riza sofia, M.Pd

Saya seorang guru di sebuah madrasah di tepian Danau Singkarak yaitu MAN 4 Tanah Datar sekaligus di perbantukan sebagai kepala Madrasah KKM yaitu MA...

Selengkapnya
Navigasi Web
 'WALI KELAS PENYELAMAT KU' TAG HGN2020

'WALI KELAS PENYELAMAT KU' TAG HGN2020

WALI KELAS PENYELAMAT KU

OLEH

RIZA SOFIA, M.Pd

(Guru Kimia MAN 4 Tanah Datar dan Kepala MAS Batu Taba)

Dalam Rangka Lomba Menulis dengan Tema " Kisah Haru di Hari Guru" HGN2020

Rindu tak bertepi pada seorang malaikat penyelamatku di masa SMA, karena beliau aku jadi begini. karena beliau aku bisa meraih impian menjadi guru. walaupun aku tak bisa meraih mimpi menjadi seorang guru matematika seperti beliau, tetapi aku cukup puas menjadi seorang guru kimia. Begitu sesak rasanya didada ketika kuingat semua jasa mu oh ibu guruku yang mulia, semenjak tamat SMA aku tak pernah ketemu dengan mu ibu, maafkan anak mu ini yang tak sempat menemuimu ibu guruku.

Ibu Risma Wilnetti,S.Pd kami memanggil ibu Net, beliau seorang guru Honor dimasa aku SMA dulu, beliau mengajar matematika aku sangat menyukai cara mengajar beliau, apa yang diajarkan aku paham, aku sangat suka belajar matematika saat SMA dulu, matematika merupakan pelajaran Favorit ku di masa SMA bahkan semenjak SD aku sangat suka matematika. sehingga aku punya cita-cita menjadi guru matematika, namun takdir berkata lain.

Ibu Net adalah wali kelas ku ketika kelas 2 SMA, banyak kisah menyedihkan ku ketika SMA dulu karena aku mengalami sakit parah waktu kelas 2 catur wulan 3, saat penentu naik kelas dan penentu memilih jurusan di kelas 3 aku sakit maag akut, sehingga apapun yang aku makan selalu muntah lagi, maka menyebabkan tubuhku tak mampu lagi berdiri aku harus istirahat, sehingga aku tak mengikuti pelajaran dengan baik, tentunya menyebabkan nilai ku anjlok semuanya. seakan aku kehilangan harapan untuk naik kelas, jangankan untuk memilih jurusan yang ku inginkan, untuk naik kelas saja aku sudah tak punya harapan, itu fikiran ku saat itu. Karena selama caturwulan 3 itu aku hanya beberapa minggu saja sekolah, yang aku ingat hanya satu kali pertemuan setiap mata pelajaran yang aku ikuti, kemudian ikut ujian saja lagi, ketika ujian pun aku masih dalam kondisi lemas.

ketika terima rapor aku tak sanggup menjemput rapor karena aku tak punya harapan untuk naik kelas, karena aku sudah yakin tak akan dapat masuk jurusan IPA yang aku idamkan karena kondisi kesehatan ku. sehingga rapor ku di jemput oleh paman, dan aku pun berpesan sama paman jika aku naik kelas tapi tidak jurusan IPA maka aku lebih memilih tinggal kelas saja. Tapi apa yang terjadi, paman ku bilang bahwa aku masih diberi kesempatan oleh wali kelas untuk memilih jurusan yang ku inginkan karena beliau tau betul dengan kemampuan ku, sehingga wali kelas ku belum menuliskan jurusan di rapor ku, air mataku berlinang ketika menerima rapor itu, membayangkan sosok seorang ibu dengan kelembutannya ternyata beliau masih punya harapan terhadap ku, beliau masih memberi kesempatan untuk ku meraih mimpi ku, beliau tak mau mematahkan semangat dan harapa ku, walaupun secara nyata sudah terlihat nilai ku tak layak untuk memilih jurusan IPA tetapi beliau mempunyai keyakinan, seakan beliau mengenal betul kemampuan ku, belaiu berani memperjuangkan ku untuk naik kelas bahkan untuk memilih jurusan yang aku inginkan. jurusan IPA merupakan jurusan favorit di SMA ku itu karena yang masuk jurusan IPA itu adalah kumpulan sang juara kelas atau peringkat 10 besar, dari 5 kelas yang ada jurusan IPA hanya 1 kelas.

Setelah usai liburan kesehatan ku sudah mulai membaik, hari pertama sekolah aku langsung temui sang maliakat ku itu, dengan mata berkaca aku peluk beliau tak tahan rasa haru ku semangat ku semakit kuat untuk berjuang dan menambah keyakina beliau, tak sia -sia beliau memperjuangkan ku, sehingga aku di giring masuk ruang bimbingan konseling. untuk memastikan aku harus duduk di kelas berapa. Alhamdulillah berkat kesungguhan wali kelasku untuk meyakinkan pada guru BK bahwa aku diberi kesempatan untuk naik ke kelas 3 jurusan IPA. air mataku tak henti-hentinya mengalir, rasa syukur yang amat dalam, aku tak sia-siakan kesempatan yang diberikan, walaupun aku harus naik kelas 3 jurusan IPA dengan status percobaan selama 1 1/2 bulan untuk membuktikan bahwa aku memang layak duduk di kelas 3 jurusan IPA dilihat nanti pada rapor bayangan pertengahan catur wulan 1.

Semangat belajar ku tumbuh kembali, aku benar-benar tak mau melewati kesempatan ini, aku belajar sungguh-sungguh, bahkan tugas matematika 100 soal yang diberikan oleh ibu guru aku kerjakan dalam satu malam selesai, begitu juga dengan pelajaran lainnya. semuanya aku ikuti dengan tekun karena aku sadar bahwa banyak pelajaran yang kurang kupahami tapi karena kegigihan ku bertanya sama teman-teman alhamdulillah aku bisa mengejar ketinggalan ku, karena teman-temaku semuanya biak-baik dan mau membantu ketika aku mengalami kesulitan.

Hari demi hari ku lalui akhirnya sampailah pada saat aku harus membuktikan hasil rapor tengah cawu yang dikenal dengan rapor bayangan. dag-dig dug jantungku mau menerima rapor bayangan, ini menentukan apakah aku lanjut kelas 3 atau harus turun kelas. Alhamdulillah penantian ku berakhir dengan menerima satu lembar kertas penentu masa depan ku itu, perlahan ku buka, rasa syukur yang luar biasa aku dapat memperoleh rangking 9 dari 30 orang siswa, artinya aku bisa mengikuti pelajaran dan mengejar ketertinggalan ku dengan baik, maka dengan rasa percaya diri dan semangat yang kuat ku temui wali kelas penyelamat ku kembali untuk menghadap pada guru BK menyatakan aku sudah resmi duduk dikelas 3 jurusan IPA. Tak terbendung rasa bahagia di hati ini, aku peluk erat ibu guru ku yang baik hati, walaupun beliau masih gadis bahkan umurnya tak jauh beda dengan ku tapi, kharismatik keibuannya sudah terpancar dari jiwa nya sungguh luar biasa keikhlasan mu yang amat aku rasakan walaupun dengan status masih seorang guru honor, engkau sungguh mulia di hatiku wahai ibu guru ku.

Sehingga perjuangan ku berlanjut di kelas 3 jurusan IPA sampai akhirnya aku memilih menjadi seorang guru dengan jalur PMDK dengan pilihan pertama jurusan Matematika dan pilihan kedua Kimia, sehingga aku lulus jurusan kimia sampailah saat ini aku menjadi seorang guru kimia. Terimakasih ibu Guru ku, engkau pahlawan tanpa tanda Jasa, engkau hantarkan ku meraih cita-cita ku menjadi seorang guru, semoga suatu saat nanti Allah pertemukan kita kembali, karena setelah lulus SMA jarak yang memisahkan kita, dan alat komunikasi tidak seperti saat ini. Karena keterbatasan saat itu tidak ada komunikasi diantara kita lagi, Aku yakin kebahagiaan menyelimuti kehidupan mu ibu karena keikhlasan mu.

Aku rindu pada mu ibu Semoga Aku juga bisa menjadi guru yang di rindu seperti dirimu

disudut Kota dingin, Padang Panjang

25 November 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah perjuangan yang sangat inspiratif buk Riza Sofia...Mantap ..keren menewen

26 Nov
Balas

terimakasih buk mahda

26 Nov

Mantap sekali ceritanya buk kepala sekolahkuSemoga mendapat juara HebaatSukses selalu ya

25 Nov
Balas

Aamin ya Allah Terimakasih uni, Sukses juga buat uni

25 Nov

Masya Allah. Sukses selalu umi. Pantang menyerah dalam mencerdaskan anak bangsa dan tetaplah menginspirasi dalam kebaikan

26 Nov
Balas

terimakasih uni

26 Nov



search

New Post