Riyan Rosal Yosma Oktapyanto

Seorang manusia yang suka belajar...

Selengkapnya
Navigasi Web
SI LETOY VISIONER.

SI LETOY VISIONER.

SI LETOY VISIONER.

Seorang anak sekolah dasar yang kerempeng, tinggi, terang kulitnya dan sipit matanya. Anak itu terlihat manis, baik, dan sering banyak mengundang perhatian orang karena parasnya. Namun anak itu ketika di sekolah dia sering di cemooh, di hardik, di-bully oleh teman-temannya. Entah alasan apa hampir sejak duduk dikelas 4 dia sering di-bully. Nobita, mungkin jika diidentikan dengan tokoh kartun saat ini. Dia memang anak yang manis namun dia anak yang lemah dari fisiknya. Sejak lahir dia pernah divonis bengkak livernya. Mungkin itu yang membuat anak ini terlihat letoy dan sering jadi bahan ejekan teman-temannya.

Dari segi fisik memang anak ini letoy, lemah, tak berdaya jika ada teman-temannya mem-bully-nya. Namun. Anak ini dari segi akademik memang bukan anak yang bodoh namun tidak juga pintar. Anak ini kelak menjadi seorang yang cerdas dimasa depannya. Anak ini ketika belajar olah raga sering tidak berdaya. Saat dia lari mengelilingi lapang sepak bola kadang baru beberapa keliling dia sudah jatuh kelelahan karena fisik lemahnya pengaruh liver yang tak sempurna. Namun dia tak pernah keluar dari rangking 10 besar sejak kelas 3 sekolah dasar.

Suatu ketika ini, saat iya kelas enam sekolah dasar jiwanya berontak. Saat ada anak yang lain membullynya iya kadang melawannya. Melawan, namun dengan tenaga seadaanya dan memang kalah yang ia terima. Sering terjadi seperti itu dikala iya memberontak secara fisik. Kekalahan demi kekalahan dari segi fisik baik saat dibully ataupun saat ia terpakna bermain olah raga seperti sepak bola dia hadapi. Namun jiwanya tak lemah.

Jiwa anak itu dan visinya sejak masih di sekolah dasar memang telah terbentuk kuat. Mungking karena didikan orang tuanya yang semi militer. Maklum papahnya adalah anak seorang tentara dan ibunya anak mantan pejabat dinas setingkat UPT jika sekarang. Anak itu mendapat tempataan yang berat sejak masih anak-anak. Sampai suatu ketika terlintas untuk balas dendam.

Balas dendam, itulah yang ia pikirkan. Namun, balas dendam yang ia pikirkan adalah balas dendam bukan secara fisik namun dengan cara yang lain. Seumuran anak sekolah dasar saja dia [ernah bertekad dengan berbicara pada dirinya sendiri dengan berkata: “ aku akan membalas kalian dengan prestasi, kalian akan menghormatiku suatu saat nanti dan malu jika berhadapan dengan ku!”.

Dan memang saat di sekolah lanjutan tingkat pertama yang sekarang bernama sekolah menengah pertama dia menjadi salah satu siswa berprestasi. Sejak anak ini kelas 1 sampai kelas 2 dia meraih juara kelas sampai akhirnya dia tidak menjadi juara kelas karena saat kelas 3 dia masuk kelas unggulan dimana para juara kelas, dengan juara 3 besar di kelas 2 nya dikumpulkan dalam satu kelas di kelas 3 nya yaitu kelas 3A.

Jauh setelah sekolah menengah pertama dia masuk Sekolah Menengah Atas favorit di kabupatennya. Predikat “Kepintarannya” ia kenakan hanya sampai kelas 2 caturwulan 1, karena ia sempat terlena aroma masa pubertas. Juga ia sempat tercap menjadi anak “bodoh” karena salah jurusan saat di kelas 3.

Anak itu pun singkat cerita masuk kuliah jalur diploma sampai sarjana. Akhirnya saat kuliah ia temukan jati dirinya. Bahkan sekarang ia sekarang bergelar magister. Tak hanya bergelar magister biasa namun gapai gelar magisternya dengan hasil seleksi nasional dengan beasiswa dari kementrian pendidikan dan kebuadayaan dirjen P2TK.

Sungguh bully itu perbuatan yang dilematis. Jika salah kena seseorang bisa bahaya psikologinya. Namun jika kena pada anak yg jiwanya kuat maka bisa jadi obat, pahit namun dapat meningkatkan kualitas dirinya. Anak kecil itu pun kini menjadi seorang dewasa yang visioner. Penuh mimpi dan cita-cita dalam benaknya. Lalu iapakah anak kecil itu? Anak kecil itu kini menjadi sang empu dari tulisan yang anda baca saat ini.

Janganlah kecil hati saat orang membully, meremehkan kita, menghardik bahkan melecehkan kita karena fisik kita. Di balik fisik yang lemah tak selamanya jiwanya lemah, Terkadang dibalik fisik yang lemah ada raksasa kuatnan besar didalam jiwanya yang mulia. Jadi jangan remehkan seseorang apapun keadaannya. Apa yang terlihat diluar belum tentu aslinya demikian. Orang bijak berkata: “Don’t judge book from cover.” Salam visioner dari Si Letoy.

Ciparay, 23 Agustus 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post