Risda Zuraida

Risda Zuraida, wanita berdarah Aceh asli, terlahir sebagai anak sulung dari enam bersaudara di Samalanga, pada bulan November 1975. Melewati masa kecilnya dan m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Tanpa Sekolah
https://dtinta.wordpress.com/2013/11/25/selamat-hari-guru-untuk-ibu-guru/

Guru Tanpa Sekolah

Terlahir dalam keluarga besar yang berprofesi guru, aku sebenarnya memiliki gen pendidik yang cukup kuat di dalam diriku. Tapi hingga lulus sekolah menengah aku belum punya minat menjadikan guru sebagai pilihan profesi. Pengalamanku menjadi guru hanya mengajar Al Qur'an pada anak-anak di TPA komplek rumah semasa kuliah.

Menjelang lulus SMA, dan akan melanjutkan ke jenjang universitas, orang tua menyarankan aku untuk memilih jurusan pendidikan. Usulan orang tua aku tolak. Pertimbangan ku, karena pada masa itu jurusan pendidikan guru sangat tidak bergengsi. Apalagi jurusan ini lebih banyak dipilih oleh anak-anak dari daerah, anak dengan kemampuan akademis yang lebih rendah (maaf) dibandingkan dengan anak-anak yang memilih jurusan yang dianggap lebih bergengsi. Persepsi keliru dari kebanyakan orang pada saat itu. Pertimbangan lainnya, karena dari pengalaman selama sekolah aku belum menjumpai guru yang menginspirasi sehingga membuatku ingin menjadi guru.

Pada masa itu pemilihan jurusan sama sekali tidak berdasarkan minat dan bakat, tapi lebih diarahkan pada jurusan yang dianggap gampang mendapatkan pekerjaan.

Belasan tahun berselang, ketika aku mulai mengenali potensi dan kekuatan diri, aku menyadari bahwa aku sangat menikmati mengajar, berbagi ilmu dan memberdayakan orang lain. Semangat dan energiku membuncah ketika bertemu orang banyak dan berkesempatan berbagi ilmu. Saat itulah aku merasakan penyesalan karena tidak mengikuti saran orang tua untuk memilih jurusan pendidikan ketika akan melanjutkan kuliah dulu. Aku berpikir betapa banyak kesempatan yang aku punya untuk berbagi manfaat jika menjadi guru.

Tapi aku tidak mau larut dalam penyesalan, aku yakin ada jalan untuk tetap bisa berbagi ilmu dan bermanfaat dengan profesiku sekarang, karena hal itu menjadi sesuatu yang membuatku bergairah dan berenergi.

Doa dan harapanku terjawab, alhamdulillah. Ternyata menjadi guru tidak harus di sekolah atau di kampus. Aku menikmati belajar menjadi guru di universitas kehidupan, menyerap ilmu yang disajikan oleh semesta, kemudian kembali berbagi pada sesama dengan segenap kemampuan yang aku punya.

Banyak sekali peluang dan kesempatan untuk tetap bisa berbagi ilmu. Bahkan di pekerjaan ku sekarang, Allah berikan kesempatan untuk menjadi guru di semua jenjang pendidikan. Mandat pekerjaan pada isu anak, perempuan dan keluarga, membuka kesempatan untuk bertemu banyak orang. Mulai dari kelompok anak usia dini, sekolah dasar hingga menengah, mahasiswa serta orang dewasa. Artinya pada berbagai kesempatan aku mendapat peran sebagai guru PAUD, guru SD, SMP dan SMA dan dosen bagi mahasiswa.

Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan, Masya Allah. Pengalaman hidup yang sangat berharga. Tidak punya latar belakang sekolah guru, tidak berprofesi guru namun tetap mendapat kesempatan menjadi guru. Terlebih lagi sebagai orang tua, menerima amanah dari Allah untuk menjadi pendidik utama bagi anak-anak di rumah.

Beban mendidik terlanjur terbebankan pada guru dan sekolah saja. Harapan besar diletakkan pada tangan dingin guru untuk membentuk anak-anak mejadi orang-orang berkarakter positif dan berakhlak mulia.

Padahal apapun profesi dan pekerjaannya, setiap orang berkewajiban untuk mendidik, berkewajiban memberikan teladan. Karena suka tidak suka, mau tidak mau, sejatinya SEMUA ORANG ADALAH GURU.

Teruntuk semua pendidik yang dimuliakan Allah, SELAMAT HARI GURU, penuh harap Allah mampukan semua kita menjadi guru pada setiap profesi yang telah diamanahkan.

Allah sebaik-baik pemberi balasan, semoga jasa-jasa guru tercatat sebagai amalan kebaikan yang bernilai pahala jariyah di sisi Allah Rabbul 'Alaamiin.

Sabtu, 25 Nopember 2017, Catatan hati seorang guru tanpa sekolah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post