Rizki Dasilva S.Pd.I MA

Nama : RIZKI DASILVA, S.Pd.I, MA, Lahir : Juli Cot Mesjid, Tanggal 03 November 1987, Alamat : Jln Bireuen Takengon Juli Km 2,5 Desa Juli Seutuy,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Filosofi Musafir

Filosofi Musafir

Filosofi Musafir

Setiap kita sebenarnya adalah musafir. Manusia yang melakukan perjalanan. Kehidupan ini adalah perjalanan dari kandungan hingga menuju kematian.

Dalam Islam setelah kematian kita akan berjalan lagi menuju ke padang mahsyar, yaumul mizan pertimbangan, melawati jembatan yang lurus, hingga akhir berhenti di surga atau neraka. Setiap yang beriman pulang ke surga adalah impian sebagai kampung halaman sesungguhnya setelah jauh dalam perjalanan.

Setiap musafir pasti merindukan pulang kampung halaman, dimana kita dilahirkan. puluhan tahun merantau, siapapun akan menuruh harapan besar pulang kampung. Berjumpa dengan sanak family, orang-orang tersayang yang sudah cukup lama dirindukan.

Begitulah sesungguhnya hidup didunia ini. Sejak adam Allah ciptakan, kemudian tinggal disurga bersama hawa. Semua cucunya termasuk kita hari ini merindukan pulang kesana. Ke surga yang kekal abadi. Tempat pulang seluruh orang-orang beriman yang bertaqwa.

Nilai sosial dalam bermusafir juga tidak bisa kita nafikan. Ada rasa ukhwah, persatuan dan solidaritas disana. Orang aceh ketemunya di aceh, biasa saja. "Awak juli merempek ngen awak juli bak keudee kupi, nyan biasa manteng. Kadang sira jep kupi hana peugah haba, gabuk ngen hp bak jaroe masing-masing". Kalau jumpa orang sekampung di kampung sendiri nilainya tidak terlalu istimewa. Coba kalau jumpa orang juli dikuala lumpur, jumpa orang aceh di hongkong, jumpa orang aceh di australi, jumpa orang aceh di turkey. Jumpa orang aceh di mekkah madinah. Walaupun saling tidak mengenal, atau pernah jumpa tapi tidak bicara, menjadi sama-sama musafir dinegeri orang ada nilai lebih. Kekuatan ukhwah dan solidaritas muncul. Ini dirasakan oleh para musafir kekuatan itu.

Rasul juga memerintah kita menjalani kehidupan ini layaknya bagaikan musafir, coba kita perhatikan hadis ini.

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma ia berkata, “Suatu ketika Rasulullah memegang pundakku kemudian bersabda, “Jadilah engkau di dunia bagaikan seorang musafir atau penyeberang jalan.” Ibnu Umar berkata, “Apabila engkau di pagi hari jangan menunggu sore, apabila di sore hari maka janganlah menunggu pagi, pergunakanlah kehidupanmu persiapan untuk kematianmu, dan kesehatanmu untuk menghadapi masa sakitmu.”(HR. Bukhari).

Rizki Dasilva

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post