Mengais Serbuk Emas Pasir Pantai
Ada yang tahu gambar diatas apa namanya? Ya, itu sebuah alat sederhana untuk mengais serbuk emas yang kemungkinan tercampur dengan pasir.
Bayah, dengan kekayaan alamnya yang melimpah seperti emas dan batu bara telah menjadi pusat perhatian para pengusaha besar. Saat ini saja, gedung perusahaan semen terbesar se Asia sudah berdiri dengan gagahnya. Dan sebagian besar lahan yang ada di daerah Bayah, yang entah berapa puluh hektar sudah menjadi milik sebuah perseroan Terbatas. Warga masyarakat hanya boleh menggunakan lahan tersebut untuk sementara sebelum dibangun perusahan yang lainnya.
Dulu, tambang emas ada di Cikotok, limbah hasil pengolahan emas mengalir ke aliran sungai hingga ke Bayah. Dan saat ini pun masih ada penambangan emas oleh warga sekaligus mengolahnya dengan cara tradisional di beberapa tempat yang tersebar di daerah Cikotok dan Bayah. Penambangan sekaligus pengolahan emas tradisional ini disebut dengan istilah "ngagulundung"
Sebut saja namanya Pak Ahmad. Kesehariannya mengais serbuk emas yang kemungkinan tercampur dengan pasir yang terbawa oleh ombak ke tepian pantai, serbuk emas yang berasal dari limbah para penambang atau bahkan mungkin dari pasir laut itu sendiri.
Setiap pagi Pak Ahmad pergi ke pantai untuk memulai pekerjaannya. Dengan alat yang sangat sederhana ini, Pak Ahmad mengais serbuk emas dari pasir laut di tepian pantai. Pak Ahmad mencangkul pasir sedikit demi sedikit lalu menumpahkannya ke dalam penampungan kecil. Tidak lupa Pak Ahmad mengalirkan air dari sumur ke atas pasir tersebut sehingga pasir terbawa aliran air dan pasir yang mengandung emasnya akan tersangkut di alas karpet yang sudah dipasang sebelumnya pada alat sederhana tersebut.
Pasir yang tersangkut di atas karpet tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan obat/zat kimia khusus yang fungsinya untuk memisahkan emas dari pasir.
Pak Ahmad bekerja selama setengah hari saja setiap harinya. Jika rezekinya sedang baik, Pak Ahmad dapat menghasilkan 1 gram setiap harinya. Tapi jika sedang kurang beruntung, Pak Ahmad hanya menghasilkan 200 sampai 300 miligram saja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mau main ke cikotok supaya pulang bawa sebongkah emas. Hheheee...
Saya juga mau itu mah.hihi...