Pagi ini setelah foto bersama tahunan aku memulai pengajaran Bahasa Inggris di lantai 2. Rencananya aku akan mengambil nilai praktek percakapan. Sebelum memasuki kelas sudah kudengar suara gaduh dari tangga. Rasa takut tak hafal dan melafalkan dengan baik menjadi ancaman bagi mereka tak memiliki nilai tuntas KKM. Maka jadilah suara riuh yang bersahut-sahutan. Tidak terkendali karna memang gurunya belum ada dikelas.

Setelah membuka kelas, satu-persatu kelompok maju sesuai undian yang diambil ketua kelompok. Suara yang ribut menghafal dialog ternyata memancing penasaran tetangga sebelah kami dengan kegiatan saat itu. Dengan santainya ia melenggang masuk kedalam kelas namun tiba-tiba terhenti "maaf ma'am, saya kira tidak ada gurunya" ujarnya terkejut melihatku duduk disudut ruangan. Dengan malu ia minta izin keluar kelas. Sontak saja pemandangan ini membuat anak didikku terdiam dari kegiatannya menghafal. "Ups" hanya itu saja yang keluar dari mulutku menyaksikan kejadian barusan.

Sebisa mungkin kuredam suara anak didikku agar tak ribut seperti tadi. Dari belakang terdengar suara sumbang saling menyalahkan namun dapat ditenangkan dengan satu jari yang kuletakkan didepan bibirku. Sewajarnya kuselesaikan juga mengambil nilai praktek pagi ini meski perasaanku kurang nyaman setelah kejadian tadi. Dan untungnya mereka jadi sedikit tenang hingga akhir pelajaranku.

Ada beberapa pertanyaan yang melintas dikepalaku, salahkah mengajar dengan situasi kelas yang riuh? Bukankah mereka juga bebas mencari informasi dengan bertanya sesama mereka? Dan pastinya itu juga akan membuat suasana kelas ribut kan? Bagiku belajar dengan suasana hening hanya ada pada saat ulangan saja. Biarlah mereka bereksplorasi mencari informasi sebebas yang mereka bisa. Namun bila itu membuat tetanggaku datang mengunjungiku, maka aku bisa apa?