupun orang-orang di sekitarnya. Karena itu, mereka menjadi terlihat seperti orang “bodoh”. Bagaimana tidak tampak bodoh, lawong tahi kucing pun bisa berasa coklat, hehehe.
Lalu apa hubungan micin dengan kebodohan yang melanda? Sebelum jauh lagi pembahasan kita kesana, kenalan dulu yuk dengan micin! Micin yang biasa kita jadikan sebagai bumbu penyedap pada beraneka resep masakan, mempunyai nama ilmiah monosodium L - glutamate (MSG). Dalam keseharian, micin juga dikenal dengan istilah vetsin.
Masyarakat banyak yang menganggap bahwa mengkonsumsi micin dapat berbahaya bagi kesehatan dan bahkan dijadikan kambing hitam sebagai penyebab kebodohan. Karena itu, kalau ada seseorang yang berbuat suatu kebodohan atau kekonyolonan-kekonyolan masyarakat biasa menyebut mereka dengan istilah “generasi micin”. Disebut demikian karena mereka dianggap sudah terbiasa diberikan makanan-makanan yang mengandung micin sehingga mereka menjadi bodoh. Haloooo, bukankah sudah ada pepatah lama, “rajin pangkal pandai, malas pangkal bodoh”, hehehe. Sampai sekarang belum ada pepatah pengganti “micin pangkal bodoh lho”. Jadi, kira-kira faktor utama kebodohan ini micin atau malas ya? Baiklah, mari kita coba ulas dari faktor yang sering dijadikan kambing hitam penyebab kebodohan, yaitu micin.
Micin bernama ilmiah monosodium L - glutamate (MSG), dengan rumus molekul C₅H₈NO₄Na. MSG adalah bentuk garam natrium dari asam amino non-esensial, asam glutamat, C₅H9NO₄. Asam amino non-esensial adalah golongan asam amino yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh kita. Dengan demikian senyawa glutamat ini telah ada secara alami dalam tubuh kita. Senyawa glutamat yang diproduksi tubuh ini berfungsi sebagai neurotransmitter yang berperan membawa sinyal antara sel saraf (neuron) ke sel saraf target. Neurotransmiter berperan penting bagi otak dalam mengatur kinerja berbagai sistem tubuh. Glutamat yang kita konsumsi melalui makanan berperan sebagai sumber energi utama untuk usus halus dalam penyerapan zat gizi. Bahkan hanya 4% glutamat yang keluar dari usus halus dan digunakan oleh organ tubuh lain, sedangkan sisanya (96%) habis digunakan sebagai energi usus halus.
Secara komersial, MSG diproduksi melalui proses fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Brevibacterium lactofermentum. Secara garis besar proses produksi MSG melalui tahap-tahap persiapan bahan baku dan bahan pembantu, fermentasi, kristalisasi, dan netralisasi serta pengeringan dan pengayakan.
Oleh karena senyawa glutamat ini secara alami sudah ada di dalam tubuh kita, maka metabolisme glutamat pada MSG yang kita konsumsi tidak berbeda dengan asam glutamat yang ada dalam tubuh kita. Dengan demikian, MSG diyakini aman untuk dikonsumsi sebagaimana garam, gula, rempah-rempah, dan vitamin. MSG berdasarkan peraturan BPOM dan Kementerian Kesehatan dinyatakan “aman” dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 33 Tahun 2012. Bahkan JECFA (Joint FAO/WHO Expert Committeron Food Additive) menyatakan bahwa batas konsumsi harian seseorang terhadap glutamat, baik dalam bentuk asam ataupun garam (MSG), adalah ADI (Acceptable Daily Intake) not specified (artinya, tidak ada batasan khusus dalam konsumsi MSG, kita dapat menggunakan secukupnya). Selain diproduksi secara alami oleh tubuh, glutamat juga terdapat secara alami pada tomat, keju, jamur, buah, sayur, dan air susu ibu (ASI).
Meskipun demikian, hendaknya kita tidak mengkonsumsi MSG secara berlebihan. FDA (Food and Drug Administration) telah menetapkan batas aman konsumsi MSG atau micin adalah sebanyak 120 mg/kg berat badan/hari. Pernah dilaporkan bahwa konsumsi MSG tidak berbahaya bagi otak manusia karena selaput pembatas antara otak dan darah tidak memungkinkan glutamat untuk masuk ke dalam otak. Namun, jika kadar glutamat dalam darah meningkat maka glutamat dalam MSG dapat masuk ke dalam otak. Hal tersebut hanya terjadi saat MSG yang dikonsumsi melebihi batas normalnya.
Lalu, apakah akibatnya kalau kadar glutamat dalam otak meningkat? Dalam otak terdapat reseptor saraf yang bertugas sebagai penerima rangsangan. Glutamat yang berfungsi sebagai neurotransmitter akan membawa berbagai sinyal informasi yang menjadi stimulus bagi reseptor neurotransmitter pada sel target. Apabila jumlah glutamat dalam otak berlebih, maka akan semakin banyak stimulus yang diterima oleh reseptor. Reseptor-reseptor dalam otak jadi terstimulasi (terangsang) secara berlebihan yang bisa berakibat pada kematian neuron. Neuron adalah sel-sel saraf di otak berperan menjalakan fungsi kognitif otak. Jadi, dengan matinya neuron berarti fungsi kognitif otak akan menurun. Mungkin karena inilah dikatakan micin bisa membuat kita bodoh. Hehehe.
Bagaimana, sudah jelaskan penjelasan ini? Kalau belum jelas juga, mungkin sudah saatnya kita mengurangi konsumsi micin. Hahaha. Wassalam.
Sumber: Anonim. 2018. Mana yang Lebih Bahaya, Kebanyakan Micin atau Garam? Online, https://www.liputan6.com/health/read/3236489/mana-yang-lebih-bahaya-kebanyakan-micin-atau-garam, diakses tanggal 18 Mei 2019.
Budiyanto, M. A. K. 2011. Proses Produksi MSG (Monosodium Glutamat). Online, https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/07/proses-produksi-msg-monosodium-glutamat/, diakses tanggal 18 Mei 2019.
Fadilah, R. dan Ardiansyah. Cerdas dalam Mengonsumsi MSG. Online, https://www.bakrie.ac.id/en/berita-itp/artikel-pangan/1810-cerdas-dalam-mengonsumsi-msg, diakses tanggal 18 Mei 2019. National geographic Indonesia. 2017. Menurunnya Fungsi Kognitif Otak Akibat MSG. Online, https://nationalgeographic.grid.id/read/13308775/menurunnya-fungsi-kognitif-otak-akibat-msg, diakses tanggal 18 Mei 2019. Olivia. 2019. MSG: Meningkatkan Nafsu Makan, Tetapi Selalu Disalahkan. Online, https://www.sehatq.com/artikel/apakah-benar-MSG-aman-untuk-kesehatan, diakses tanggal 18 Mei 2019. Putra, A. 2019. Mengenal Neurotransmitter, Si Pembawa Pesan Dalam Tubuh. Online, https://www.sehatq.com/artikel/neurotransmitter-adalah-pembawa-pesan-dalam-tubuh, diakses tanggal 18 Mei 2019. Redaksi DokterSehat. 2019. Bahaya Micin (Penyedap Rasa) bagi Kesehatan Bila Dikonsumsi Berlebih. Online, https://doktersehat.com/bahaya-penyedap-rasa-bagi-kesehatan/, diakses tanggal 18 Mei 2019.
Sartika, R. E. A. 2018. Penemuan yang Mengubah Dunia: Micin, Serbuk Penuh Kontroversi. Online, https://sains.kompas.com/read/2018/03/15/180100323/penemuan-yang-mengubah-dunia-micin-serbuk-penuh-kontroversi?, diakses tanggal 18 Mei 2019.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereen bgt dik risa. Aq baca smbil smbil senyum2
Trmksh mbak mtk selalu setia mengawasi adiknya ini
Terima kasih infonya, Pak. Sungguh penasaran hubungan micin dan bucin....
Trmksh kembali Bu.. hubungannya erat.. hehe
Pak guru gaul. Fyi, saya udh tinggalin micin dan bucin.
Alhamdulillah Bu, berarti Panjenengan sdh bebas dr cap generasi micin.
Reaksi redoks antara bucin dan micin menghasilkan tulisan yang muaaantap....Serasa mengajar materi smp " bahan pengawet"
Reaksi redoks, haaaa! Hehe ada2 saja Pak ade. Ini jg yg di bahas kn bahan penyedap bukan pengawet
Terima kasih pak jadi tau ilmunya
Trmksh kembali Bu
Zat Aditif pada makanan dapat menghambat kerja Neurotransmitter. Mantap. Oh ya ternyata bapak ya.
Terimakasih kembali Bapak. Smg Smg bermanfaat
Salam kenal Bapak
Salam kenal dr sy Bapak. Trmksh
wow, artinya sesuatu yg berlebihan itu tidak baik, begitu khan pak. micin bagus, tp ada kadar perharinya, gak boleh..bagus artikelnya..salut pak
Betul Pak.. pastinya semua yg berlebihan tdk baik, sbgmn pesan agama kita. Ada jg yg mngtakan bhwa garam lbh brbahaya drpd micin lo
Mantap pak terima kasih ilmunya
Trmksh kembali Bu.. smg bermanfaat
Waaah serasa belajar Kimia ..terimakasih sdh berbagi ilmu ..salam kenal pak Risa
Terimakasih Kembali.. salam kenal Bu Sasmi
Waaah serasa belajar Kimia ..terimakasih sdh berbagi ilmu ..salam kenal pak Risa
Salam kenal Bu Sasmi
Saya selalu mengusahakan untuk tidak menggunakan penyedap rasa waktu memasak
Mgkn ini sbg langkah antisipasi ya Bu.. btl sekali. Tp asalkan penggunannya tdk berlbhn tdk berbahaya kok Bu. Gula dan garam pun dg pemakaian berlebihn jg dpt membahayakan. Malah ada artikel yg menyebutkan garam lbh brbahaya drpd micin krn krndungan natrium dlm garam lbh tinggi drpd di micin
Artikel yang keren menewen Pak. Salam Literasi
Terimaksih Bu.. salam
Terima kasih PakSemakin paham tentang MSG
Trmksh kembali Pak.. smg bermanfaat
Makasih ilmunya...
Trmksh kembali Bapak
Bermanfaat banget tulisannya pak..
Mgkn ini sbg langkah antisipasi ya Bu.. btl sekali. Tp asalkan penggunannya tdk berlbhn tdk berbahaya kok Bu. Gula dan garam pun dg pemakaian berlebihn jg dpt membahayakan. Malah ada artikel yg menyebutkan garam lbh brbahaya drpd micin krn krndungan natrium dlm garam lbh tinggi drpd di micin
Thanks pak ilmunya. Mantap! Jadi gak takut-takut amat. Tak hanya pada micin, semua harus hati-hati....
Trmksh kembali Bapak
Mantap
Trmksh Bu, smg bermanfaat
artikel yang bagus mantap. micin...no
Trmksh Bu.. smg kita sehat selalu.. aamiin
kami tidak biasa menggunakan micin dl setiap mkanan..alhamdulillaah..
Mgkn ini sbg langkah antisipasi ya Bu.. btl sekali. Tp asalkan penggunannya tdk berlbhn tdk berbahaya kok Bu. Gula dan garam pun dg pemakaian berlebihn jg dpt membahayakan. Malah ada artikel yg menyebutkan garam lbh brbahaya drpd micin krn krndungan natrium dlm garam lbh tinggi drpd di micin
Iya ya..mks info nya!