Bayang-Bayang Kopi
Kau adalah bayang-bayang yang kuingin hilang. Goresan jelas dalam angan. Saat sepi menodai hari dan melodi tak mau bernyanyi. Pijatan gawai korban intuisi. Merangkak melepas memberontak. Namun bayangan semakin nampak. Mengapa harus menakuti ... Mengapa selalu mengikuti dan memenjarakan sebuah hati ...
Kau adalah lukisan mimpi yang kuingin pergi. Tapi ceritamu tak kan pernah mati. Mengakar dan tumbuh subur di belantara rasa. Menebar keharuman, mengikis kesenduan hingga terjungkal pada ketergantungan. Haruskah terus kupinjam tawa dan semangat darimu ... Haruskah selalu mengharap sandaran dan genggamanmu ...
Kau hanyalah secangkir kopi. Yang diam tanpa bisa bertanya. Yang bersuara jika terpegang cangkir saat mengaduknya. Gemeretak dan uapmu mampu menentramkan setiap gejolak yang ada. Bilakah akan terus seperti ini, mengharap dan menyanjungmu dalam halu diri. Karena kopi adalah kopi, antara pahit dan manis juga hangat dan panas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hemmmm...luar biasa! Mantap, Bu Rita.
Terimakasih pak Edi. Salam hormat, sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Wow, kopi pun ada bayangannya yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Hehehe... Terimakasih bunda Pipi, barakallah. Salam hormat, sehat dan sukses selalu.