RIZQI SURYA RIZA, S. Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN STRIKER VS BACK IN

PTK SEPAK BOLA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN STRIKER VS BACK IN FOUR GOAL TARGET PADA SDN KAUMAN 02 KELAS V

KAB. BATANG TAHUN 2022

Oleh

Nama : RIZQI SURYA RIZA, S.Pd.

NIP : -

Unit kerja : SDN KAUMAN 02

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidkan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan yang utuh, makluk total, daripada hanya menganggap sebagai seseorang yang terpisahkan kualitas fisik dan mentalnya. Paparan ini menurut H.J.S. Husdarta(2009:3).

Dalam pelaksanaannya, pendidikan merupakan proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup dalam pembentukan karakter manusia agar lebih baik untuk hari ini maupun yang akan datang. Untuk menunjang keberhasilan pendidikan diperlukan metode atau cara yang tepat dalam menyampaikan materi yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam menindak lanjuti hal ini seorang guru bisa menerapkan metode pembelaran yang tidak membosankan dan membuat suasana lebih menyenangkan pada saat pembelajaran berlangsung.

Dengan melihat permasalahan tentang metode yang akan dipakai maka metode pembelajaran terpadu dapat digunakan untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan kepada siswanya. Menurut Trianto(2010:5) proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik supaya dapat diterima untuk memenuhi (1) kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat global; (2) mempersiapkan peserta didik dalam perkembangan dunia global; (3) sebagai proses untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan jasmani merupakan sarana pendukung pendidikan, karena di dalamnya terdiri dari beberapa unsur yang sangat berperan dalam pembentukan karakter masing-masing individu. Di dalam pedidikan jasmani tersebut terdapat unsur pengembangan keterampilan motorik, fisik, sosial, dan kebiasaan pola hidup sehat. Dengan pendidikan jasmani inilah akan membentuk siswa mendapatkan kecakapan, keterampilan, kreatif dan inovatif.

Dalam proses pendidikan jasmani guru diharapkan menguasai materi yang akan disampaikan meliputi berbagai keterampilan gerak dasar atletik, senam dan permainan serta pendidikan kesehatan untuk membentuk peserta didiknya menjadi generasi yang bertanggung jawab, jujur, sportif dan sosial.

Pendidikan jasmani yang disampaikan tidak boleh menyimpang dari kurikulum yang sedang berlaku sekarang, sehingga dapat terwujudnya dan tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang sehat jasmani dan rohani.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan meliputi kajian teoritis mengenai pengetahuan pendidikan jasmani dan juga melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas jasmani yang banyak diminati siswa biasanya yang mengandung unsur permainan yang melibatkan suatu kelompok besar dalam suatu pertandingan. Sepak bola merupakan permainan yang mereka idolakan dalam aktivitas bermain siswa di sekolah dasar. Kadang banyak siswa menganggap olahraga itu adalah sepak bola, tetapi sebagian siswa putri kurang menyukai permainan ini dengan alasan takut bila terkena bola pada bagian kepala maupun bagian yang lainya yang membuat siswa jera dalam bermain bola.

Dengan adanya permasalahan tersebut di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang berupaya mengatasi masalah yang ada dengan membuat pemgembangan metode dengan cara memodifikasi alat dan permainannya. Harapannya dengan membuat metode modifikasi alat dan permainan ini siswa baik putra maupun putri melaksanakan pembelajaran penjasorkes dengan suasana yang menyenangkan dan tercapainya tujuan pendidikan. Upaya yang dilakukan oleh guru penjasorkes dalam memecahkan masalah ini adalah menciptakan permainan sederhana dengan peraturan yang dibuat bersama-sama serta modifikasi bola yang terbuat dari plastik. Target permainan yaitu gawang berjumlah empat yang terbuat dari bambu. Permainan ini di beri nama striker vs back in four goal target.

Permainan ini sekilas agak asing bagi siswa, karena menggunakan bahasa inggris. Penggunaan bahasa inggris dalam permainan ini sebagai wujud pembelajaran terpadu dengan pendekatan tematik yang menggabungkan unsur pendidikan jasmani dengan bahasa inggris dibuktikan nama permainan dan cara menghitung dalam pemanasan. Dalam variasi bermain peneliti membuat peraturan sederhana dalam permainan yang berorientasi pada sistem permainan bola yang menyenangkan dan menambah antusias dalam bermain. Permainan striker vs back in four goal target ini untuk memberikan jawaban atas masalah metode pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar gerak dasar sepak bola. Aturan dalam permainan ini dibuat dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan segi kognitif dengan mengerti arti sehat, konsep gerak, kritis, cerdas dan pemecahkan masalah. Aspek afektifnya dilihat dari antusias, sprotivitas, percaya diri dan perilaku saat pembelajaran. Aspek psikomotorik melalui keterampilan gerak.( Agus Mahendra 2003:22)

Permainan tersebut di atas sebagai pemecahan masalah yang ada pada siswa kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mereka dalam hal sepak bola.

Demikian gambaran sebagai landasan penyusunan Penilitian Tindakan Kelas (PTK) untuk siswa kelas V pada SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah itu adalah bagaimana permainan striker vs back in four goal target mampu meningkatkan pembelajaran sepak bola pada siswa kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran sepak bola melalui permainan Striker Vs Back In Four Goal Target.di kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tolak ukur sistem pembelajaran penjaskes khususnya sepak bola di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 dalam mencapai target kurikulum yang ada. Peneliti berharap dengan hasil penelitian ini kelak akan menjadi bagian yang sangat penting dalam pendidikan jasmani di Indonesia. Hasil dari penelitian ini di hari yang akan datang akan sangat bermanfaat bagi guru sebagai penyampai materi pembelajaran dan siswa sebagai peserta didik yang menjadi obyek dalam pencapaian ketuntasan pembelajaran atau keberhasilan pembelajaran.

1.5 Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah yang ada di kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 mengenai pembelajaran sepak bola, maka dibuatlah konsep permainan sederhana dan alat yang dimodifikasi dengan peraturan yang sederhana yang mudah dipahami oleh siswa. Model permainan striker vs back in four goal target ini beroientasi pada sepak bola menyerang dan bertahan dengan peraturan sederhana yang cukup menarik dan sebelumnya belum pernah ada dalam aturan baku sepak bola. Upaya ini dilakukan agar siswa tidak jenuh dengan permainan dan terangsang segi kognitif dalam kemampuan memahami aturan tersebut.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Sejarah Sepak Bola

Olahraga ini di mulai sejak abad ke- 2 dan 3 sebelum Masehi di Cina (masa Dinasti Han). Masyarakat jaman itu menggiring bola kulit dan menendangnya ke jaring kecil. Permainan ini juga dilakukan di Jepang dengan nama Kemari. Pada abad ke- 16 permainan menendang dan membawa bola sangat digemari di Italia. Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris. Pada tahun 1365 permainan ini pernah di hentikan oleh Raja Edward III karena dalam suatu kompetisi terjadi banyak kekerasan. Pada tahun 1815 suatu perkembangan besar sepak bola yang terjadi di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern pada tahun 1863 tepatnya di Freemasons Tavern dengan berkumpulnya 11 sekolah dan klub untuk membuat aturan baku permainan ini. Dan terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola(soccer). Pada tahun 1869 membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola tahun 1800-an. Asosiasi tertiggi sepak bola dunia (FIFA) mulai di bentuk tahun 1900-an dan dimainkan beberapa kompetisi di berbagai negara.

Guru yang kreatif, motifatif, profesional dan menyenangkan dalam menyajikan pembelajaran harus dapat memberikan kemudahan belajar bagi siswanya, agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Disamping itu harus paham sifat-sifat perkembangan siswa berdasarkan umur dan karakternya. Menurut Osysa USA yang dikutip Basuki Widyarso, S.S ( 2007 : 6 ) fase anak umur 5-12 tahun mengalami pertumbuhan paling pesat dalam masa pertumbuhan (yang dianggap penting). Ron Quin ketua Pendidikan Olah Raga di Xavier Universty (1997 : 3 –7) yang dikutip Basuki Widyarso, S.S memaparkan tentang pengembangan sepak bola pemula : Metode yang banyak digunakan di Amerika Serikat adalah pendekatan permaianan/aktivitas memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain dan bersenang-senang akan membuat mereka berminat pada sepak bola.

2.2 Sepak Bola Dan Sistem Permainan

Permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim yang tiap tim terdiri dari sebelas orang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali h ppenjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengan dan tanggan di daerah hukumannya. Dalam menentukan kemenangannya adalah yang paling banyak memasukan bola ke gawang lawan maka dinyatakan sebagai pemenangnya dan ketika terjadi poin yang sama maka dinyatakan seri/draw.

2.2.1 Pemain dan strategi permainan

Jumlah pemain ada 11 yang terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan( fullbacks), 2-4 orang pemain tengah dan 1-3 orang penyerang. Penjaga gawang adalah pemain yang boleh menggunakan tangan dalam melindungi daerah gawang. Pemain bertahan memiliki tugas menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang dan pemain tengah bertahan. Penyerang memiliki tugas mencetak gol ke gawang lawan. Kaitanya strategi dan taktik yang dipakai meliputi pola formasi permainan 4-4-2(sering digunakan), 3-4-2-1( peta kekuatan ditengah) dan 4-3-3 ( formasi klasik tahun 1970-an yang sering dipakai oleh tim dari Belanda dan Jerman Barat).

2.2.2 Lapangan dan aturan permainan

Dalam pertandingan internasional untuk dewasa, lapangan sepak bola yang digunakan dengan ukuran panjang 100–120 meter dan lebar 65–75 meter. Terdapat gawang sebagai target dalam membuat gol dalam mendapat skor. Gawang yang berupa persegi empat dengan panjang 7,32 meter dan tinggi 2,44 meter. Dibagian depan gawang merupakan daerah pinalti yang berjarak 16,5 meter dari gawang. Area ini batas kiper menangkap bola dengan tangan danpenentu sebuah tendangan pinalti ketika ada pemain lawan yang dilanggar di daerah ini.

Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola

(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)

2.2.3 Lama permainan

Lama permainan normal untuk pemain senior adalah 2 x 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit diantara babak ke satu dan ke dua. Jika kedudukan tetap sama imbang,maka terjadi perpanjangan waktu selama 2 x 15 menit hingga salah satu tim menjdi pemenangnya, namun bila terjadi masih sama kuat maka diadakan adu pinalti.

Wasit dapat menentukan berapa tambahan waktu di akhir babak sebagai penggant waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera pada pemain yang memerlukan pertolongan, ataupun penghentian sementara. Waktu tambahan ini disebut injury time atau stoppage time. Pada tahun 1990-an , International Football Association Board ( IFAB ) memberlakukan sistem gol emas ( golden goal ) atau gol perak ( silver goal ) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenangnya. Sedangkan gol perak, tim yang memimpin pada babak perpanjangan waktu pertama akan mendaji pemenangnya. Keduaa sistem tersebut sekarang sudah tidak digunakan lagi oleh IFAB.

2.2.4 Pelanggaran

Pelanggaran keras yang terjadi dilapangan akan mendapatkan peringatan dari wasit yaitu kartu kuning atau kartu merah. Proses terjadinya kartu kuning diawali seorang pemain yang melakukan pelanggaran dan wasit menghentikan permainan kemudian menunjukan kartu di depan pemain yang melakukan pelanggaran. Kartu merah terjadi ketika terjadi dua kali kartu kuning pada satu pemain yang melanggar dan apabila satu kali pelanggaran yang sangat keras terhadap lawan. Bila ini terjadi pemain lawan yang dilanggar akan mendapatkan tendangan bebas jika diluar kotak pinalti. Lain halnya apabila terjadi pelanggaran di kotak pinalti maka akan terjadi tendangan pinalti untuk lawan yang dilanggar. Bola diletakkan pada titik putih yang ada pada area kotak pinalti yang berada di depan penjaga gawang yang sudah ditentukan jaraknya.

2.2.5 Wasit dan asisten wasit

Wasitadalah seorang yang memimpin jalanya pertandingan agar pertandingan berjalan dengan baik dan sesuai aturan yang sudah dibakukan oleh FIFA. Dalam permainan sepak bola wasit dibantu oleh 2 penjaga garis dan seorang petugas di pinggir tengah lapanganmasing-masing penjaga garis mempunyai tanggung jawab setengah lapangan, mereka membawa bendera warna terang untuk menandakan terjadinya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Ke dua penjaga garis itu biasanya mengikuti posisi pemain bertahan( back ).

Petugas yang di pinggir lapangan bagian tengah mempunyai tugas sebagai mencatat waktu yang sempat berhenti selama pertandingan dan info mengenai tambahan waktu di akhir babak. Petugas ini juga memeriksa pergantian pemain dan penghubung antara manager tim dengan wasit. Pertandingan di era modern ini sudah melibatkan teknologi canggih dalam suatu pertandingan sepak bola. Teknologi canggih dipakai untuk meminimalisir terjadinya human errorpada system perwasitan.

2.2.6 Teknik dasar sepak bola

Permainan sepak bola mempunyai beberapa teknik dasar yang perlu kita pelajari diantaranya :

2.2.6.1 Menendang

Sucipto dkk.(2000:11)memaparkan bahwa menendang bola merupakan pola gerak dominan yang paling penting dalam permainan sepak bola. Pada dasarnya permainan sepak bola tidak lain dari permainan menendang bola.

Gambar 2.2 Gerak dasar menendang bola

(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)

2.2.6.2 Mengoper ( passing )

Mengoper bola ini kaitannya dengan memberikan umpan bola kepada teman dalam mencapai target yaitu memasukkan bola ke gawang lawan. Tahapan pembelajaran sepak bola untuk anak-anak kelompok umur 8 – 10 tahun menurut Flek Tomdan QuinnRon yang diterjemahkan oleh Basuki Widyarso SS (2007) meliputi : mengenal pasangan bermain, mengenal pasangan antar kelompok kecil, teknik mengenalcara menggiring dan mengenal sasaran.

Gambar 2.3 : Mengoper bola ( passing )

(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)

2.2.6.3 Menyundul ( Heading )

Menurut Muhammmad Muhyi Faruq (2008:92) pemain yang berpostu tinggi mempunyai peran yang sangat besar dalam penyerangan untuk mencetak angka melalui sundulan yang mematikan.

Gambar 2.4 : Menyudul bola

(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)

2.2.6.4 Mengontrol

Gerak mengontrol mempunyai orieantasi menguasai bola yang datang dari teman atau dalam hal menerima umpan. Gerak kontrol sendiri terdiri dari : mengontrol dengan kaki, dada, dan kepala. Dalam belajar kontrol bola ini perlu ketepatan pada posisi badan saat menerima bola. Kontrol bola dengan kaki biasanya ketika ada bola yang datang menyusur tanah atau bola yang datang posisi rendah. Kontrol bola dengan kepala dilakukan apabila bola yang datang posisinya tinggi. Posisi bola yang datang tidak terlalu tinggi atau tepat didepan dada maka kontrolnya memakai dada. Gerak mengontrol bola sangat menentukan dalam permainan ini karena kontrol yang baik tidak akan mudah lepas dari penguasaan bola.

Gambar 2.5 : Cara Mengontrol Bola

(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)

2.2.6.5 Menggiring

Gerak menggiring bola termasuk teknik yang berhubungan dengan konntrol dan pengendalian bola ketika seorang pemain mendapat kesempatan membawa bola agar tidak bisa di rebut oleh lawan. Dalam gerak ini memerlukan tingkat kelincahan dan akurasi gerak. Menggiring bola merupakan suatu usaha seorang pemain dalam menguasai bola secara individu dalam mencapai target sebagai bertahan ataupun menyerang. Bagi seorang pemain bertahan menggiring bola merupakan usaha menjauhkan bola terhadap area bertahannya dan upaya memberikan umpan kepada temannya. Sedangkan bagi pemain penyerang menggiring bola adalah suatu usaha melewati pemain bertahan dalam mencetak gol kegawanglawan.

Gambar 2.6 Menggiring Bola

Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak _bola)

2.2.7 Model pembelajaransepak bola modifikasi

Dengan melihat permasalahan yang timbul dalam dunia sepak bola maka dibuat permaian yang untuk menumbuhkan semangat untuk kemajuan sepak bola ditanah air maka peneliti membuat permainan modifikasi yang beroientasi pada permaian bertahan dan menyerang dalam tempo yang singkat . Permainan ini diberikan nama Striker Vs BackIn Four Goal Target. Nama dari permainan ini dibuat untuk mengenalkan siswa pada posisi pemain yaitu penyerang(striker) dan bertahan( back) sebagai bagian penting dalam permainan sepak bola. Aturan permainan yang dibuat meliputi konsep pemain penyerang yang berusaha memasukkan bola ke gawang yang berjumlah empat.

Dibawah ini penjelasan tentang permainan Striker Vs Back In Four Goal Target:

A. Permainan Pertama

1. Bentuk Lapangan

a. Lingkaran atau segi empat menyesuaikan keadaan.

Keterangan :

§ striker

back

2. Jumlah Pemain

a. Dalam satu permainan membutuhkan 8 siswa yang bermain.

b. 4siswa menjadi striker dan 4 siswa menjadi back

3. Lama Permainan

a. 2 x 5 menit

4. Aturan Permainan

a. Tendangan tidak boleh melebihi lutut / tendangan menyusur tanah.

b. Pemain bertahan(back) tidak boleh keluar dari areal permainan.

c. Apabila bola terkena tangan maka akan diadakan tendangan pinalti.

d. Gawang yang sudah berhasil dimasuki bola tidak boleh menjadi target goal lagi dan apabila masuk lagi ke gawang yang sama hanya dihitung masuk 1 kali.

e. Pemenang dalam permainan ini adalah yang paling banyak memasukkan bola ke target atau gawang.

5. Cara Bermain

a. Permainan diawali oleh striker dengan mengoper bola ke temannya

b. Tendanganlah bola menuju target yaitu gawang kecil modifikasi yang berjumlah empat dan memasukkannya bola boleh secara acak.

c. Pemain bertahan ( back ) menghalau bola ke luar areal permainan dengan menendang sejauh mungkin meninggalkan areal pertahanan.

d. Jika waktu 4 menit pertama berakhir maka terjadilah pergantian posisi yaitu striker menjadi back dan begitu juga sebaliknya.

e. Apabila waktu sudah permainan sudah habis maka dihitung berapa skor akhirnya.

6. Alat-alat

a. Bola dari plastik.

b. Botol plastik air mineral yang di isi air ( sebagai ganti kun )

c. Peluit.

d. Gawang modifikasi.

e. Lapangan.

B. PERMAINAN KEDUA

1. Bentuk Lapangan

a. Lingkaran atau segi empat menyesuaikan keadaan

Keterangan :

§ Tim A

Tim B

2. Jumlah Pemain

a. Dalam satu permainan membutuhkan 8 siswa yang bermain.

b. 4 siswa menjadi striker dan 4 siswa menjadi back

3. Lama Permainan

a. 2 x 5 menit

4. Aturan Permainan

a. Tendangan tidak boleh melebihi lutut / tendangan menyusur tanah.

b. Jika salah satu pemain yang sedang membawa bola masuk kearea lawan temanya diperbolehkan masuk ke area lawan juga.

c. Jika salah satu pemain masuk ke area lawan tanpa ada bola yang berada di area lawan, maka dianggap pelanggaran.

d. Pemain yang sudah masuk ke area lawan kemudian dalam hitungan tiga kali belum bisa merebut bola maka dinyatakan pelanggaran.

e. Apabila bola terkena tangan maka akan diadakan tendangan pinalti.

f. Gawang yang sudah berhasil dimasuki bola tidak boleh menjadi target goal lagi dan apabila masuk lagi ke gawang yang sama hanya dihitung masuk 1 kali.

g. Pemenang dalam permainan ini adalah yang paling banyak memasukkan bola ke target atau gawang.

h. Setiap pelanggaran maka mendapatkan tendangan penalty ke gawang.

5. Cara Bermain

a. Permainan diawali oleh striker dengan mengoper bola ke temannya

b. Tendanganlah bola menuju target yaitu gawang kecil modifikasi yang berjumlah empat dan memasukkannya boleh secara acak.

c. Pemain yang masuk ke area lawan jika tidak medapat bola kembali dalam 3 hitungan maka harus kembali ke area sendiri.

d. Jika waktu 5menit babak pertama selesai maka terjadi pergantian tempat.

e. Apabila waktu sudah permainan sudah habis maka dihitung berapa skor akhirnya. Jika terjadi skor yang sama mak diadakan adu penalti.

6. Alat-alat

a. Bola sepak ukuran 5.

b. Botol plastik air mineral yang di isi air ( sebagai ganti kun )

c. Peluit.

d. Tali pembatas lapangan

e. Gawang modifikasi.

f. Lapangan.

2.3 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan dalam yang dilakukan ranah pendidikan baik di mulai dari tingkat dasar. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatanbukan hanya sebagai aktivitas siswa yang berkesan membuat suasana kesenangan dalam gerak, tetapi penjas merupakan bagian penting dari pendidikan. Dalam pembelajaran penjasorkes yang diarahkan dengan baik maka siswa dapat meningkatkan beberapa aspek yang terdapat didalam tujuan pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikmotorik.

Ada beberapa orang berpendapat bahwa siswa begitu antusias mengikuti pelajaran penjasorkes karena mereka hanya bermain dan tidak menggunakan pikiran. Tudingan itu merupakan suatu masalah yang perlu diatasi agar tidak dicap hanya menggunakan otot saja. Secara pemahaman yang mendalam sebenarnya penjasorkes meliputi tiga aspek yang harus di penuhi yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif merupakan suatu pemahaman akan penjasorkes secara teoritis yang menggunakan penalaran. Aspek afektif diambil dari segi perilaku serta sifat sosial dalam masyarakat. Aspek psikomotorik dari keterampilan dalam mempelajari faktor gerak dasar olahraga. Apabila dari tiga aspek ini terlaksana dengan baik maka akan tercapainya tujuan dari pendidikan yang berkarakter.

Mereka yang menilai penjaorkes hanya bersifat kegembiraan dalam aktivitas gerak saja dan hanya hiburan setelah siswa selesai mata pelajaran lain yang melelahkan pikiran. Dasar dari pemikiran mereka adalah ada sebagian guru penjasorkes yang sering melakukan aktivitas yang tidak sesuai yaitu hanya jalan-jalan saja,kadang hanya bermain sepak bola bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan bermain kasti saja. Ini semua menjadi gambaran yang negative dari penjasorkes. Guru penjasorkes yang baik seharusnya membuat terobosan yang merubah pandangan negatif tentang metode pembelajaran yang digunakan, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

2.4 Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan mengacu pada bagaimana seorang tumbuh, beradaptasi, dan berubah disepanjang perjalanan hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional (sosial dan emosi), perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan manusia menurut teori Piaget (kognitif dan moral) serta teori perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky. Setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja peserta didik kita, yaitu lingkungan keluarga, atmosfer persekawanan, sumber daya sekolah, kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri, dan aksesibilitas pencapaian informasi.

Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik kemampuan fitrahnya.

Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain :

2.4.1. Paedogogis

Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan

2.4.2. Sosialdan kultural

Menurut ahli sosiologi, pada prinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makhlik yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.

2.4.3. Aspek tauhid

Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama ).

Pertumbuhan peserta didik yang baik akan menghasilkan suatu pertumbuhan yang mencapai suatu hasil yang sesuai harapan dari orang tua peserta didik dan tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh.

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan landasan utama dalam arahan penalaran untuk dapat memberikan jawaban sementara akan masalah yang dirumuskan,berdasarkanindentifikasi masalah yang ada maka diambil suatu kerangka berpikir permainan striker vs back in four goal targetdapat meningkatkan .hasil belajar pembelajaran sepak bola pada SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022

2.6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan suatu penelahan suatu masalah yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Dari kerangka berpikir diatas maka dapat disimpulkan hipotensis tindakan dalam penelitianiniadalah: Pengembangan pembelajaran melalui modifikasi permainan dan alat dalam meningkatkan hasil belajar sepak bola melalui permainan striker vs back in four goal target pada siswa kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 tahun 2022/2023 sebanyak 28 siswa terdiri dari 17 putri dan 11 putra.

3.2 Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar sepak bola melalui permainan modifikasi striker vs back in four goal target.

3.3 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 2 siklus, siklus pertama di laksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Nopember 2022, dan siklus kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Nopember 2022 pada SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 yang terletak di bagian timur wilayah dari Pemerintahan Kabupaten Batang Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah lapangan Desa Kauman Kec.Batang

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran.

2) Tes

Tes yang dilakukan meliputi tentang pengetahuan tentang permainan sepak bola dari segi kognitifnya melaui tes tertulis. Kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar sepak bola dari segi psikomotorik melalui tes unjuk kerja. Dan yang tidak kalah penting dari segi afektif yaitu kepatuhan siswa terhadap peraturan serta instruksi guru melalui pengamatan.

3) Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama proses belajar mengajar.

4) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas V serta foto proses tindakan latihan.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masing RPP berisi tentang kompetensi dasar,indikator, alokasi waktu

3.6.2 Lembar Tes Teori

Lembar tes ini untuk mengetahui hasil dari jawaban melalui tes tertulis dalam hal pengetahuan siswa dalam pembelajaran sepak bola. Rubrik penilaian ini dari segi Kognitif.

, tujuan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

3.6.3 Lembar Pengamatan Tes Praktik

Lembar pengamatan tes praktik ini untuk menilai praktik siswa dalam aktivitas bermain sepak bola modifikasi. Rubrik penilaian disesuaikan dengan dariafektif dan psikomotorik.

3.7 Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan mengorganisasikan data, memilahnya dengan satuan yang dapat dikelola, mengintensiskan, mencari dan memutuskan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari juga memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki.Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Gambar 3.1. : Prosedur PTK (Sumber : Suharsini Arikunto,2006)

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) gerak dasar permainan sepak bola” srikervsback infour goal target.”

b. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran.

c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran.

d. Penyiapan tempat penelitian.

e. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan.

f. Membuat instrumen observasi.

g. Membuat lembar evaluasi pembelajaran.

h. Sosialisasi kepada subyek

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan siswa baris, berdo’a, presensi, menginformasikan kompetensi dasar, tujuan yang hendak dicapai, indikator pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan dan peregangan.

b) Kegiatan inti

1. Penilaian tahap pertama

Untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas V tentang gerak dasar sepak bola.

2. Pelaksanaan dan observasi

· Siswa melakukan pemanasan

· Guru memberi arahan kepada siswa tentang sistem permainan.

· Siswa melakukan permainan yang di instruksikan guru.

· Setelah kegiatan selesai siswa di bariskan kembali untuk mendiskusikan hasil pembelajaran melalui permainan ini.

· Guru memandu diskusi dan siswa diberi kesempatan memberi tanggapan.

c) Kegiatan akhir

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan atau kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran sepak bola.

2. Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

3. Siswa dibariskan, berdoa dan bubar.

3) Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru penjasorkes (peneliti) bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru penjasorkes dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Guru penjasorkes (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan Supervisor Penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus II.

Table 3.1 Instrumen Penilaian Permainan Sepak Bola modifikasi

NO

ASPEK PENILAIAN

%

KOMPONEN PENILAIAN

SKOR MAX

1

Kognitif

33%

Pemahamanaturanpermainan

4

10

Pemahamanteknikdasartendangan bola

3

Evaluasisiswaterhadappermainan

3

2

Afektif

17%

Kerjasamadenganoranglain

3

9

Sportiftitas

3

Kejujurandankepatuhan

3

3

Psikomotorik

50%

Teknikdasarmenendang bola

1

9

Teknikdasarmenggiringdanmengontrol bola

2

Kelincahan

2

Sootingbola ke target( gawang)

2

SkilIndividu

2

Skormaksimal

28

Table 3.2 Format Penilaian Permainan Sepak Bola Modifikasi

NO

NAMA

ASPEK PENILAIAN

NILAI AKHIR

KOG(2)

AFEK(1)

PSIKOM(3)

Jumlah

Rata-rata

Rumus N A :

(N Kognitif x 2) + (N Afektif x 1) + (N Psikomotor x 3)

6

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru penjaskes (peneliti) mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terutama pada peraturan dari permainan modifikasi ” striker vs back in four goal target.”

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan peraturan baru dengan memperkecil lebar lapangan dan penyederhanaan peraturan yang ada.

b) Guru kembali menggunakan bola standar dari kulit dengan mengurangi volume udaranya.

3) Observasi

Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus I, yaitu guru penjasorkes (peneliti) bersama supervisor mengamati kegiatan guru penjasorkes dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Evaluasi dan Releksi

Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan Supervisor Penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan ke siklus III, namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus II.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskrepsi Hasil Penelitian

Permainan sepak bola sangat digemari oleh anak-anak sampai dewasa dari berbagai kalangan masyarakat, Sedangkan pada kaum hawa hanya sebagai penonton saja. Dalam dunia pendidikan permainan sepak bola hanya digemari oleh siswa putra saja, sedangkan siswa putri kebanyakan bermain permainan lain misalnya kasti. Demikian pula pada SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang yang letaknya di daerah pesisir pantai selatan yang sebagian masyarakatnya sebagai petani dan nelayan. Antusias masyarakat Kecamatan Adipala terhadap sepak bola sangat tinggi terbukti dengan sarana lapangan yang terawat dan kegiatan SSB yang aktif setiap minggunya. Dan sebagai guru penjasorkes pada SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang merasa sangat terpanggil dalam mengatasi masalah yang ada yaitu tentang kurangnya antusias siswa putri pada permainan sepak bola. Guru penjasorkes membuat sebuah permainan yang bernama ”Striker Vs Back In Four Goal Target.”

Permainan sederhana ini sudah mampu menimbulkan antusias tinggi dan juga meningkatkan ketrampilan siswa dalam bermain sepak bola. Metode pembelajaran ini sudah bisa dikatakan berhasil karena adanya peningkatan dari sebelumnyaberikut ini hasil dari penelitian yang terbagi menjadi dua tahap meliputi:

4.1.1 Siklus I

Dalam siklus ini adalah suatu tindakan dari guru dalam membuat suatu pemecahan masalah yang ada dalam pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan mencapai target kurikulum. Maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan meliputi:

4.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan perangkat pembelajaran, menentukan model dan media pembelajaran, membuat alat evaluasi, membuat lembar evaluasi, dan menyusun pedoman observasiuntuk pelaksanaan pembelajaran sepak bola dengan membuat modifikasi permainan dan alat yang disusun pada tahun 2022. Peneliti pada kesempatan ini menunjuk teman sejawat yaitu Rudjijanto,S.Pd sebagai pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran.

4.1.1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan pada tahun dengan dibantu 1 teman sejawat sebagai pengamat. Instrumen yang digunakan adalah dokumen rencana pembelajaran, bola plastik, botol plastik sebagai pengganti cone, lembar observasi, lembar evaluasi dan alat dokumentasi.

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

4.1.1.2.1 Kegiatan awal

Guru mengawali kegiatan dengan waktu ±15 menit persiapan meliputi berdoa dan penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan, pemanasan ±15 menit, ±20 menit permainan sepakbola yang di modifikasi memakai empat gawang sebagai targetnya,± 10 menit untuk pendinginan dan sisanya sebagai evaluasi dari pembelajaran dan diskusi. Langkah-langkah pembelajaran inti, sebagai berikut. Pada kegiatan awal, guru menyiapkan RPP, media/alat peraga, dan instrumen penilaian. Kegiatan ini dilaksanakan ± 10 menit yang diawali dengan mengucapkan salam, berdoa, melakukan presensi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan apersepsi. Apersepsi ditujukan untuk membangun pengetahuan siswa tentang materi pelajaran melalui tanya jawab. Pendapat siswa menjadi awal tolok ukur sejauhmana siswa mengusai materi yang akan diajarkan. Guru memberikan semangat pada siswa agar termotivasi mengikuti pembelajaran.

4.1.1.2.2 Kegiatan inti

Kegiatan inti dilaksanakan ± 70 menit dengan rincian

a) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk berbaris sebelum masuk kelas, dilanjutkan berdoa dan penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan.( ± 10 menit)

b) Setelah selesai penjelasan siswa menuju ke lapangan yang berjarak 100 meter.( ± 5 menit )

c) Siswa melakukan pemanasan dengan diawali lari jogging mengelilingi lapangan sepak bola bersama-sama termasuk gurunya. Dilanjutkan pemanasan dari gerak statis sampai gerak dinamis.( ±10 menit )

d) Langkah selanjutnya adalah pemanasan yang menuju inti dengan cara melakukan gerak manipulative cara menendang bola tanpa ada bola di depannya.(±5 menit)

e) Pada kegiatan inti ini permainan ini dilakukan dengan pembagian kelompok yaitu 2 kelompok putra dan 4 kelompok putri yang terdiri dari 4 orang setiap regu dan 4 sebagai wasit. Untuk pembuatan lapangan dilakukan bersama siswa dengan membagi lapangan menjadi 3 areal bermain(±5menit).Sebelum permainan di mulai guru menjelaskan peraturan permainan kepada siswa yang menjadi pemain maupun wasit. Lama permainan ini adalah 2x5 menit. Satu regu bergantian menjadi striker dan back dalam saat pergantian waktu 5 menit.( ± 10 menit)

f) Guru membuat evaluasi tentang beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini.(±5 menit). Guru melakukan suatu penilaian melalui tes tertulis pada kognitif dan pengamatan pada siswa yang terdiri dari, afektif dan psikomotorik.(±5 menit )

4.1.1.2.3 Kegiatan akhir .( ± 10 menit )

a) Pendinginan sebagai sarana mengembalikan kondisi tubuh kembali normaldengan bernyanyi bersama-sama.

b) Jam pelajaran selesai siswa dibubarkan.

Setelah pembelajaran siklus I selesai dilaksanakan, maka siswa diberikan angket tentang proses belajar mengajar yang dilakukan. Dengan pertanyaan yang diberikan tersebut akan dapat diketahui bagaimanakah pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motifasi belajar dan sejenisnya. Hal analisis deskripsi persentase dari masing-masing aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Tabel 4.1 Skala Penilaian Dalam Penilaian Hasil Belajar

No

Nilai Persentase

Kriteria

1

20,00% - 36,00%

Sangat Rendah

2

37,00% - 52,00%

Rendah

3

53,00% - 68,00%

Sedang

4

69.00% - 84,00%

Tinggi

5

85,00% - 100%

Sangat Tinggi

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu pengetahuan akan peraturan permainan yang dilakukan (kognitif), sikap siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung (afektif), aktifitas yang meliputi gerak dasar dalam permainan dan keaktifan siswa mengikuti pelajaran penjasorkes (psikomotorik) terhadapm(penjasorkes) dengan menggunakan permainan modifikasi striker vs back in four goal target Pada Siswa Kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 memperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tabel Hasil Pembelajaran Pada Siklus I Aspek Kognitif,Afektif dan Psikomotorik

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

Persentase

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

1

4%

3

5,5 – 7

Sedang

6

21%

4

7,5 – 8

Tinggi

9

32%

5

8 -10

Sangat Tinggi

12

43%

Jumlah Siswa

28

100%

Berdasarkan table diatas terlihat bahwa Siswa Kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang yang memiliki antusias yang cukup baik terhadap penjasorkes terutama dalam permainan. Tabel diatas merupakan hasil pembelajaran keseluruhan dari tiga asapek yang dinilai melalui beberapa macam cara yaitu pada aspek kognitif melaui tes tertulis atau wawancara, sedangkan afektif dan psikomotorik menggunakan pengamatan atau unjuk kerja. Hal ini terlihat sebanyak 0% termasuk dalam kategori sangat rendah, sebanyak 1% siswa termasuk dalam kategori rendah, sebanyak 21% siswa memiliki kategori sedang 32% kategori tinggidan 43% kategori sangat tinggi. Dengan batasan KKM yang di tetapkan pada SDN Kauman 02 Kabupaten Batang yaitu 75 hasil dari pembelajaran dengan modifikasi permainan ini mencapai keberhasilan mencapai 75% dengan 7 siswa yang belum tuntas.Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam grafik berikut ini:

Gambar Grafik4.1Hasil Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa Siklus I

4.1.1.3 Observasi

Berdasarkan penelitian ini ahli penjas menilai peneliti dengan menggunakan lembar penilaian dan mengamati ketika menyampaikan materi, memberi contoh, mengevaluasi pembelajaran dan menutup pembelajaran. Kemudian ahli juga melihat proses pembelajaran supaya ahli tahu kekurangan peneliti itu dimana dan apa saja. Ketika itu juga peneliti diberi masukan oleh ahli untuk bisa menjalankan penguasaan kelas. Kemudian memberikan motivasi kepada anak-anak supaya timbul semangat dalam bermain. Setelah kegitan penelitian berlangsung peneliti diberi masukan dari ahli penjas untuk melakukan penelitian lanjutan dan mencermati peralatan dan sistem permainan yang perlu dikembangkan lagi sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Pada penelitian ini anak sudah dapat memahami permainan ini terbukti dengan pemahaman aturan permainan dan gerak dasar sepak bola. Siswa melakukan permainan ini dengan semangat dan sungguh-sungguh. Anak-anak merasa mendapat suatu permainan baru yang belum pernah dilakukan oleh para siswa sehingga ingin mencoba lagi pada pertemuan berikutnya. Melalui permainan ini banyak siswa yang meningkat pada tingkat antusiasnya dan meningkatnya keterampilan siswa dalam bermain bola. Meskipun sudah ada peningkatan masih perlunya di adakan siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebik maksimal.

4.1.1.3.1 Kognitif

Penilaian aspek kognitif ini kita bisa melihat kriteria anak yang lebih aktif dalam pembelajaran walaupun belum sesuai dengan apa yang di inginkan. Siswa sudah mulai paham permainan ini walaupun masih mencontoh kelompok lain, anak mau mempraktekkan permainan ini. Hasil penilaian dari aspek kognitif adalah sebagai dasar pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan gurumelalui beberapa pertanyaan secara tertulis atau secara unjuk kerja maupun tertulis di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang siklus I diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.3Tabel Aspek KognitifSiswa Pada Siklus I

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

%

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

0

0%

3

5,5 – 7

Sedang

8

29%

4

7,5 – 8

Tinggi

7

25%

5

8 -10

Sangat Tinggi

13

46%

Jumlah

28

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek kognitif dengan data sebagai berikut: kategori sedang sebanyak 8 siswa dengan presentase 29%, kategori tinggi sebanyak 7 siswa dengan presentase 25 %dan 46 % kategori sangat tinggi sebanyak 13 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 71% pada aspek kognitif ini.Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.2 Penilaian Siswa terhadap Aspek Kognitif Siklus I

4.1.1.3.2 Afektif

Penilaian aspek afektif diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi perilaku, sikap dan sosial sebagai penilaian yang berdasarkan kepatuhan dalam aturan-aturan yang dibuat untuk membentuk karakter siswa dalam saat pembelajaran pada siklus I di SDN Kauman Kabupaten Batang pada siklus I adalah Sebagai berikut

Tabel 4.4 Tabel Aspek Afektif Siswa Pada Siklus I

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

%

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

2

7%

3

5,5 – 7

Sedang

2

7%

4

7,5 – 8

Tinggi

10

36%

5

8 -10

Sangat Tinggi

14

50%

Jumlah

28

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek afektif dengan data sebagai berikut : kategori rendah sebanyak 2 siswa presentase 7%, kategori sedang sebanyak 2 siswa presentase 7% ,kategori tinggi 10 siswa dan 50% kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86% pada aspek afektif ini. Menurut data diatas maka dari segi afektif siswa lebih tinggi daripada aspek kognitif. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.3Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Afektif Siklus I

4.1.1.3.3 Psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi keterampilan gerak dasar permainan, kelincahan dan kemampuan menerapkan strategi dalam permainan dalam mencapai target gawang yang yang saat pembelajaran pada siklus I di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang adalah Sebagai berikut :

Tabel 4.5 Tabel Aspek PsikomotorikSiswa Pada Siklus I

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

%

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

1

4%

3

5,5 – 7

Sedang

15

54%

4

7,5 – 8

Tinggi

6

21%

5

8 -10

Sangat Tinggi

6

21%

Jumlah

28

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek psikomotorik dengan data sebagai berikut : kategori rendah sebanyak 1 siswa presentase 4%, kategori sedang sebanyak 15 siswa, presentase 54% ,kategori tinggi presentase 21% sebanyak 6 siswa dan 21% kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 42% pada aspek psikomotorik ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.4 Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Psikomotorik Siklus I

4.1.1.3.4 Refleksi

Setelah siklus I selesai dilakukan maka data yang diperoleh adalah ketuntasan 75% meliputi 24 siswa tuntas dalam pembelajaran dan 4 siswa belum tuntas dengan batasan KKM 75.

Refleksi tindakan pada siklus I ini lebih difokuskan pada masalah yang ada dalam tindakan sehingga masalah tersebut dapat diatasi pada pembelajaran selanjutnya. Adapun permasalahan yang muncul dalam pembelajaran siklus I sebagai berikut :

1. Peralatan yang digunakan masih kurang lengkap, sebagai contoh batas lapangan kurang jelas hanya menggunakan botol plastik. Dengan adanya permasalahan itu siswa menjadi bingung ketika harus menentukan dimana batasan antara area lawan atau sendiri.

2. Aturan permainan yang digunakan perlu di modifikasi lagi agar lebih menarik dan lebih meningkatkan keterampilan dalam permainan sepak bola sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka hal-hal yang perlu dilakukan guru dan melakukan perbaikan untuk tahap pelaksanaaan pembelajaran siklus selanjutnya adalah :

1. Agar permainan yang dilakukan jelas akan batas-batas lapangan maka dibuat garis batas menggunakan rafia berwarna terang. Dengan warna yang terang maka dapat dilihat dengan jelas dan tidak ragu dalam menentukan batas area permainan.

2. Pengembangan peraturan permainan yang digunakan adalah mengenai bagaimana siswa dapat lebih mempunyai antusias dalam permainan pada siklus II dan mencakup beberapa aspek yang menunjang dalam teknik permainanan yang pelu ditingkatkan lagi seperti kelincahan siswa serta keterampilan dasarnya.

4.1.2 Siklus II

Dalam siklus II ini peneliti membuat pemecahan dari refleksi siklus I sebagai lanjutan pemecahan masalah yang ada untuk meningkatkan presentase keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Beberapa hal yang dlakukan antara lain:

4.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan perangkat pembelajaran, menentukan model dan media pembelajaran, membuat alat evaluasi, membuat lembar evaluasi, dan menyusun pedoman observasi untuk pelaksanaan pembelajaran sepak bola dengan membuat modifikasi permainan dan alat yang disusun pada tahun 2015. Peneliti pada kesempatan ini menunjuk teman sejawat yaitu Rudjijanto,S.Pd sebagai pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

4.1.2.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan pada tahun 2022 dengan dibantu 1 teman sejawat sebagai pengamat. Instrumen yang digunakan adalah dokumen rencana pembelajaran, bola sepak ukuran 5, botol plastik sebagai pengganti cone, lembar observasi, lembar evaluasi dan alat dokumentasi.

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut.

4.1.2.2.1 Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru menyiapkan RPP, media/alat peraga, dan instrumen penilaian. Kegiatan ini dilaksanakan ± 10 menit yang diawali dengan mengucapkan salam, berdoa, melakukan presensi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan apersepsi. Apersepsi ditujukan untuk membangun pengetahuan siswa tentang materi pelajaran melalui tanya jawab. Pendapat siswa menjadi awal tolok ukur sejauhmana siswa mengusai materi yang akan diajarkan. Guru memberikan semangat pada siswa agar termotivasi mengikuti pembelajaran.

4.1.2.2.2 Kegiatan inti

Kegiatan inti dilaksanakan ± 70 menit dengan pola ± 15 menit persiapan meliputi berdoa dan penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan, pemanasan ± 15 menit, ±20 menit permainan sepakbola yang di modifikasi memakai empat gawang sebagai targetnya,± 10 menit untuk pendinginan dan sisanya sebagai evaluasi dari pembelajaran dan diskusi. Langkah-langkah pembelajaran inti, sebagai berikut:

a) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk berbaris sebelum masuk kelas, dilanjutkan berdoa dan penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan .( ± 10 menit)

b) Setelah selesai penjelasan siswa menuju ke lapangan yang berjarak 100 meter.( ± 5 menit )

c) Siswa melakukan pemanasan dengan diawali lari jogging mengelilingi lapangan sepak bola bersama-sama termasuk gurunya. Dilanjutkan pemanasan dari gerak statis sampai gerak dinamis. ( ±10 menit )

d) Langkah selanjutnya adalah pemanasan yang menuju inti dengan cara melakukan permainan Tom and Jerry game in foot ball. ( ± 5 menit )

e) Pada kegiatan inti ini permainan ini dilakukan dengan pembagian kelompok yaitu 2 kelompok putra dan 4 kelompok putri yang terdiri dari 4 orang setiap regu dan 4 sebagai wasit. Untuk pembuatan lapangan dilakukan bersama siswa dengan membagi lapangan menjadi 3 areal bermain(±5menit).Sebelum permainan di mulai guru menjelaskan peraturan permainan kepada siswa yang menjadi pemain maupun wasit yaitu dengan aturan permaian setiap pemain penyerang yang masuk daerah lawan dan tidak dalam posisi mengiring bola dihitung 5 detik harus kembali ke daerahnya sendiri. Apabila hitungan kelima masihhbelum kembali ke daerahanya maka mendapat hukuman pinalti, pihak lawan melakukan tendangan ke gawang. Tendangan yang dilakukan berdasarkan berapa pemain yang masuk perangkap. Lama permainan ini adalah 2 x 5 menit. Satu regu bergantian menjadi striker dan back dalam saat pergantian waktu 5 menit.( ±10 menit )

f) Guru membuat evaluasi tentang beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini.( ± 5 menit )

Guru melakukan suatu penilaian melalui wawancara dan pengamatan pada siswa yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotorik.( ±5 menit )

4.1.2.2.3 Kegiatan akhir .( ±10 menit )

a) Pendinginan sebagai sarana mengembalikan kondisi tubuh kembali normal dengan bernyanyi bersama-sama.

b) Jam pelajaran habis siswa dibubarkan.

Setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, maka siswa diberikan pertanyaan tentang proses belajar mengajar yang dilakukan. Dengan pemberian pertanyaan secara tertulis tersebut akan dapat diketahui bagaimanakah pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motifasi belajar dan sejenisnya. Hal analisis deskripsi persentase dari masing-masing aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu pengetahuan akan peraturan permainan yang dilakukan (kognitif), sikap siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung (afektif), aktifitas yang meliputi gerak dasar dalam permainan dan keaktifan siswa mengikuti pelajaran penjasorkes (psikomotorik) terhadap (penjasorkes) dengan menggunakan permainan modifikasi Striker Vs BackIn Four GoalTargetPada Siswa Kelas V SDN Kauman 02 Kabupaten Batang Memperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tabel Hasil Pembelajaran Pada Siklus II

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

Persentase

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

0

0%

3

5,5 – 7

Sedang

2

7%

4

7,5 – 8

Tinggi

14

50%

5

8 -10

Sangat Tinggi

12

43%

Jumlah Siswa

28

100%

Berdasarkan table diatas terlihat bahwa Siswa Kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang yang memiliki antusias yang cukup baik terhadap penjasorkes terutama dalam permainan. Hal ini terlihat sebanyak 0% termasuk dalam kategori sangat rendah, sebanyak 0% siswa termasuk dalam kategori rendah, sebanyak 21% siswa memiliki kategori sedang 32% kategori tinggi dan 43% kategori sangat tinggi. Dengan batasan KKM yang di tetapkan pada SDN Kauman 02 Kabupaten Batang yaitu 75 hasil dari pembelajaran dengan modifikasi permainan pada siklusII mengalami peningkatan menjadi 93 % . Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam grafik berikut ini sebagai hasil penilaian pada siklus II

Gambar Grafik 4.5 Hasil Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa Siklus II

4.1.2.3 Observasi

Berdasarkan penelitian ini ahli penjas menilai peneliti dengan menggunakan lembar penilaian dan mengamati ketika menyampaikan materi, memberi contoh, mengevaluasi pembelajaran dan menutup pembelajaran. Kemudian ahli juga melihat proses pembelajaran supaya ahli tahu kekurangan peneliti itu dimana dan apa saja. Ketika itu juga peneliti diberi masukan oleh ahli untuk bisa menjalankan penguasaan kelas. Kemudian memberikan motivasi kepada anak-anak supaya timbul semangat dalam bermain. Setelah kegitan penelitian berlangsung peneliti diberi masukan dari ahli penjas untuk melakukan penelitian lanjutan dan mencermati peralatan dan sistem permainan yang perlu dikembangkan lagi sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

Pada penelitian ini anak sudah dapat memahami permainan ini terbukti dengan pemahaman aturan permainan dan gerak dasar sepak bola. Mereka melakukan permainan ini dengan semangat dan sungguh-sungguh. Anak-anak merasa mendapat suatu permainan baru yang belum pernah dilakukan oleh para siswa sehingga ingin mencoba lagi pada pertemuan berikutnya. Melalui permainan ini banyak siswa yang meningkat pada tingkat antusiasnya dan meningkatnya keterampilan siswa dalam bermain bola lebik maksimal.

4.1.2.3.1 Kognitif

Penilaian aspek kognitif ini kita bisa melihat kriteria anak yang lebih aktif dalam pembelajaran walaupun belum sesuai dengan apa yang di inginkan. Siswa sudah mulai paham permainan ini walaupun masih mencontoh kelompok lain, anak mau mempraktekkan permainan ini. Hasil penilaian dari aspek kognitif adalah sebagai dasar pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru melalui beberapa pertanyaan secara tertulis atau secara unjuk kerja maupun wawancara di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3Tabel Aspek Kognitif Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus II

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

%

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

0

0%

3

5,5 – 7

Sedang

4

14%

4

7,5 – 8

Tinggi

11

39%

5

8 -10

Sangat Tinggi

13

47%

Jumlah

28

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek kognitif dengan data sebagai berikut: kategori sedang sebanyak 4 siswa dengan presentase 29%, kategori tinggi sebanyak 11 siswa dengan presentase 39 % dan 47% kategori sangat tinggi sebanyak 13 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86 % pada aspek kognitif ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.6 Penilaian Siswa terhadap Aspek Kognitif Siklus II

4.1.2.3.2 Afektif

Penilaian aspek afektif diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi perilaku, sikap dan sosial sebagai penilaian yang berdasarkan kepatuhan dalam atuaran-aturan yang saat pembelajaran pada siklus II di SDN Batang 02 Kec.Batang Kab.Batang adalah Sebagai berikut :

Tabel 4.4 Tabel Aspek Afektif Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus II

No

Nilai Nilai

Kriteria

Frekuensi

%

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

0

0%

3

5,5 – 7

Sedang

4

14%

4

7,5 – 8

Tinggi

10

36%

5

8 -10

Sangat Tinggi

14

50%

Jumlah

28

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek afektif dengan data sebagai berikut: kategori sedang sebanyak 4siswa, presentase 14 % ,kategori tinggi 10 siswa dengan presentase 36%dan 50% kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 86% pada aspek afektif ini. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.7 Penilaian Siswa terhadap Aspek Kognitif Siklus II

4.1.2.3.3 Psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan dari awal pembelajaran meliputi segi keterampilan gerak dasar permainan, kelincahan dan kemampuan menerapkan strategi dalam permainan dalam mencapai target gawang yang saat pembelajaran pada siklus I di SDN Batang 02 Kec.Batang Kab.Batang adalah Sebagai berikut:

Tabel 4.5 Tabel Aspek Psikomotorik Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus I

No

Rentang Nilai

Kriteria

Frekuensi

%

1

2,5 – 3

Sangat Rendah

0

0%

2

3,5 – 5

Rendah

0

0%

3

5,5 – 7

Sedang

15

54%

4

7,5 – 8

Tinggi

7

25%

5

8 -10

Sangat Tinggi

6

21%

Jumlah

28

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan hasil pembelajaran aspek psikomotorik dengan data sebagai berikut : kategori sedang sebanyak 15 siswa presentase 54% ,kategori tinggi presentase 25% sebanyak 7 siswa dan 21 % kategori sangat tinggi sebanyak 6 siswa. Dengan data tersebut tingkat ketuntasan mencapai 46 % pada aspek psikomotorik. Lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar Grafik 4.4 Hasil Penilaian Siswa terhadap Aspek Psikomotorik Siklus I

4.1.2.3.4 Refleksi

Refleksi tindakan pada siklus II adalah sebagai koreksi dari pengamatan hasil pembelaajaran yang dillakukan pada siklus II apakah terjadi masalah yang timbul pada siklus IIdan dicari pemecahannya untuk dilanjukan pada siklus III.

Hasil yang ditunjukkan dari Siklus II mengalami peningkatan yang sudah cukup tinggi dari 75% meniadi 93%.Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran, analisis pengamatan,dan refleksi, serta diskusi dengan teman sejawat, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa siklus II sangat berhasil dan tidak memerlukan langkah perbaikan pembelajaran lanjutan.

4.2 Pembahasan

Seperti telah dijelaskan pada latar belakang masalah diatas bahwa dalam kegiatan pembelajaran penjasorkes pembelajaran sepak bola pada SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang mempunyai masalah antusias siswa putri yang sangat rendah sehingga dibuatlah pemecahan masalahnya melaluisebuah modifikasi pembelajaran.

Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, penulis membuat konsep pembelajaran sepakbola mini dengan permainan striker vs back in four goal target sebagai media pembelajaran yang diperlukan. Setelah dilakukan pembelajaran yang merupakan tindakan penelitian sebagai langkah perbaikan dalam siklus I dan siklus II, ternyata terjadi peningkatan penguasaan materi dan unjuk kerja siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes. Peningkatan ini menunjukkan bahwa langkah pembelajaran sebagai perbaikan, berhasil memperbaiki proses pembelajaran dan sekaligus meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

Strategi pembelajaran yang digunakan pada perbaikan proses belajar siswa dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I dan siklus II, menekankan pada pembelajaran secara langsung yang bersifat kontekstual. Metode ini dimaksudkan untuk mengasah dan meningkatkan konsep berpikir siswa yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehingga siswa mampu memahami masalah dengan baik.

Dengan demikian strategi perbaikan pembelajaran sepakbola dengan menggunakan metode permainan striker vs back in four goal target dalam pembelajaran penjasorkes telah sesuai dengan kebutuhan dalam upaya meningkatkan keterampilan menendang, menggiring, mengoper dan menguasai bola. Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan juga telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang setelah di lakukan tindakan pembelajaran pada siklus II ketuntasan belajar siswa dari 28 siswa yang belum tuntas 2siswa dengan KKM 75 adi tingka ketuntasan meningkat menjadi 93% pada siklus II.

Dalam siklus I ketuntasan mencapai hasil75 % dan siklus II 93 %, jadi pada siklus II mengalami peningkatan 18 %. Pada Siklus I ini siswa yang tidak 4 siswa dari 28 siswa. Setelah siklus II sudah meningkat dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus III karena sudah mengalami peningkatan dalam proses belajar siswa di SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang walaupun peningkatan yang cukup tinggi pada aspek kognitif dan afektif. Aspek Psikomotorik peningkatanya masih rendah tapi secara keseluruhan sudah mencapai hasil yang sangat tinggi. Dalam pembelajaran penjasorkes mencakup tiga aspek tersebut merupakan tujuan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang sudah cukup baik. Peningkatan hasil belajar ini merupakan suatu keberhasilan yang diperoleh dari model pembelajaran melalui modifikasi permainan striker vs back in four goal target dalam pembelajaran sepak bola.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa Kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang maka diambil simpulan sebagai berikut:

Permainan striker vs back in four goal target sudah mampu meningkatkan pembelajaran sepak bola pada siswa Kelas V SDN Kauman 02 Kec.Batang Kab.Batang tahun 2022 karena dalam dua siklus yang sudah dilakukan mendapatkan hasil peningkatan hasil belajar siswa dengan batasan KKM 75 siswa yang belum tuntas pada siklus I sejumlah 4 siswa dan 2 siswa pada siklus II. Berdasarkan dari hasil belajar ini maka dapat diambil kesimpulan metode pembelajaran melalui modifikasi permainan striker vs back in four goal target mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan presentase 75% di siklus I dan 93% di siklus II

5.2 Saran

Atas dasar simpulan di atas, penulis yang juga sebagai peneliti menyarankan kepada guru sekolah dasar beberapa hal sebagai berikut.

a. Pemanfaatan permainan striker vs back in four goal target dapat diterapkan sebagai langkah pembelajaran inovasi pada pembelajaran penjasorkes utamanya dalam menyikapi antusias siswa putri pada sepak bola.

b. Pembelajaran yang mengusung konsep PBL juga dapat diterapkan pada pengajaran olahraga di tingkat Sekolah Dasar.

c. .Untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan minat belajar siswa, guru dapat membiasakan diri melakukan penelitian sebagai langkah perbaikan terhadap proses pembelajaran.

d. Sebagai solusi pemecahan masalah dalam pengajaran, guru dapat mengembangkan model dan metode pembelajaran.

e. Kepedulian guru kepada peserta didiknya dalam menciptakan generasi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Acep Hadi, Tri Minarsih dan Hanjaeli. Buku Penjas Orkes kelas V.2010 .Buku Sekolah Elektronika,Yogyakarta: Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional

Agus Mahendra.2003.Falsafah Pendidikan Jasmani.Jakarta: Dikdasmen

Agus Salim.2008. Buku Pintar Sepak Bola.Bandung:PT Nuansa

Flek Tom and Quin Ron.2007. Panduan Latihan Sepak Bola Andal. Terjemahan Basuki Widyarso SS. Sunda Kelapa

H.J.S. Husdarta.2009. Manajemen Pendidikan Bandung: Alfabeta

Muhammad Muhyi Faruq.2008.Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Sepak Bola.jakarta.:PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Sucipto dkk.2000.Menendang bola merupakan pola gerak dominan. jakarta.:PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Suharsini Arikunto dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Soeyono.R .2005.Buku Azas Ketrampilam Sepakbola. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Unnes.

Trianto, M.Pd 2010.Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta PT Bumi Aksara

http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola

http://rustiani-perkembanganpesertadidik.blogspot.com/2011/06/defenisi-ppd.html#more

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post