Tagur 30 hari ke 5

Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap muslim yang telah menjalani puasa Ramadhan. Segala hidangan disiapkan dan disajikan untuk menyambut kedatangan keluarga besar dan jiran tetangga. Untuk penduduk kota Medan khususnya yang tinggal di Sukarame hidangan khas ketupat gulai paku/pakis, gulai nangka menjadi hidangan yang dicari. Begitu juga lontong khas Jawa berupa gulai nangka, tauco cabe, keripik ubi/ kentang mustopa, mie hun goreng dan kerupuk juga dihidangkan. Ada juga untuk stok lebaran ke dua disiapkan bumbu pecal dan bakso agar tak gelagapan bila ada tamu yang banyak datang berkunjung.

Setiap tahun selalu begitu. Dan bagitu lebaran tahun ini menjadi yang terberat. Berturut-turut aku sakit di bagian kaki sebelah kanan. Mulai dari pinggang, pinggul, paha dan betis. Yang terakhir ini di dekat tulang kering kaki kanan. Baru tahun ini pula aku menyerah untuk bekam karena tensi ku naik mendekati 200. Dan aku tak merasakan sakit dibagian kepala dan tak merasa oyong. Hanya pusat sakitnya itu kaki. Syukurnya bukan telapak kaki dan jari-jari kaki dan tangan.

Ini peringatan keras yang diberikan tubuhku untuk diriku agar menjaga makanan. Harusnya aku sudah mulai waspada diusia 40-an keatas. Tapi dasar aku orangnya cuek dengan kondisi tubuh. Rempeyek di cemil, sayuran masak dibeli padahal asin rasanya. Akhirnya inilah yang dirasakan... Kapok.. Ampun.. Tak lagi diulang.. Harus rajin masak makanan sendiri. Tak boleh lagi beli makanan siap saji. Dan satu lagi tak boleh ngemil gorengan, peyek dan sejenisnya. Ingat sehat sebelum sakit. Tubuh sudah memberi signal agar kita berubah. Peduli dengan kondisi diri. Semoga bisa konsisten dan tak boleh langgar pantangan ini.

Salam literasi..

Medan, 25 Mei 2021