Riska Mutiara

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
NYAI, UJANG DAN ULAR COBRA

NYAI, UJANG DAN ULAR COBRA

" Maaahh... Maaah... Mamahhh..... ". Lagi lagi Ujang berteriak mencari Nyai yang sedang beres beres di minggu pagi.

" Iya Jang sini di kamar, ada apa ari kamu Jang.... meni riweuh ". Nyai agak sedikit kesal karena Ujang berteriak seperti melihat hantu.

" Iiiiiiiihh.... sini Maah.... cepet geura! Itu di perumahan pokoknya mamah harus liat biar mamah sembuh". Ujang sangat antusias mengajak Nyai sambil menarik narik tangannya.

" Iya.. Iya.... sabar atuh Jang! Sembuh dari apa atuh kamu teh Jang mamah kan ga sakit... Hehe". Nyai pun mengikuti langkah Ujang ke rumah yang belum beres dibangun depan rumahnya yang disebut sebut sebagai perumahan sama Ujang. Ketika itu para pekerja sedang berkumpul dan asyik ngobrol sama Akang ( bapaknya Ujang).

" Ada apa sih Kang? Ujang meni heboh gitu ". Nyai bertanya sama Akang yang sedang ngerumpi pagi pagi sama para pekerja bangunan sambil ngopi.

" Siniiiii....mah..... Tuuuhh lihat dina nyiru!". Ujang nunjukin sesuatu yang besar melingkar di sudut kamar yang masih belum selesai dibangun.

" Astagfirulloh..... Astafirulloh...... Astagfirulloh.. ". Nyai kaget bukan main melihatnya, sambil meloncat kaget menghindar karena takut. Kemudian Nyai berteriak. " Akang gening oraaaayyy! Hiiiiyyyyy.... ". Nyai ngabirigidig ( merinding).

" Ssssttt... lagi tidur maahhh". Ujang kembali bercanda.

" iiiiihhh..... Ujang...... Kamu téh engga takuuttt?. Siniiiiii... atuuhh... Entar macok geura.. ". Nyai begitu sewot dan menjauhi kamar itu sementara orang orang di sekitarnya kalem aja.

" Meni hideung kitu iiih Akang, oray naon atuh ètatèh?". Nyai memegang tangan Akang begitu erat.

" Oray cobra ". Akang menjawab sambil senyum.

" Malah senyum geura, iiih burukeun geura paehan atuh malah pada diem étatéh!" Nyai agak sedikit geregetan.

" Biarin aja bu, lagi tidur ". Kata Amang ( buruh bangunan).

" Bener étatéh lagi tidur? Meni lemes gitu ular tèh gening.... ". Nyai bawel.

" Ah oray mah da sok kitu, ngabongohan sok pura pura tidur ". Celoteh buruh bangunan yang lain.

" Hayu pulang ah Ujang, jangan diliatin terus, nanti ularnya bangun!". Nyai mengajak Ujang pulang dan Ujangpun nurut.

Di rumah Nyai terus aja bergelut dengan pikirannya. " Kenapa kok setahun terakhir ini semakin banyak dipertemukan dengan ular ya! ". Nyai bertanya pada dirinya sendiri karena sudah sering dia bertemu dengan ular, di rumahnya sudah beberapa kali dia menemukan ular ular kecil, bahkan pernah ketika dia mau mengambil sepatu, ular berada di bawah sepatu itu. Kemudian saat mengendarai motor dia sering di cegat ular yang menyebrang, dan Nyai hanya bisa menjerit meluapkan rasa takutnya. "Kenapa Allah selalu mempertemukan aku dengan sesuatu yang aku takuti?". Nyai kembali berbicara sendiri.

" Si Ujang aja berani, ga takut klo berhadapan dengan ular, masa aku kalah sama anak kecil, bukannya aku yang selalu berkata sama Ujang jangan jadi penakut. Aku jadi ingat kata kata semangat yang aku baca di poster Dewi Sartika di Sekolah

TEGAR DAN MENGABDI

RINTANGAN JADI TANTANGAN

HAMBATAN JADI COBAAN

TEGAR JADI PELOPOR

JADI OBOR BERSINAR

DALAM GULITA KAUM HAWA

Ah.... mungkinkah Allah kembali mencobaku supaya aku tidak selalu penakut dalam segala hal. Okehhh just do it,,,,,,,, Aku mau liat lagi sambil ambil foto ular itu deh. " Nyai bergumam dan jadi semangat.

" Jang hayu kita ke rumah itu lagi dan kita foto ularnya!". Nyai mengajak Ujang dan Ujangpun senang.

" Hayuu Mah....!" Ujang Menjawab.

Nyai dan Ujangpun kembali ke rangkay ( rumah yang belum jadi). Langkah mereka kian mendekat dan terus mendekat ke ular yang masih ada di pojok dan tertidur pulas sepertinya. Nyai tidak berani terlalu mendekat tidak seperti Ujang yang terus mendekat namun dengan menahan takut ular itu bangun. Nyai menahan rasa takut yang luar biasa namun dia melawannya. Kemudian Nyai mengeluarkan Hand Phone nya.

Sayang sekali ular di atas nyiru itu berada di pojok dan tak bisa di ambil gambarnya karena gelap, mungkin ular dan nyiru nya sama sama berwarna gelap. Nyai mencoba mengambil foto dari arah luar, karena ada jendela yang masih belum ada kacanya sehingga aman jika mengambil foto. Tetap tak berhasil.

Beberapa saat kemudian ketika Nyai berada di bagian belakang rangkay sambil menarik napas panjang dan diliputi penasaran tiba tiba Ujang kembali berteriak, " Mah.. mah...sini lihat, ularnya dah diambil Amang mau dibuang kesawah!".

Sontak Nyai berlari menuju sumber suara Ujang. Dan ular itupun sudah berada di tangan Amang, melilit tangannya. Nyai kembali bergidik dan hanya mampu berkata

" Astagfirullohaladzim .... Astagfirullohaladzim " .

Ketakutan adalah merupakan fitrah manusia yang tidak bisa dihindari, karena rasa takut merupakan bagian dari ujian hidup. Seperti dalam Firman NYA yang berbunyi: " Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar ( Q. S. Albaqarah 2 : 155).

Setip individu akan mempunyai kadar yang berbeda dalam mengelola rasa takutnya. Hanya kembali kepada Allah lah hati menjadi tenang kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post