Rochani Handayani

Menjadi guru adalah cita-cita sejak kecil. Berharap dapat memberikan inspirasi bagi tunas-tunas muda harapan bangsa. Agar mereka dapat mengembangkan segenap pot...

Selengkapnya
Navigasi Web
Yuk Hemat Air, Peduli!
Tantangan menulis hari ke-29

Yuk Hemat Air, Peduli!

Air adalah sumber kehidupan. Kita bisa hidup tanpa makan berhari-hari, tapi tidak tanpa air. Air mengisi bagian terbesar di bumi dan tubuh kita. 70% bumi kita terdiri atas air, sementara 60% tubuh kita terdiri atas air. Jika bumi dan tubuh kita kehilangan air dalam jumlah besar, maka kehidupan berada dalam bahaya.

Beruntungnya Indonesia, negeri kita tercinta merupakan negeri dengan ketersediaan air luar biasa. Air tersebar melimpah di bumi nusantara, mengisi sungai, danau, laut, dan di dalam tanah. Karena hal ini pula, masyarakat Indonesia cenderung sangat boros dalam penggunaan air untuk berbagai kebutuhan. Untuk kebutuhan sehari-hari, mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman, hingga untuk mengisi kolam-kolam renang pribadi.

Ironisnya, di bagian bumi yang lain, begitu banyak orang hidup dalam krisis dan kesulitan air. Tanah-tanah tandus yang kering memaksa penduduknya untuk menggunakan air sangat seadanya. Mereka harus berjuang untuk mendapatkannya, membatasi penggunaannya, dan terpaksa menggunakan air tak layak demi untuk bertahan hidup. Hal seperti ini banyak dialami penduduk negera-negara di benua Afrika.

Berdasarkan data www.water.org, 844 juta orang di dunia hidup tanpa akses air yang bersih dan aman. 200 juta orang perempuan dewasa dan anak-anak harus menghabiskan waktunya berjam-jam untuk berjalan mencari air. 1 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya karena kesulitan air, masalah sanitasi, ataupun penyakit yang disebabkan penggunaan air yang tidak higienis. Setiap tahunnya dibutuhkan 260 trilyun US dollar untuk mengatasi masalah krisis air global. Data yang membelalakkan mata bukan?

Di negara-negara maju seperti Australia, penggunaan air bahkan dibatasi. Misalkan mandi hanya satu kali, yaitu di malam hari. Mengapa? Karena untuk menghemat penggunaan air. Hal tersebut pernah saya alami ketika mendampingi anak-anak dalam kegiatan homestay di Melbourne Asutralia tahun 2010. Bahkan seorang teman yang sudah terlanjur mandi di pagi hari, mendapat teguran dan pintu kamar mandinya diketuk dengan keras sambil berkata “No shower in the morning!” berkali-kali. Harga air kemasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan susu dan yang lainnya. Menandakan bahwa air merupakan produk yang sangat bernilai. Karena ketersediaannya yang terbatas. Berbeda dengan di Indonesia. Kita mandi berkali-kali dalam sehari, tak mengapa.

Jika Indonesia berlimpah air, 85% penduduk dunia justru hidup di daerah yang kering, sulit air (businessconnectworld.com) Dua negara dengan penduduk terbesar di dunia, yaitu China dan India penduduknya bahkan hidup tanpa air bersih yang layak untuk diminum. Di China ada 119 juta orang yang hidup tanpa air layak untuk minum, sedangkan di India ada 97 juta orang.

Ketika mengetahui data seperti itu, lalu kita masih hidup santai dan menggunakan air sesuka hati, pasti ada yang salah dengan kita. Kesalahan yang harus diperbaiki. Diupayakan bersama! Karena ini masalah kemanusiaan. Masalah kepedulian. Pendidikan berperan membangun sikap dan karakter kepedulian ini. Untuk berhemat dalam penggunaan air. Hemat berarti menggunakan sesuai kebutuhan, secukupnya! Ketika kita menghemat penggunaan air, maka kita telah menyampaikan rasa kepedulian terhadap mereka yang kekurangan air. Bentuk rasa empati.

Berikut ini, 8 cara yang bisa dilakukan untuk membiasakan hemat air. Sesuatu yang sederhana, namun memberikan manfaat yang besar, seperti :

1. Ketika menggunakan air lewat keran air, bukalah keran air cukup sepertiga putaran saja, sehingga air yang keluar tidak terlalu besar dan terbuang-buang percuma. Lalu setelah selesai, tutup kembali dengan rapat, jangan sampai ada kebocoran.

2. Letakkan wadah berupa ember di bawah keran air. Sehingga air buangannya bisa digunakan kembali, seperti untuk menyiram tanaman.

3. Ketika menggunakan keran air untuk menyikat gigi misalnya, tutup keran air, jangan dibiarkan tetap terbuka.

4. Laporkan jika ada kebocoran keran kepada petugas perbaikan, jangan biarkan air terbuang percuma akibat kebocoran tersebut.

5. Ambil air minum seperlunya saja dan habiskan. Jangan ambil air dalam gelas penuh, lalu diminum hanya seteguk, sisanya lalu dibuang begitu saja.

6. Jika membeli air minum dalam kemasan, pastikan bahwa air kita minum sampai habis. Banyak orang yang minum air dalam kemasan seteguk, lalu dibiarkan, hingga akhirnya terbuang.

7. Letakkan tanda-tanda peringatan berupa poster atau stiker hemat air di tempat-tempat air, seperti di wastafel, keran air, tempat wudhu, toilet, dan kamar mandi. Jangan berkecil hati dan berpandangan kalau tanda-tanda itu tak berguna dan tidak dibaca. Dari sekian banyak orang yang melihat, pasti ada yang membaca dan terpengaruh untuk mengikutinya.

8. Tanamkan dalam diri, bahwa menyebarkan pesan hemat air adalah sebuah kebaikan. Tebarkan terus! Ingatkan terus! Jangan berhenti!

Sebagai seorang muslim, panutan kita adalah nabi Muhammad. Beliau menganjurkan umatnya untuk hemat air, bahkan untuk berwudhu. Bahkan sekalipun kita berada di sebuah sungai yang airnya banyak dan mengalir. Pesannya adalah gunakan seperlunya! Hematlah! Hemat air adalah tanda mensyukuri nikmat Tuhan berupa air yang telah diberikan kepada kita. Hemat air adalah tanda kita peduli pada sesama. Yuk hemat air, peduli!

Rcnani

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post