Tujuh bulan lalu, tepatnya tanggal 13 Juli 2020, saya mendapatkan kepercayaan untuk melayani sekolah baru hasil dari dua sekolah yang dimarger. Dua sekolah ini memiliki latar belakang yang berbeda. Diperlukan beberapa analisa SWAT untuk bisa menggali potensi yng ada. Latar belakang yang dimiliki dua sekolah yang berbeda ini bisa menjadi sumber daya yang tangguh bila kita kelola dengan baik, adapun data sementara yang bisa saya dapatkan dari gabungan dua sekolah ini yaitu jumlah siswa dari sekolah A:883 dan sekolah B:492, sehingga total jumlah siswa 1375. Dari unsur guru dan tendik sekolah A:40 personel dan sekolah B:24, sehingga total jumlah personel 64, ini belum termasuk para pelatih ko kurikuler dan ekstrakurikuler yang jika digabungkan menjadi 87 personel. Dari segi ruang kelas semuanya ada 17 ruang dengan pembagian siswa sehingga menjadi 37 rombongan belajar.

         Sekarang kita coba menganalisa kekuatan sumber daya manusianya, setelah saya cermati beberapa minggu bersama mereka dan berbincang bincang santai baik diruangan terbuka, di gazebo atau dibawah pohon manga yg rindang ,ada dua kekuatan yang belum ditampakkan. Dari sekolah A, kekuatan para ibu-ibu luar biasa tetapi kelemahan ada pada bapak-bapaknya yang pasif. Sedangkan sekolah B bertolak belakang, kekuatan bapak-bapak yang luar biasa dengan sedikit polesan bisa tampak hasilnya, sedangkan para ibu-ibu cukup dengan memberikan motivasi. Lebih jauh saya mencari akar permasalahan, yang tampak adalah adanya jurang pemisah diantara dua sekolah meskipun dalam satu halaman, adalah gaya kepemimpinan yang mereka rasakan selama ini dari dua sekolah sebelumnya. Hal ini menjadi daya tarik dan tantangan bagi saya untuk menjadi nahkoda yang nyaman bagi semua warga sekolah Marger.

         Ditopang dengan anggaran BOS dan Bopda yang berdasar dari jumlah siswa yang cukup besar, niscaya sekolah marger ini akan Berjaya kedepannya, meskipun kedua bendahara terdahulu menyampaikan laporan keuangan yang sangat memprihatinkan, tapi bagi saya itu masa lalu yang harus kita evaluasi dan luruskan untuk menuju manajemen pembelanjaan yang jujur, disiplin dan transparan. Tidak ada kepentingan pribadi yang masuk ,yang utama adalah kepentingan sekolah/anak diatas kepentingan pribadi.

         Setelah mendapatkan beberapa input yang akan menjadi dasar bagi saya untuk melangkah, maka saya segera membentuk tim pendukung, mulai dari Kordinator Umum yang membidangi kebijakan kedalam dan personalia, Kordinator Kurikulum yang membidangi program sekolah yang menjadi rambu-rambu dan wajib dilaksanakan oleh  semua warga sekolah, Kordinator Kesiswaan yang akan mengawal kegiatan siswa-siswi menuju bakat minatnya, Kordinator Keuangan yang berfungsi mendukung program-program yang sudah disusun, serta yang tidak kalah pentingnya yaitu Kordinator Sarana Prasarana yang bertugas dalam menyiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam jalannya suatu organisasi Sekolah. Selain itu didukung Kordinator guru kelas 1-6, Kordinator Guru Mata Pelajaran yang dalam perekrutannya mengunakan dasar professional, kompetensi dan pemerataan personel kedua sekolah sebelum marger agar nantinya tidak timbul kubu-kubu yang tidak bermanfaat.

         Setelah terbentuk perangkat yang dibutuhkan, selanjutnya mulai dengan aksi nyata yaitu penataan ulang wajah sekolah dengan pengecatan pagar sekolah yang sudah kumuh, gapura sekolah, taman depan sekolah dan penataan taman didalam halaman sekolah. Setiap hari Senin selalu kita adakan pertemuan guna membahas apa yang akan dilakukan dalam perbaikan kedepan juga evaluasi/refleksi apa yang sudah kita lakukan. Dari evaluasi/refleksi yang kita dapatkan dan saran rekan-rekan, maka saya coba mengadakan lomba kepedulian ruang belajar dan fasilitas umum sesuai penangung jawab yang ada diruang atau halaman tersebut, dengan tema Sekolah Siap Belajar. Walaupun masih dalam masa Pandemi, ruang kelas dan halaman sekolah harus tetap bersih, rapi dan ssri. Alhamdulillah, ruang kelas sudah siap menerima siswa bila pemerintah mengijinkan Sekolah Tatap Muka, ruang kelas nyaman dengan ornament gambar dan hiasan yang menjadikan siswa siswi bila masuk nantinya akan lebih semangat, nyaman dan betah berada diruang belajar.

         Bersih-bersih Sekolah terus berlanjut dikarenakan belum adanya kegiatan belajar tatap muka, mulai perombakan fasilitas umum seperti ruang perpustakaan, ruang operator sekolah, ruang para kordinator, ruang kepala sekolah, ruang guru, kamar mandi, dan halaman Sekolah yang dilakukan mulai dari penataan ruang, fasilitas pendukung, pengecatan meja kursi, perbaikan pintu-pintu agar terlihat estetik. Ini semua dilakukan oleh warga sekolah baik bapak-bapak maupun ibu-ibu semua merasa memiliki untuk kebaikan sekolah. Sekolah berperan dengan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan diatas, juga makan dan minum bila diperlukan.

         Kegiatan diatas tidak akan berhasil bila kita kerjakan sendiri, butuh koordinasi dengan tenaga ahli, untuk itu kordinator Sarana Prasarana mengajukan usulan perbaikan ringan yang harus dikerjakan tenaga yang lebih mumpuni, maka dari itu Pemerintah Kota Surabaya melalui Bapeko dan Cipta Karya membantu perbaikan atap-atap yang rusak mulai dari penyebab dan penyelesaiannya, kemudian pengadaan wastafel disekeliling halaman bawah dan lantai atas, pengadaan tandon air untuk kelancaran distribusi air, perbaikan kamar mandi siswa, pengecatan dan ventilasi, selain itu Tim Satgas Cipta Karya juga membantu tata kelola yang kita usulkan pada ruang guru agar asri dan nyaman dan juga elegan.

         Sambil berjalannya pembangunan, ada kegiatan lain yang juga berjalan bersamaan, dimana  Koordinator Kurikulum menjalankan fungsi supervisi Perangkat Pembelajaran yang selama ini dilakukan secara daring dan juga menjadwalkan kegiatan penilaian untuk siswa serta kegiatan transfer ilmu lewat Kelompok Kerja Guru (KKG) yang terjadwal baik itu dilakukan dengan  sesama teman /tutor sebaya yang pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya atau mendatangkan Nara sumber dari luar. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu para guru menyusun buku yang terdiri dari artikel pembelajaran semasa pandemi, menyusun soal AKM yang diterbitkan secara Nasional karena hak cipta dibeli penerbit sedangkan untuk siswanya menuliskan cerpen, dan semua buku tersebut sudah kita daftarkan yang artinya berISSBN.

         Ada lagi yaitu pembuatan Icon sekolah yang akan diangkat mulai dari perpustakaan maya, studio musik, broadcast serta mushola. Dan yang sudah mulai terealisasi yaitu Pustaka Maya dengan memanfaatkan barcode dan link dalam administrasi pembukuan perpustakaan. Yang tak mau kalah adalah studio dalam jaringan yang sudah dimanfaatkan selama pembelajaran daring. Apa yang sudah dan masih akan dilakukan saat ini adalah semata-mata agar sekolah SDN Wonokusumo VI/45 Surabaya menjadi sekolah yang unggul dan bersinergi ditengah perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Masa pandemi seyogyanya menjadikan kita semakin kuat dan tangguh dalam menghadapi segala situasi, agar kedepan anak-anak kita, anak-anak Indonesia menjadi insan yang kreatif, inovatif, mandiri dan memiliki daya juang tinggi.