Rismalasari

Penulis bernama lengkap Hj,.Rismalasari,S.Pd.MM yang dilahirkan di Bandung adalah seorang Kepala Sekolah Penggerak angkatan 1 yang saat ini bertugas di SMP Nege...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gotong Royong  dalam Projek Penguatan P5(988)
Koleksi

Gotong Royong dalam Projek Penguatan P5(988)

Gotong Royong dalam Projek Penguatan P5

Oleh Rismalasari 

Manfaat Gotong Royong dalam Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Pembentukan Karakter Positif Peserta Didik

 

    Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sebagai bentuk kerjasama, gotong royong melibatkan partisipasi aktif dari semua pihak untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pendidikan, nilai gotong royong sangat relevan dan strategis, terutama dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menjadi bagian penting dari Kurikulum Merdeka.

 

     P5 bertujuan untuk membentuk karakter positif peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, mandiri, kreatif, berpikir kritis, dan kebhinekaan global. Melalui projek-projek yang menekankan pada kolaborasi dan partisipasi aktif, nilai gotong royong tidak hanya dipelajari secara teoritis, tetapi juga dipraktikkan secara langsung oleh peserta didik. Hal ini memberikan banyak manfaat dalam membangun karakter positif dan memperkuat profil pelajar Pancasila.

 

1. Pengembangan Kerjasama dan Solidaritas

Melalui gotong royong, peserta didik belajar pentingnya kerjasama dalam menyelesaikan tugas bersama. Kegiatan P5 sering kali menuntut kolaborasi antar siswa, di mana setiap individu memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuannya. Proses ini mengajarkan anak-anak untuk saling mendukung, memahami peran masing-masing, dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Solidaritas yang terbentuk akan mempererat hubungan antar siswa dan mengurangi sikap individualistis.

 

2. Pembelajaran Tanggung Jawab dan Kepemimpinan

Dalam gotong royong, setiap peserta memiliki tanggung jawab atas bagian tertentu dari kegiatan. Hal ini mengajarkan peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, serta melatih kepemimpinan melalui pembagian peran. Siswa yang berperan sebagai pemimpin proyek belajar untuk memotivasi, mengarahkan, dan mendukung teman-temannya dalam mencapai tujuan bersama. Kemampuan memimpin ini menjadi salah satu karakter penting dalam membentuk profil pelajar Pancasila yang tangguh dan bertanggung jawab.

 

3. Peningkatan Keterampilan Sosial dan Empati

Gotong royong dalam P5 mendorong interaksi sosial yang positif antar siswa. Mereka belajar untuk saling mendengarkan, berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Dalam proses ini, siswa juga belajar untuk memahami perspektif dan kebutuhan orang lain, sehingga meningkatkan rasa empati dan kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dalam lingkungan yang beragam. Keterampilan sosial ini menjadi modal penting dalam membentuk generasi yang mampu hidup dalam kebhinekaan dan kerukunan.

 

4. Penguatan Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kebhinekaan

Gotong royong menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, seperti saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama. Dalam kegiatan P5, siswa diajak untuk melakukan proyek yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Melalui pengalaman langsung ini, mereka tidak hanya belajar konsep-konsep Pancasila, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan nyata. Mereka akan lebih memahami pentingnya persatuan dalam kebhinekaan dan bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan jika dihadapi dengan semangat gotong royong.

 

5. Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi Kolektif

Kegiatan gotong royong dalam P5 juga membuka ruang bagi siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif secara kolektif. Ketika bekerja sama dalam sebuah proyek, siswa didorong untuk berbagi ide dan mencari solusi secara bersama-sama. Dengan saling bertukar gagasan, mereka dapat melahirkan inovasi yang lebih kaya dan mendalam. Ini sejalan dengan salah satu tujuan P5, yaitu melahirkan pelajar yang kreatif dan mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah di sekitarnya.

 

6. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif

Gotong royong menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap peserta didik merasa diterima dan dihargai. Dalam proyek yang berbasis kolaborasi, setiap siswa, baik yang memiliki kelebihan maupun kekurangan, diberikan kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa dan mengajarkan mereka pentingnya menghargai perbedaan. Lingkungan belajar yang inklusif ini merupakan cerminan dari nilai-nilai Pancasila yang menghargai kemanusiaan dan keadilan sosial.

 

       Gotong royong memiliki peran yang sangat signifikan dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Melalui kerja sama, siswa belajar tentang tanggung jawab, kepemimpinan, solidaritas, dan empati, yang semuanya merupakan karakter positif yang diharapkan dari seorang pelajar Pancasila. Selain itu, gotong royong juga mendorong kreativitas, inovasi, dan membentuk lingkungan belajar yang inklusif. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk terus mendorong penerapan gotong royong dalam kegiatan P5 agar tercipta generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nilai nilai itu harus dilestarikan Bu. Karena sudah mulai punah.

13 Sep
Balas

Ya betul bu, terima kasih

13 Sep



search

New Post