Rochadi Arif Purnawan

Lahir di Banyumas 1965 Setamat SMA melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta Pendidikan S2 di selesaikan di Universitas Indonesia program studi Ilmu Biologi Medis

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Seperti Burung Kedasih

Jangan Seperti Burung Kedasih

#tulisan ke 732

Duduk santai sambil menikmati teh manis gula batu dan snack pagi, tiba-tiba muncul ide untuk menulis tentang tabiat Burung Kedasih yang saya saksikan dari tayangan video. Sebenarnya tayangan video tentang tabiat Burung Kedasih sudah sering saya lihat, dan setiap menyaksikan video tersebut timbul perasaan tidak suka.

Burung Kedasih atau yang juga dikenal dengan nama Cuckoo adalah burung yang memiliki tampilan indah. Namun sayang, sifat yang dimiliki tidak seindah nama dan tapilannya karena Burung Kedasih mempunyai sifat jahat. Bahkan sifat buruk burung Kedasih ada sejak menetas dari telur.

Bagaimana burung Kedasih bisa dikatakan burung jahat?

Burung Kedasih sebenarnya secara ukuran tidak terlalu besar. Layaknya burung biasa seukuran perkutut atau tekukur. Secara fisik juga tidak menggambarkan ancaman terhadap burung lain, tidak seperti elang atau burung pemangsa lainnya. Namun, Burung Kedasih mempunyai perilaku menyimpang dari umumnya burung lain, dan sifat jahatnya kerap merugikan burung lainnya.

1. Burung tidak bertanggung jawab.

Burung Kedasih tidak mempunyai tanggung jawab dalam hal reproduksi anak. Karena burung ini hanya bisa kawin saja, tapi tidak mau membuat sarang, dan tidak mau mengerami sampai mengurus anaknya. Agar anak Kedasih bisa hidup, burung betina meletakkan telur pada sarang burung lain yang juga sedang bertelur. Burung lain yang tidak sadar kemasukan telur Kedasih, akan mengerami dan memelihara burung tersebut layaknya anak sendiri.

2. Jahat sejak lahir

Sifat jahat Kedasih sudah muncul sejak baru saja menetas. Sifat jahat anakan Kedasih ditunjukkan dengan membuang anakan asli burung yang mengerami. Caranya dengan merangsek anakan lain agar jatuh dari sangkar. Usaha ini akan terus dilakukan sampai anakan burung aslinya habis tidak bersisa. Maka, tinggallah dirinya sendiri menikmati lolohan dari burung yang jadi korban tersebut.

3. Dijemput induk saat bisa terbang

Sekitar dua minggu setelah menetas dan diloloh burung lain, anakan Kedasih mulai diintai induk aslinya. Disaat anakan Kedasih sudah bisa makan sendiri, segera akan dijemput oleh induk aslinya. Burung ini akan terus dikawal oleh induk aslinya, namun tidak diberi makan. Hanya didampingi saja hingga mampu terbang.

4. Korban bukan acak namun tertarget

Burung Kedasih tidak asal memilih burung untuk menitipkan telur agar dierami burung lain. Burung ini akan mengamati dengan seksama korbannya, dan memastikan bahwa burung target adalah pemakan hewan seperi dirinya. Jadi burung Kedasih tidak mungkin menitipkan telur pada burung pipit atau tekukur yang makan biji-bijian.

5. Kicauan membawa petaka

Dengan sifat jahatnya ini, Burung Kedasih masih membawa mitos tidak mengenakkan, yakni soal kicauannya yang mendayu-dayu. Kicauan burung Kedasih pada malam hari, konon menjadi pertanda akan datangnya malaikat maut di sekitar lokasi. Orang Jawa meyakini bila burung ini berkicau di sebuah kampung pada malam hari, paginya akan ada warga yang meninggal dunia.

Itulah gambaran manusia, tidak semua orang dengan penampilan anggun mempesona memiliki karakter yang baik. Tidak semua orang yang memiliki kekuatan dan kemampuan mau membantu yang lemah, tapi justru memanfaatkan kelemahan orang lain untuk menindas. Bahkan tidak jarang sifat manusia yang merugikan dan menimbulkan malapetaka bagi orang lain dangan menghasut, memfitnah dan mengadu domba.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen ulasannya Pak Arif. Ternyata burung Kedasih jahat juga ya.. Yang penting tidak menular ke burung lainnya. Sukses selalu

02 Jul
Balas

Betul Pak

02 Jul

Wah, bisa begitu ya? Dulu ada sinetron Kedasih apa ya. Tapi dia sengsara hidupnya hehe.... Makasih infonya, Pak. Sukses selalu.

02 Jul
Balas

Uh ya Bu, Nyanyian Burung Kedaasih

03 Jul

Keren ulasannya pak...sehat dan sukses selalu

02 Jul
Balas

Aamiin, tks Bu

02 Jul

Hewan saja ada yang punya sifat jahat sejak lahir. Apalagi manusia ya mas?Selamat menikmati libur bersama keluarga tercinta. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.

01 Jul
Balas

Betul Pak Sri

02 Jul

Jahat dan t punya terima kasih ya. Benar-benar merugikan.

02 Jul
Balas

Betul bu Rina

02 Jul

Waduhh...pantas sj sy takut sm brg itu, meski br skrng tau crt nya

01 Jul
Balas

Iya waktu kecil saya juga pernah merasakan

02 Jul

Wah....ilmu baru nih. Baru tau kalau burung juga punya tabiat kurang bagus. Terima kasih Pak. Informasinya

01 Jul
Balas

Tks Bu

02 Jul

Duh...ada juga burung yang jahat, yaa... Terima kasih ulasannya, Bapak. salam sukses.

01 Jul
Balas

Seperti hlnya manusia ya Bu

02 Jul

Baru tahu sekarang cara hidup burung kedasih ternyata hukum alam telah memberi cap bahwa si burung punya sifat jelek. Keren ulasannya Pak...

02 Jul
Balas

Tks Bu

03 Jul

Baru tahu Pak, ada burung senakal itu, keren Pak, lanjut terussss..

03 Jul
Balas



search

New Post