Catatan Ramadhan 2

"Puasa Melahirkan Nilai Karakter"

Bulan Ramadhan sering juga disebut bulan tarbiyah. Bulan pendidikan, bulan dimana Allah didik manusia dengan berbagai karakter yang baik lewat puasa. Bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus juga menahan hawa nafsu. Juga menjaga hal-hal yang membatalkan puasa. Termasuk menjaga penglihatan, menjaga lisan dan menjaga sikap. Sehingga menjadi hamba Allah yang baik dan berkarakter.

Coba kita perhatikan bagaimana puasa Mendidik seorang muslim sehingga berkarakter. Contoh sederhana, adalah kesabaran, dengan puasa maka siapapun sabar menunggu berbuka. Tidak ada satupun orang berpuasa berbuka disiang hari, karena tidak sabar menunggu. Walaupun perasaan lapar dan haus sangat terasa. Tapi tetap sabar menunggu. Seharusnya karakter ini juga diaplikasikan dalam keseharian kita dalam kondisi apapun. Sabar menunggu, sabar dalam mengantri, sabar dalam berbagai ujian kehidupan.

Karakter lain adalah pribadi yang kuat dan pantang mengeluh. Orang yang berpuasa tidak akan mengeluh kepada orang tentang ujian yang dihadapi selama berpuasa. Tidak akan mengeluh karena lapar dan haus. Tidak mengumbar keluhan, sehingga terlihat nampak lebay. Belum ada terdengar sampai sekarang ada tetangga berteriak, "tuloooong lon graaaaah, lon deeeeuk/ saya haus dan lapar". Di media sosial pun saya belum pernah membaca status orang yang menulis bahwa dia haus dan lapar selama berpuasa. Mustahil di bulan ramadhan orang mengeluh karena lapar dan haus. Sebenarnya dalam kehidupan kita, jangan lah kita mengumbar keluhan, karena membuat siapapun semakin sakit dan tidak mengubah apapun disaat ia terus mengeluh.

Saya beri satu contoh lagi, puasa melahirkan rasa optimisme. Inilah karakter pejuang. Karakter orang yang meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Keyakinan seseorang akan Allah beri ganjaran berlipat ganda kepada orang yang beribadah dan beramal dibulan ramadhan sangat tinggi. Orang berpuasa optimis Allah beri banyak ganjaran. Orang berpuasa optimis Allah beri keberkahan, banyak orang berpuasa juga dengan menahan lapar dan haus serta hawa nafsu l, optimis Allah beri keampunan. Karakter optimis ini seharusnya juga menjadi karakter seorang muslim selama mengarungi kehidupan. Muslim yang berkarakter tidak pesimis dalam berbagai perjuangan. Tidak ada kata kalah sebelum berjuang. Hidup ini adalah kompetisi, dan Ingat anda adalah pemenangnya.

Rizki Dasilva