Riska cahyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Lain Dimulut Lain Dihati (part 3, end)

Lain Dimulut Lain Dihati (part 3, end)

Dikarenakan tak lagi ada kegiatan sesudah Ujian Nasional, Meri sering menghabiskan waktunya dirumah saja. Hal ini tentu saja membuat pertemuannya dengan Ryan renggang. Setiap hari mereka berkomunikasi menggunakan video call pengganti perjumpaan mereka. Hal ini memberi jalan untuk Dewi kembali akrab dengan Ryan seperti dulu lagi.

Tak jarang Dewi meminta Ryan menemankannya pergi keluar untuk mencari sesuatu. Gayung bersambut, Ryan yang memang suka menolong orang tidak mampu menolak ajakan sahabat kekasihnya. Awalnya tidak ada perasaan apa-apa di hati Ryan, namun dikarenakan keseringan bertemu ditambah Meri tak lagi mau diajak keluar perasaan Dewi akhirnya terbalas juga. Ada rasa bahagia begitu Ryan menyatakan cintanya pada Dewi. Tanpa fikir panjang merekapun jadian meski sadar ada Meri diantara mereka.

Meri tak merasakan perbedaan Ryan padanya. Komunikasinya dengan Ryan lancar meski jarang bertemu. Hingga suatu hari, Meri melihat Ryan dan Dewi berjalan bergandengan tangan disebuah Mall. Saat itu Meri sedang menemankan Bunda berbelanja. Seakan tak percaya, Meri mencari pembenaran akan apa yang dilihatnya didepan mata. Dari jauh ia mencoba menelfon Ryan. Dikarenakan jadwal menelfon yang diluar jadwal, dengan berbohong Ryan menjawab telfon Meri. Ia tak sadar ada sepasang mata yang memandangnya sedari tadi. Tahu akan siapa yang menghubungi Ryan, Dewi memberi ruang untuk menjawab telfon sahabatnya dulu.

Setelah telfon ditutup mereka melanjutkan perjalanannya ke sebuah tempat makan cepat saji yang ada didalam Mall tersebut. Mereka masih belum sadar ada Meri yang sedari tadi mengikuti dari kejauhan.

Karna Bunda tidak tahu apa-apa mengenai hubungan anaknya, ia membolehkan Meri pergi saat minta izin ingin ke kamar mandi. Ya, Meri memang tak memberi tahu orang tuanya bahwa ia memiliki pacar. Dengan geram di hampirinya pacar dan sahabatnya, tepat didepan mereka ia duduk dengan santai. "Boleh ikutan gak?" Izin Meri sambil duduk sebelum mendengar jawaban mereka. Tentu saja ini mengejutkan mereka yang tak mengira akan bertemu Meri disini. Tak ada jawaban dari keduanya. "Kok bisa ya?, tapi gak apa-apa kita jalan masing-masing aja sekarang ya sayang" dengan sekuat tenaga Meri menahan amarahnya di curangi sahabat dan pacarnya. Sementara Dewi dan Ryan masih tak bisa menyembunyikan perasaan kagetnya bertemu Meri. Seperti terpukau mereka hanya terdiam saat Meri meninggalkan mereka. Ryan pun tak berusaha mengejar Meri saat ia menjauh. Rasa lapar yang tadinya menjadi-jadi hilang begitu saja seperti terbawa angin dingin diruangan ber ac.

Sambil berjalan menuju Bunda, Meri tak mampu menahan tangisnya. Perasaan sedih dikhianati bercampur marah menjadi satu. Dengan mata merah akhirnya ia sampai ditempat Bunda membeli baju. "Kakak nangis?" Tanya bunda heran mengingat tadi anaknya hanya izin ke kamar mandi. Karna tidak dapat menahan perasaannya akhirnya Meri memeluk Bunda sambil terus menangis, tentu saja ini menarik perhatian pengunjung yang ada disekitar mereka. Akhirnya Meri menceritakan kejadian yang baru dialaminya, dengan nasehat Bunda akhirnya ia menjadi lebih tenang sekarang. Ya, sebenarnya ia memang belum diizinkan untuk pacaran oleh kedua orang tuanya.

Tak ada lagi komunikasi diantara mereka. Hingga akhirnya pengumuman lulus di Sekolah, mereka seperti orang asing yang tak mengenal satu sama lain. Anita yang seharusnya menjadi penengah persahabatan mereka pun tidak tahu harus berbuat apa untuk mempertahankan persahabatan mereka. Dewi dan Meri sama-sama mempertahankan ego mereka hingga tak mau minta maaf terlebih dahulu. Hubungan mereka dengan Ryan pun tak satupun yang jadi, semuanya berakhir tanpa ada penjelasan setelah pertemuan di Mall itu. Sampai akhirnya mereka berpisah melanjutkan kuliahnya masing-masing tanpa ada yang mencoba memperbaiki persahabatan yang mereka bina sejak di bangku SMP.

-end-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

16 Feb
Balas

Salam literasi juga bu Rismalasari

17 Feb

persahabatan yang ternoda amat menyakitkan, hehe. salam kenal, bu

16 Feb
Balas

Namanya bukan persahabatan lagi pak Ahmad. Pagar makan tanaman namanya, hehe... Salam kenal juga pak

17 Feb



search

New Post