"Sakit Iman"

Kalau kita diopname atau dirawat di rumah sakit. Semua rasa atau emosional berubah. Termasuk kita tidak ada selera makan. Ayam goreng, ikan panggang, kari kambing, udang tumis, cumi-cumi asam manis dan lain-lain, semua tidak enak di mulut.

Saat sehat semua lahap kita makan. Apalagi suasana hati lagi bahagia. Makanan terasa lezat di mulut. Bahkan kita bisa nambah. Lidah kita terasa sangat nikmat saat mengunyah makanan. Ingat itu karena keadaan kita lagi sehat.

Saudaraku begitulah iman kita kepada Allah. Saat iman kita sakit, apapun orang cerita nikmat beribadah bagi kita menjadi beban. Shalat jadi beban, zikir jadi beban, puasa jadi beban, sedekah beban, mengajar kebaikan jadi beban, dakwah jadi beban. Tau kenapa?jawabannyan iman kita lagi sakit. Tak lezat semua ibadah itu. Kenikmatan ibadah telah hilang. Sujud kepada Allah sangat berat. Bahkan lebih berat dari pada mengangkat gunung.

Saat iman kita sehat. Semua terasa nikmat. Shalat nikmat, puasa nikmat, sedekah nikmat, berbuat baik kepada orangtua nikmat. Semua terasa nikmat. Berkumpul dengan orang shaleh itupun terasa rindu dan nikmat. Mendengar dan membaca Qur'an sungguh nikmat daripada musik atau lagu yang paling populer saat ini. Begitulah berkara iman

Iman kita bukan hanya cukup percaya saja sama Allah. Tidak cukup dengan menuntut ilmu saja. Tapi butuh keyakinan, KEYAKINAN KEPADA ALLAH. Bukti keyakinan hanya kita dan Rabb yang tau. Tak perlu dibuat-buat. Tak perlu dilihat manusia.

Sungguh Allah akan memberi kenikmatan iman disaat kita berusaha yakin atas perintah nya, yakin atas kenikmatan surga, yakin atas siksaan kubur dan neraka, yakin semua perkara yang kita lakukan di dunia Allah dakwakan di akhirat. Beribadahlah tanpa beban dan wajib ikhlas dan berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya.

Rizki Dasilva