Riyan Rosal Yosma Oktapyanto

Seorang manusia yang suka belajar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Meningkatkan Kemampuan Ecoliteracy Peserta Didik dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Daur Ulang Sederhana Sampah

Meningkatkan Kemampuan Ecoliteracy Peserta Didik dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Daur Ulang Sederhana Sampah

Meningkatkan Kemampuan Ecoliteracy Peserta Didik dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Daur Ulang Sederhana Sampah

(Best Practise Pembelajaran di Kelas V SDN Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh :

Riyan Rosal Yosma Oktapyanto, M.Pd

Guru SDN Ciparay 01 Kabupaten Bandung

Pendidikan di sekolah dengan proses pembelajarannya merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik. Kemampuan peserta didik manusia sangatlah beragam. Keragaman kemampuan tersebut haruslah bersumber dan mengarah pada perbaikan diri, keluarga, maupun lingkungan dalam lingkup local maupun global. Salah satu kemampuan peserta didik yang harus dikembangkan adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterkaitan peserta didik sebagai manusia dengan lingkungannya kemampuan tersebut yaitu ecoliteracy.

Ecoliteracy secara etimologis berasal dari dua kata eco dan literacy. Eco singkatan dari ecology yang berarti cabang ilmu alam yang mengkaji habitat dan interaksi antara benda hidup dengan alam sekitar. Ekology juga tidak hanya mempelajari tentang stuktur dan fungsi alam namun mempelajari tentang analisa dan solusi tentang berbagai gejala alam. (Zulkifli, 2014). Sedangkan literacy berarti kemelekan. Sehingga ecoliteracy dapat diartikan secara umum sebagai kesadaran, kefahaman dan kemelekan tentang keilmuan lingkungan hidup. Stone and Barlow (2005) menjelaskan bahwa ecoliteracy adalah kemampuan orang memiliki setidaknya pemahaman dasar ekologi, ekologi manusia, dan konsep keberlanjutan, serta mereka mempunyai langkah-langkah untuk memecahkan masalah.

Adapun tokoh ecoliteracy lainnya, Goleman, (2010) menjelaskan bahwa secara istilah ecoliteracy adalah suatu gerakan tentang penyadaran kembali akan pentingnya kesiambungan atau kelestarian lingkungan hidup. Peserta didik yang memiliki ecoliteracy diharapkan memiliki kefahaman yang komprehensif tentang aspek ekologis, baik Ekologi manusia, dan konsep kesinambungan (sustainable) lingkungan hidup sebagai alat untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain meningkatnya ecoliteracy diharapkan setiap peserta didik memiliki kesadaran, kepekaan (awareness) bahwa lingkungan perlu dijaga, dikelola dan dimanfaatkan bukan hanya untuk sekarang tetapi untuk generasi yang akan datang yang berhak juga untuk menikmatinya. Oleh karena itu haruslah dibiasaan sedini mungkin hal-hal yang membuat peserta didik kita untuk melek akan ekologis. Sebagai contoh kecil adalah mendaur ulang sampah yang ada disekeliling kita, seperti karton bekas produk air mineral, dus mie instans, kaleng susu, botol plastik, plastic kemasan menjadi barang-barang yang dapat dipakai kembali.

Kemampuan ecoliteracy peserta didik di sekolah tak akan terbangun tanpa bantuan guru dan sekolah sebagai ujung tombak pendidikan. Sebagai seorang guru penulis menulis essai ini dengan latar belakang keresahan penulis mengenai pendidikan di sekolah penulis yang kemampuan ecoliteracy peserta didiknya terasa kurang. Kemampuan ecoliteracy peserta didiknya yang terasa kurang tersebut bisa dikarenakan oleh lingkungan sekolah yang kurang strategis.

Penulis mengajar di SDN Ciparay 01. Secara tata letak SDN Ciparay 01 berada di Jalan Pasar Timur Kampung Hujung Desa Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Letak tempat keberadaan SDN Ciparay 01, ada pada lingkungan yang sangat dekat pasar bahan berdampingan secara langsung, tepatnya di Pasar Ciparay. Pasar Ciparay merupakan salah satu pasar besar yang ada di Kabupaten Bandung. Seperti halnya pasar tradisional secara umum didaerah, keadaanya tidak bersih, kurang higienis, bahkan bisa dikatakatan kumuh. Hal ini menjadikan kemampuan ecoliteracy warga sekolah khususnya peserta didik kurang karena terpengaruhi lingkungan yang kurang baik.

Kondisi SDN Ciparay 01 selain tempat yang berdekatan dengan pasar juga berada di Komplek SD yang terdiri dari 3 SD Negeri yaitu SDN Ciparay 01, 06 dan 09. Hal ini membuat kondisi sampah yang tiap hari banyak terdapat di SD ini karena jumlah siswa dan guru yang banyak. Oleh karena itu perlu pembelajaran yang membiasakan untuk dapat meningkatkan kemampuan ecoliteracy para peserta didiknya.

Penerapan kemampuan ecoliteracy kepada peserta didik ini salah satunya dapat diterapkan di sekolah formal. Thomas Lickona (2013) seorang ahli pendidikan karakter memberikan alasan bahwa sekolah adalah salah satu sarana untuk mengubah karakter dan agen pembaharu. Sekolah diharapkan menjadi agen terdepan untuk membantu permasalahan sosial maupun lingkungan. Cara sekolah kebanyakan menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, biasanya dengan berupa anjuran maupun perintah untuk menangani permasalahan secara verbal atau lisan saja. Namun hasil anjuran atau perintah verbal saja biasanya kurang terasa dampaknya. Oleh karena itu maka perlu teknik atau strategi pembelajaran yang lebih kongkrit untuk meningkatkan kemampuan ecoliteracy.

Proses pembelajaran memerlukan strategi, teknik maupun model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik. Peserta didik memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu, dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih model-model dari sekian banyak model yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk mencapai tujuan pendidikannya.

Salah satu model yang dapat digunakan agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dalam penerapannya pun lebih efektif dan dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik adalah dengan menggunakan model Project Based Learning. Pada model ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami dan terlibat secara langsung yang kemudian dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Project Based Learning atau kemudian di alih bahasa menjadi pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek / kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Adapun contoh skenario pembelajaran mendaur ulang sampah sederhana yang dapat digunakan pada. Pembelajaran adalah pada pembelajaran di Kelas 4 semester kedua sekolah dasar yang masih memakai kurikulum 2006 (KTSP) dengan Model Pembelajaran Proyek yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran. Kompetensi Dasar yang dipakai adalah Menceritakan/melaporkan kembali secara lisan tentang cara-cara penanggulangan bencana alam khususnya banjir (Bahasa Indonesia), Pemanfaatan teknologi sederhana dan teknologi modern terhadap benda-benda yang bisa menimbulkan bencana alam (IPA) dan Hubungan sikap dan perilaku manusia terhadap lingkungan sekitar (IPS). Adapun contoh scenario pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa peserta didik mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka

2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa

3. Guru melakukan apersepsi dan motivasi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti

4. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami

Kegiatan Inti

1. Guru menyajikan video/cerita tentang mitigasi bencana banjir

2. Guru mengajak siswa untuk bertanya tentang sebab dan akibat terjadinya banjir dan tsunami

3. Guru meminta beberapa siswa secara bergantian untuk menyebutkan contoh jenis bencana alam lainnya

4. Siswa (1-2 orang siswa) membaca teks yang telah disediakan oleh guru

5. Siswa yang lain menyimak yang dibacakan oleh temannya

6. Guru mengajak siswa untuk mengemukakan beberapa cara penanggulangan bencana alam seperti banjir dan tsunami

7. Siswa membuat tabel berdasarkan jenis bencana alam dan cara penanggulangannya

8. Siswa mengaitkan hubungan antara sikap dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar

9. Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa cara pengolahan barang-barang bekas di sekitar kita agar tidak menjadi limbah yang akan menimbulkan bencana (mengamati)

10. Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar pemanfaatan teknologi sederhana dan teknologi modern

11. Siswa bisa membedakan antara penggunaan teknologi sederhana dan teknologi modern

12. Siswa merancang solusi permasalahan bencana alam sosial banjir berupa melakukan sebuah proyek daur ulang sampah.

13. Siswa mempersiapkan langkah-langkah proyek

14. Siswa mengembangkan proyek dengan melakukan proses daur ulang sampah sederhana dengan memanfaatkan barang-barang bekas disekitar lingkungan anak-anak. (dari kaleng bekas, dus bekas, karton bekas, triplek bekas dll) dengan membuat kerajinan celengan dari karton, mainan rumah-rumahan, tempat pensil dan lain-lain.

15. Siswa menyimpulkan hasil proyeknya dengan mempresentasikan didepan guru dan siswa yang lainnya.

Kegiatan Penutup

1. Peserta didik bersama-sama guru membuat rangkuman/simpulan dari kegiatan hari ini

2. Peserta didik melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan

3. Guru meminta salah satu seorang peserta didik untuk memimpin doa

Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang khususnya masyarakat pendidikan dimanapun. Terimakasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Guru keren banget Pak Riyan ini. Kreatif dan inovatif.

14 Aug
Balas

Alhamdulillah, Aamiin... Pak Yuda yng lebih keren sudah jadi guru berprestasi, kalau saya belum :-) hehe

14 Aug
Balas

terimakasih Pak Ustad Ali Rosyidi.

14 Aug
Balas

Pak Ryan mang top.

14 Aug
Balas

Salam semangat buat pak Riyan.

19 Aug
Balas

Terimakasih pak.. Salam balik

19 Aug



search

New Post