Dua hari ini berturut-turut guru Seni budaya kami meninggalkan sekolah untuk tempat barunya. Seakan tak percaya namun inilah kenyataannya. Alhasil, mendung kembali dipagi pengarahan terakhir bu Marni. Walikelas 8.2 yang sangat anggun dan rupawan. Ketegarannya tumpah begitu ia menyampaikan salam perpisahan dihadapan seluruh warga sekolah.

4 tahun sudah ia mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak bangsa disekolah ini. Begitu banyak suka dan duka yang kami lewati hingga air mata ini tak terbendung lagi saat ia menjabat tanganku untuk berpamitan. Ah adik manis, rasanya tak ingin aku menangisi perpisahan ini tapi ternyata aku tak mampu. Meski rumah kami berdekatan dan tentu saja kami akan selalu bertemu, namun atmosfir ini begitu mengkontaminasi perasaanku. Menangis bersama rekan-rekan yang lain.

Setelah selesai mengemas barangnya, ia berpamitan dan meminta do'a agar dikuatkan ditempat yang baru. Ada harapan disana, bahwa nantinya ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Mentransfer bakatnya untuk mencerdaskan dan menggali kretivitas penerus bangsa disana. Semoga...

Pekerjaan baru bagi yang ditinggalkan, akhirnya dibagilah peninggalan kelas yang mereka tinggalkan. Mau tak mau, sebagai guru yang belajar profesional tak dapat kuelakkan 2 kelas yang mereka tinggalkan. Berharap nantinya akan datang guru yang benar-benar menguasai bidang Seni Budaya ini. Aamiin...