Kampung itu adalah sesuatu yang dirindukan, walaupun kita sudah punya segalanya di rantau orang namun kampung tak akan terlupakan. pepatah minang mengataka "walaupun hujan ameh di rantau orang, hujan batu di kampuang kito, namun kampuang takkan lupo" begitulah kampung, atau pepatah lain "sejauah-jauah terbangnyo bangau, pulangnya ke kubangan juo".

karena suka duka dijalani dikampung secara bersama-sama, hidup badunsanak. Kalau dulu mandi di sungai bersama, menyuci bareng jemput air bersama-sama dan makan bersama di sawah dan di ladang, walaupun lauk seadanya bahkan kadang-kadang tak pakai lauk sama sekali, cukup dengan daun singkong dan samba lado, tapi nikmatnya luar biasa.

hidup gotong royong terasa sekali dikampung, kalau ada kegiatan "baralek", mendo'a atau kegiatan adat istiadat lainnya, bahkan ada sembelih kerbau atau sapi, semuanya di kerjakan bersama, memasak bersama-sama tidak ada kenal catering. "berat sama di jujung dan ringan sama di jinjing. dan banyak hal lain yang di lakukan secara gotong royong. pekerjaan berat menjadi ringan.

Memang kampung itu ngangenin. selain kebiasaan masyarakatnya yang jarang di temukan di perkotaan, kampung itu udaranya masih segar, penuh kedamaian jauh dari hiruk pikuk dan kebisingan. apalagi kampungnya berada di daerah pengunungan, selain udaranya segar pemandangan nya indah.

Apalagi masih ada orang tua yang akan di kunjungi, kampungku segalanya, maka bersyukurlah yang masih punya orang tua dikampung, maka manfaatkan lah kesempatan berbakti kepada orang tua.