Belajar adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidup karena ketika belajar kita menemukan ilmu, teman teman dan suasana baru yang membuat kita bisa memandang bahwa dunia ini sungguh luas dan indah. Dari sana kita akan punya semangat dan energi baru dalam mengarungi kehidupan dengan lebih bermakna.

Sejatinya kita berada di dunia ini hanyalah untuk belajar setiap saat, belajar menjadi anak yang baik untuk orang tua, belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak, dan belajar menjadi guru yang baik untuk murid. " ME, PARENTS AND TEACHER DAY " Itulah tema kegiatan seminar dan workshop yang diselenggarakan oleh Balai Seni Barli pada hari sabtu tanggal 8 April 2017 dari pukul 08.00 s.d 14.30 dengan Narasumber Andi Yudha dan Diana G Leksanawati.

Sebelum acara seminar dimulai semua peserta workshop belajar memainkan alat musik tradisional Jawa Barat yaitu Angklung, dibimbing guru musik handal dari Al Irsyad bernama pa Evy. Ternyata bermain angklung tidak sesulit yang kami pikirkan. Kami mainkan beberapa lagu yang sederhana diringi suara vokal kami.

Ternyata lumayan berkeringat dan menambah semangat belajar, setelah itu baru masuk sesi seminar oleh Andi Yudha.

Andi Yudha adalah seorang motivator dan penulis hebat di bidang parenting. Dengan gaya khasnya yang energik interaktif, membawa kami para peserta workshop mengikuti materi dengan santai dan senang. Tidak terlalu banyak materi yang beliau sampaikan, karena beliau menyampaikan dengan praktek langsung.

Satu yang saya tangkap jika kita ingin menjadi orang tua dan guru idola anak maka jemputlah masa depan dengan memahami " dunia" mereka, caranya adalah dengan berkomunikasi dari hati ke hati melalui bahasa tubuh seperti tepukan bahu, usapan kepala terhadap semua kreatifitas yang mereka lakukan. Apresiasi yang tinggi terhadap apapun yang mereka lakukan menjadi kekuatan kepercayaan diri mereka untuk mengeksplorasi kemampuan mereka. Penelitian psikologi perkembangan mendukung bahwa permainan eksplorasi pada anak anak kecil akan membentuk dasar bagi pembelajaran abstrak di kemudian hari. Karena mereka belajar dengan fun ( kesenangan ), yakin dan terdukung keberaniannya.

Arsitek Amerika terkenal, Frank Lyod Wright pernah berkata, ' menilai apakah seseorang itu masih muda atau tidak dari usianya adalah keliru dan tidak berarti. Usia muda adalah kualitas istimewa kalau anda mempunyai, anda takkan pernah kehilangannya".

Jika ingin anak anak kita bisa menjadi generasi muda yang berkualitas maka rasakanlah, pahamilah dunia mereka dalam diri kita, serasa kitalah yang muda itu, maka kita akan terlatih untuk menghargai mereka dengan:

1. Berbicara dengan sepenuh hati dan jelas

2. Perhatian penuh terhadap keinginannya, problemnya, perasaannya, dll.

3. Bersikap ramah dan bersahabat

4. Menghindari prasangka negatif.

5. Bertutur kata lemah lembut penuh kasih sayang.

6. Menerima semua kelemahannya.

7. Meminta maaf jika membuat kesalahan terhadap mereka.

Sesi berikutnya kita mendapat materi tentang Shibori dari bu Diana, tidak banyak materi dan tidak bertele tele, kami peserta diberikan kain putih cotton masing masing satu helai untuk praktek.

Ada tambahan ilmu dari Ibu Diana G Leksanawati tentang Shibori atau Tie dye. Shibori adalah teknik mewarnai kain dengan cara di ikat, dilipat atau di simpul. Shibori merupakan warisan budaya Jepang yang dikenal sejak abad ke- 8. Mungkin di Indonesia dikenal dengan batik jumputan atau batik ikat celupnya.

Ada kata yang tak asing kudengar yaitu indigo, yang aku tau indigo itu adalah seseorang dengan kelebihan intuisi dan kecerdasan yang luar biasa, ternyata indigo dalam shibori adalah pewarna alami yang terbuat dari tumbuhan daun Tarum yang menghasilkan warna biru kehijauan. Cara membuatnya sederhana yaitu dengan merendamnya saja semalaman sampai muncul lapisan warna biru kehijau hijauan itu kemudian di rebus lalu dijemur.

Alat dan bahan untuk membuat shibori yaitu kain putih cotton, karet, benang kasur garam, panci, pralon, kayu, dan kelereng.

Materi dan praktek yang dijadikan satu dalam workshop menjadi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.