Hidupku dan Hidupnya

"Selamat datang, kawan".

"Good morning."

"Pagi".

Ucapan hangat dan senyum sumringah dari teman-temanku pagi ini, membuat aku begitu berbunga-bunga. Hingga aku tak mampu berucap. Selain rasa syukurku pada Tuhan.

Pagi ini sunguh berwarna . Desir angin menusuk kerulung hati dan embun pagi sejukan diri yang kerontang. Senyum simpul mentari hangati jiwaku. Aku makin semangat menjalani hidup.

Ku amati sekeliling tempat tinggalku yang baru. Pemandangan alam yang begitu indah. Jauh dari kebisingan, udara yang begitu sejuk , serta di kelilingi pohon-pohon hijau nan rindang.

Kini aku tak sendiri lagi. Aku akan hidup dan menjalani kehidupan disini bersama teman-temanku. Ini merupakan keputusan terbaik yang Tuhan anugerahkan untuku . Orang tua asuhku mempercayakan hidupku berada di tangan sahabatnya. Walau dengan linangan air mata, ia melepasku kemaren sore. Akupun tak tega berpisah dengannya. Namun, ku tak bisa menolaknya.

Di sini aku akan tinggal untuk sementara atau akan lama. Entahlah, aku tidak tau itu. Yang terpenting aku harus betah dan bisa produktif menghasilkan sesuatu yang bisa membuat bahagia orang tua asuhku.

Tanpa sengaja netraku tertuju pada sosok tinggi, bekulit putih dengan tatapan yang agak tajam. Ia tersenyum kepadaku. Aku pun tersenyum dan tertunduk malu. Aku tak mampu menatapnya.

"Ayok sini..." dia mengajakku ketempat bermain.

"Wah, ternyata dia juga baik". Batin ku

"Maukah main bersamaku".

"OK,". Jawabku singkat

Dengan langkah kaku serta wajah yang agak malu-malu, aku coba bermain dengannya. Berbaur dengan teman-teman yang lain. Akupun memberanikan berkenalan. Aku begitu menikmatinya keseruan hari ini. Hingga, tak terasa jam menunjukan 12.00 WIB.

"Tom...ajak teman-temanmu Kemari, " Sosok lelaki gajah berkumis hitam tebal. Membawa minuman untuk kami.

"Teman-teman, waktu minum," teriak Tom

Kamipun berlari riang dan rela berdesak-desakan saling berebut minuman hingga tak tersisa sedikitpun.

"Alhamdulilah," gumamku dalam hati.

Tom menghampiriku sambil mengajakku ke tempat yang penuh repumputan hijau. Hamparan Rumput hijau tak asing bagiku. Aku dan tom makan bersama. Tiba-tiba datanglah wanita berkulit hitam manis menghampiriku. Ia mengelus wajahku. Memperhatikan aku dari atas sampai bawah.

"Pa, aku suka sekali. Selain berwajah cantik, telinganya bagus sekali," sambil memegang telingaku. Walau agak geli namun aku biarkan ia memegangnya

"Iya ma, tak hanya telinga, hidungnya pun begitu macung," ucap laki-laki yang telah memberikan minuman tadi.

"Ini baru cocok ke Mama, bulunya item putih dan tubuhnya jangkung." Jawab wanita itu

"Ini hadiah untuk mama di akhir tahun. Kambing yang selama mama inginkan".

"Makasih ya pa ."

Bapak berkumis hitam tersenyum setelah melihat istrinya begitu senang mendapat hadiah darinya.

Mendengar percakapan itu, Aku bahagia sekali karena bisa membuat orang lain bahagia dengan hadirku. Hidupku bisa membuat hidupnya berwarna.😚😚

"Selamat datang, Andin. Selamat berumpul dengan teman-temanmu ada Tom, Leo, Salsa, Monmon, Putri, Desi, Mirna, Elsa, Kiki, Nanda, dan Jesi."

Aku hanya menganguk tanda mengiyakannya.

Minggu, 27 Desember 2020.