Dengan modal dari hasil merantau, Paijo berjualan sayuran. Dia membeli sayuran langsung dari petani di desanya, kemudian menjualnya di pasar, sehingga ada selisih harga yang lumayan besar. Maka, dalam waktu yang tidak terlalu lama dia berhasil membeli tanah dan membangun rumah yang cukup bagus untuk ukuran orang kampung. Hal ini membuat para tetangganya sirik dan mulai menyebar fitnah, bahwa Paijo menjalani pesugihan atau nyupang. Isu ini semakin santer, karena beberapa orang tetangganya ada yang meninggal mendadak, dan isunya dijadikan tumbal oleh Paijo.

Nyupang merupakan suatu istilah dari bahasa jawa artinya mencari kekayaan dengan bantuan makhluk halus (ghoib) baik setan maupun jin. Media untuk melakukan nyupang beraneka ragam, baik melalui suatu benda yang dianggap pusaka ataupun melakukan kontrak (perjanjian) dengan makhluk gaib seperti jin dan setan.

Secara diam-diam salah satu tetangganya ada yang melaporkanya ke Kepolisian tentang perilaku Paijo. Atas laporan tersebut, kemudian Paijo menerima panggilan dari Polsek setempat, untuk dimintai keterangan. Ketika polisi mengkonfirmasi tentang perbuatan nyupang yang dilakukan, Paijo pun mengakui dengan jujur. “Betul Pak, saya nyupang, alias Nyuwun Maring Pangeran.”