Riyan Rosal Yosma Oktapyanto

Seorang manusia yang suka belajar...

Selengkapnya
Navigasi Web

HAJI BEASISWA

Riyan R.Y.O,M.Pd

HAJI BEASISWA

Kala ku harap yang terbaik bagiku belum tentu Tuhan memberi yang kita mau. Kita berkehendak namun Tuhan akan memberikan yang terbaik sesuai kehendak-Nya. Quote tersebut membuat saya semakin yakin bahwa segala sesuatu ada yang mengaturnya, Tuhan.

Suatu masa ketika saat-saat kejenuhan dalam melaksanakan tugas sebagai guru menghinggap dan problematika kehidupan semakin menjadi. Ingin rasanya melaikan diri. Namun itu bukan lah solusi. Pada awal tahun 2013 situasi keluarga besarku memang tak kondusif. Problematika keluargsaya semakin rumit. Namun hidayah memang mahal. Saat itu ibuku begitu berhasrat ingin menunaikan ibadah rukun islam yang kelima, Haji. Saat beliau gamang tak seorangpun bisa membantunya. Hanyalah anak-anaknya lah yang bisa membantu. Minimal menemani beliau. Dari segi harta memang ibuku lebih dari saya, yang saat itu gajiku hanya dapat mencukupi kebutuhan pokok saya dan istriku.

Suatu saat hasrat ibuku untuk menunaikan ibadah haji semakin menjadi. Maka ibu mendesak anak-anaknya untuk ikut menemaninya. Namun anaknya hanya tinggal dua orang, saya dan kakakku. Tawaran untuk menemani ibuku lantas ditawarkan kepada anak-anaknya. Sebagai anak yang kedua saya legowo jika ibuku ditemani oleh kakakku. Ketika ditawarkan kepada kakakku, kakakku dengan rasa malu menolaknya dengan halus. Hal itu disebakan kakakku telah di bantu disekolahkan sampai S1 dan ketika tahap magister (S2) dibantu pula sebagian oleh ibuku.

Akhirnya tawaran itupun kembali kepadsaya. Rasa gamang menghinggapiku. Saya ingin kuliah pula seperti kaksaya ketahap magister, namun biaya tak bisa saya sendiri menanggungnya. Inginnya ibuku pun membantuku untuk bisa sekolah lebih tinggi ke tingkat magister (S2). Namun ibadah haji bagi setiap muslim jika ditawari apalagi di tanggung biayanya siapa yang menolaknya?. Ditambah rencansaya sebenarnya ingin pula berbadah haji namun dengan istriku walau entah kapan terwujudnya, karena keterbatasan biaya.

Berhari-hari saya pun gamang, antara ikut haji atau biaya lanjut kuliah. Pilihan itupun selalu disampaikan ibuku. Istikhorohpun saya lsayakang, diskusi dengan orang alimpun saya tempuhi. Sampai suatu saat, hidayah itu pun Alloh berikan padsaya. Akhirnya dengan kebulatan tekad, dengan niatan birulwalidain atau berbakti pada orang tua. Maka saya tekan egoku dan kupasrahkan diri pada-Nya untuk memulyakan serta membahagiakan ibuku, saya ikut daftar haji bersama ibuku.

Saya pun menyiakan segala macam persyaratan endaftaran saya dan ibuku. Pendaftaran dari bank sampai ke kantor agama tingkat kabupaten pada bagian urusan haji saya tempuhi. Walau dengan rasa hampa dan tak sepenuh hati.

Pada suatu ketika beberapa waktu setelah pendaftaran itupun saya relakan diriku tuk tidak melanjutkan kuliah kejenjang lebih tinggi. Namun, kehendak tuhan berbeda. Saya mendapat informasi dari kawanku yang menjadi dosen disalah satu universitas swata di bogor memberitahuku bahwa ada seleksi masuk kuliah dengan beasiswa berbayar oleh kementrian. Dengan modal nekad, sayapun menyiakan berkas-berkas, walau persiapan akademik tak begitu mantap. Namun, entah ada kekuatan apa yang medorongku namun semnagt itu yang membuat ku semangat.

Saya minta izin dan doa pada ibuku, istriku dan kerabatku bahwa saya ingin melanjutkan study. Selain pada keluarga tentu sebagai PNS sayapun memninta izin pada atasanku. Keluargsaya dengan mantap mengizinkan ku, namun atasanku begitu berat mengizinkan ku secara tertulis untuk mengizinkanku walau untuk tes saja. Dengan modal semnagat dan nekad saya terus memberikan dsakan dan memcari berbagai cara agar bisa minimal ikut seleksi.

Singkat kata sayapun diizinkan oleh atasanku dan berakkat lah ke kota Yogyakarta untu mengikuti seleksi penerimaan beasiswa untuk meklanjutkan study ke S2 dari dirjen P2TK dikdas yang bekerja sama denga 4 Universitas yaitu UPI Bandung, UNY, UNESA, dan UM. Sayapun mengikuti tes dan memilih UPI atau UNY.

Sepulang tes saya kembali meminta doa dan ridho dari ibuku. Dan keluarlah kata-kata: “mamah doakan lulus, namun jika kamu keterimanya bukan di UPI tidak usah diambil”. Gamangpun kembali namun saya pasrah kali ini.

Beberapa bulan berselang akhirnya pengumumanpun diumumkan. Tanpa disangka dengan kemampuanku yang seadaanya akhirnya saya keterima di program study Pendidikan dasar tingkat S2. Akhirnya kurenungi jika kita menuruti perintah orang tua dengan meniatkan karena Alloh ta’ala untuk membahagiakan ibu maka Alloh akan membukakan jalan-jalan terbaiknya tak disangka-sangka. Saya telah daftar haji serta mendapat kuota haji sekaligus bisa melanjutkan kuliah ke S2 tanpa biaya sendiri. Alhamdulillah’alakulli hal. Haji dapat, beasiswa kuliah pun dapat. ^_^!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post