Cerita pagi ini

Ratu Dapur

By: sitirohayati

Sebagai wanita pekerja, aku tetap wanita pada kodratnya.

Menjadi istri yang baik buat suami dan ibu yang baik buat anakku.

Dunia pendidikan itu duniaku. Menjadi guru cita-cita sejak SD, tepatnya sejak kelas lima.

Sekecil itu aku sudah banyak menjuarai aneka lomba. Mulai dari MTQ, menari, membaca puisi bahkan pidato cilik.

Nah pidato itulah yang lebih mencirikan aku dimata almarhum/h kedua orang tuaku.

Aku sangat berbakat dalam bicara dan debat.

Sampai aku mendapat julukan "Guru Cilik" 🤣🤣🤣.

Aku cepat tanggap dalam satu masalah. Aku juga peka setiap ada masalah.

Dan itu memengaruhi kepribadianku yang sedikit tomboy. Aku kecil yang banyak sekali akal dan gayanya. Sangat pemberani. Namun perasa setiap melihat orang menderita. Nalurinya selalu ingin membantu.

Saat kelas tiga SPG, aku tak sabar ingin segera lulus. Ingin membantu orang tua.

Itulah sebabnya, aku berusaha menghindar kalau ada teman laki-laki yang coba mendekatiku. Karena aku harus fokus dan konsentrasi. Aku ingin almarhum/h kedua orang tuaku bangga padaku.

Juni 1987, setelah dinyatakan lulus, tiga bulan kemudian aku mengajar pada sekolah dengan honor dua puluh ribu saat itu.

Bahagia luar biasa, gajiku pertama kupersembahkan untuk nenek dan kedua orang tuaku.

Begitulah aku. Setelah lima tahun mengajar, dan kerja sambilan jualan kue buatan sendiri, akhirnya aku bisa kuliah. Aku ambil jurusan ekonomi. Tak terasa aku lulus mendapat gelar Sarjana Ekonomi.

Akhirnya aku pagi ngajar SMP dan siang ngajar SMEA. SD kutinggalkan karena aku mengejar gaji yang agak besar, dua sekolah pula.

Tak lain dan tak bukan semata ingin membantu orang tua. Diusiaku genap dua puluh empat, aku menikah. Suami tak izinkan aku bekerja, karena lima tahun menikah tak jua memiliki momongan. Aku jenuh, akupun merengek agar diizinkan mengajar.

Akhirnya suami pun mengizinkan. Dengan syarat ngajar di SD dan hanya setengah hari. Pagi atau siang.

Ya sudah, sejak itu aku ngajar di SD. Alhamdulillah akhirnya aku diberi momongan. Akupun cuti, tapi karena kerepotan yang memang repot. Aku berhenti sementara sampai bayiku agak besar. Saat putri kecilku berusia tiga tahun, aku mendapat tawaran mengajar di TK, dengan izin suami, akupun ngajar TK sambil mongmong, hehe anakku ikut bersekolah. Begitu besar dan mau masuk SD, anakku merajuk minta aku pindah ngajar di SD 😇.

Akupun coba melamar di SD tempat anakku sekolah.

Alhamdulillah, diterima. Karena memang dibutuhkan guru lulusan SPG. Jadi aku bisa ngajar sambil ngawasin anakku. Makanya suamiku memberi izin aku ngajar lagi. Seiring berjalannya waktu, saat aku ikut test CPNS, aku lulus, padahal usiaku saat itu sudah tak muda lagi. Itulah rezeki tak terduga. Namun kesulitan dalam kenaikan pangkat, karena aku dianggap lulusan SPG. Kalaupun S1, itu tidak berlaku di SD karena jurusan ekonomi.

Aku mencoba bertahan. Ya sudahlah gak papa deh.

Akupun curhat sama suamiku, eeeeh ternyata dia mendukung aku kuliah lagi untuk ambil jurusan PGSD. Begitu aku miliki ijazah S1 linier, karierku melambung bahkan gajiku selevel dengan PNS lama.

Kok bisa yaaa?, tanya temanku.

Aha ternyata masa honorku selama 20 tahun diperhitungkan.

Hingga kini aku masih aktif mengajar dan masa pensiunku sekitar sembilan tahunan, kubuat nyantai ajah.

Semoga tetap sehat dan produktif dalam setiap kegiatan mengajar.

Aku ratu di sekolah namun aku juga ratu di rumah, khususnya ratu di dapur.

Dapur ratu yang selalu sepi karena sering ditinggalkan sang ratu 🤣🤣🤣.