Riska Mutiara

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KOMA KU INSPIRASI MENULISKU

Kucoba membuka kembali pintu kenangan dalam memori yang sebetulnya ingin ku kunci rapat rapat. Namun entah mengapa setelah membaca artikel seorang guru yang sangat aku kagumi bernama bunda Atjih Kurniasih tentang pengalaman sakitnya yang dituangkan kedalam tulisan secara runtut dan begitu enak dibaca sampai terhanyut dan tak sadar kuteteskan air mata, aku begitu terinspirasi tulisan beliau dan ingin kembali menuangkan seluruh pengalamanku ke dalam untaian kata yang sangat aku sukai.

Kumulai dengan membuka lembar demi lembar ingatan dalam dendrit otak, sampai dahi pun ikut mengkerut karena ingin mengingat kembali kejadian demi kejadian pada waktu itu.

Aku adalah seorang guru honorer yang selingkuh bekerja di dua sekolah sekaligus yaitu SMP dan SMA, sekolah itu adalah yang tempat belajarku menjadi seorang guru sekaligus menyebabkan tubuh drop dan kehilangan daya tahannya, maklum waktu itu aku adalah seorang ibu yang sedang menyusui pula.

Alhamdulillah meskipun mengajar di dua sekolah, aku bisa menjalani aktifitas mengajar dengan baik karena jadwal antar dua sekolah itu tidak bentrok. Di SMP mengajar pagi dan di SMA siang. Perjuangan yang luar biasa waktu itu menjadi seorang guru honorer dengan gaji yang hanya dihitung perjam pelajaran dan dengan jumlah jam yang minim, ditambah mata pelajaran yang kuajarkan pada murid murid SMP bukanlah bidang keahlianku.

Setiap tahun mata pelajaran yang kuajarkan di SMP kadang berbeda, tergantung kebutuhan guru apa yang tidak ada. aku pernah mengajar bahasa sunda dan seni budaya, tapi sebagai hadiahnya di SMA aku dipercayai untuk mengajar bahasa Inggris karena memang itulah basic ilmuku, disitulah keyakinanku bertambah bahwasannya Allah benar benar maha adil.

Meskipun demikian aku nikmati mengajar di 2 tempat tersebut dengan resiko tiap hari pulang sore, pernah suami mengingatkanku untuk meninggalkan salah satu sekolah karena melihat kelelahan yang sering kualami setelah pulang sekolah. Belum lagi mengurus anak anak yang masih kecil kecil, mengurus rumah dan lain lain.

Sampai suatu ketika, tepatnya pada hari senin minggu ke 3 bulan November 2009, tubuhku mulai protes dengan kesibukan yang kulakukan. Masih segar dalam ingatan ketika aku mengikuti latihan menyanyi ( padus dadakan ) di SMA bersama guru guru lainnya untuk memperingati HUT PGRI.

Saat itu kepalaku sudah mulai terasa sakit, terasa berat di kepala bawah bagian belakang. Namun kuanggap itu sakit kepala biasa karena kecapean dan masuk angin, karena hari minggunya aku mengikuti ujian seleksi CPNS dan sepulang dari sana kehujanan.

Selesai latihan padus sore itu aku pulang, jarak sekolah ke rumah kontrakan ( karena waktu itu kami belum punya rumah sendiri hehe 😇😇😇 ) lumayan jauh, aku harus naik angkot kemudian naik delman atau ojeg. Karena kepala pusing aku mampir ke tukang batagor, " kayaknya sembuh deh klo makan batagor kuah+ baso", bisikku dalam hati, " pak dibungkus satu ya " ucapku ke tukang batagor, setelah aku cari delman untuk pulang.

Tiba di kontrakan, batagor itu tidak langsung kumakan karena sudah kangen dengan anak anak yang kutitipkan di rumah pengasuh satu di mertuaku satu. Putriku berusia 5 tahun dan putraku 1 tahun 2 bulan. Dengan sakit kepala yang semakin menjadi aku cepat cepat membawa mereka pulang ke rumah. Setelah itu kumakan batagor yang sudah mulai dingin itu dengan nasi, namun karena mulutku sudah terasa pait batagorpun tidak habis.

Tak lama kemudian suamiku pulang dari sekolahnya, lalu kuceritakan sakit kepala yang tidak biasa itu kepadanya. Dia juga bingung dan menyarankan minum dulu parasetamol yang kebetulan selalu ada di kotak obat, seperti gejala sakit demam biasa, aku kemudian menggigil dan lemas.

Sudah lama sekali aku tidak merasakan sakit seperti itu , karena terakhir kuingat sakit demam parah seperti itu waktu kuliah tingkat 2. Kuminum obat parasetamol sore itu namun ketika malam tiba sakitnya malah tambah parah sampai pagi. Karena sudah tidak kuat akhirnya aku minta suamiku membawaku ke dokter terdekat. Akhirnya kami berdua pergi ke dokter dan anak anak kembali kutitipkan di rumah mertua.

Saat diperiksa dokter waktu itu, perasaanku mulai tidak enak karena dokter berkali kali memeriksaku dengan teliti, dia memasukan sesuatu ke telingaku. Setelah selesai dia mulai mengatakan sesuatu: " Ibu harus minum minimal 8 gelas air putih dalam sehari, pokoknya ibu harus banyak minum karena ibu sudah kena virus. Dan jika dalam 3 hari belum sembuh, segera kembali kesini " ,ucap dokter muda itu. Saya hanya mengangguk saja tanpa bertanya apa apa, karena mungkin memang virus demam biasa saja.

Kembali ke rumah aku langsung sarapan sedikit karena napsu makanpun sudah tidak ada, lalu kuminum obatnya. Satu obat yg kuingat waktu itu adalah ranitidin. Suamiku memintaku untuk terus minum, namun dipaksakan pun sulit sekali karena tiap kali minum perutku terasa mual.

Pekerjaan rumah tak kuperdulikan, piring piring kotor berserakan, cucian seabreg kuabaikan. Yang kurasakan saat itu hanyalah rasa sakit di belakang kepalaku begitu hebat, badan lemas, dan perut mual. Walaupun sudah makan obat namun tak juga membaik.

Ketika sakitku mulai parah sore itu, aku sedang menyusui putra bungsuku di depan TV sambil tiduran di karpet, suamiku menyuruhku pindah ke kamar karena cuaca begitu dingin. Aku pun menurutinya sambil menggendong putraku dengan kondisi yang sudah sangat parah, kemudian tidur sambil menyusui putraku.

Saat itulah Allah mengambil rohku dari jasadku sepertinya, karena dari situlah aku tidak ingat apa apa lagi. Kehidupanku berhenti sejenak, seperti tidur nyenyak tak bermimpi. Tak merasakan apa apa. Ajaib. Padahal yang terjadi menurut suamiku sangatlah menegangkan, menghebohkan, dan mendebarkan. Perjuangan melawan sakit yang gejalanya sungguh aneh mendadak seperti orang kesurupan katanya.

Aku tak tidur, tak diam malah seperti orang kesurupan katanya, badan kejang, gelisah menyebut nama " ayah " berulang kali, dan muntah muntah. Anehnya kenapa aku tak ingat apa apa.

Mertua, adik ipar, ibu yang punya kontrakan dan tetangga mulai berdatangan, bahkan ada yang baca jampi jampi karena dikiranya aku memang kesurupan, suamiku begitu panik hingga dia tidak tau apa yg harus dilakukan, untung adik iparku cekatan, melihatku sudah tak berdaya, dia langsung menyuruh suamiku untuk cepat membawaku ke rumah sakit.

Mitra Kasih adalah rumah sakit yang memberiku pertolongan pertama, menurut suami aku hanya diberikan suntikan lemas disana karena tubuhku terus mengejang. Mereka tidak sanggup menanganiku karena tidak punya alat CT scan.

Kemudian ambulance membawaku ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sayang dan malang waktu itu CT SCAN RSHS sedang rusak, akupun dibawa lagi ke rumah sakit Imanuel untuk CT SCAN kepala. Hasilnya pun tidak terdeteksi dan tidak ada penyakit apa apa dikepalaku. Kemudian aku dibawa kembali ke RSHS.

Saat berada di UGD RSHS Aku ditemani suami, ibu, dan bapak. Bapak dan ibuku melihat suntikan paling besar menancap di sumsum tulang belakangku karena menurut dokter hanya cairan dari sumsum tulang belakang yang bisa diteliti penyebab penyakitku.

Suamiku hanya bisa menangis tersedu, melihat suntikan sebesar itu di punggungku yang konon menurut dokter jika pasien sadar rasanya sangat sakit. Tapi aku sama sekali tak ingat apapun. Allahuakbar.

Selama 2 hari aku dinyatakan koma, teman teman menjenguk pun aku tak ingat. Menurut cerita mereka, kondisiku memang sangat menyedihkan.Tangisan dan do'a pun mengiringi sakitku . Mereka mungkin sedih jika mengingat aku pendek umur saat itu akan meninggalkan dua orang anak balita yang masih sangat membutuhkan ibu.

Lantunan ayat suci alqur'an yang dibacakan oleh ibuku ternyata membangunkan kesadaranku......

Bersambung.....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dahsyat. Ceritanya mengalir lancar. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan

07 Apr
Balas

Aamiin ya Robbalalamiin, Alhamdulillah Bp. Leck Murman Salam silaturahmi. Makasih apresiasinya

07 Apr

MANTAP. LANJUTKAN ...!

07 Apr
Balas

Aamiin, insyaallah, makasih ms.Ning

07 Apr

Makasih bun, Alhamdulillah

09 Apr
Balas

Yaaaash.......kata itu meluncur dari mulutku secara reflek, saat pada baris terakhir terbaca dengan jelas satu kata "bersambung....." Bu Riska....adakalanya pengalaman kita bisa menjadi inspirasi bagi yang lain, bisa menjafikan pengalaman berharga, dengan catatan tulisan yg kita tuangkan jauh dari keluh kesah. Terima kasih nama ibu ada di dalam cerita bu Riska.....

07 Apr
Balas

Masih ada keluh kesah ya dalam.ceritanya bun hehe,, makasih juga untuk selalu menginspirasiku

07 Apr

Justru tulisan bu Riska jauh dari keluh kesah. Ibu suka bacanya

08 Apr
Balas

Hebat,... Ditunggu lanjutannya...

07 Apr
Balas

Aamiin, makasih bun. Insyaallah

09 Apr



search

New Post