Siti Rohayati,S.Pd.SD

Siti Rohayati, S.Pd.SD. Lahir di kota Jakarta, 04-02-1967.Guru SDN Sumberjaya 04 Tambun Selatan - Bekasi. Kuliner dan menulis hoby yang melekat hingga kini. Ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kasih Ibu tak Tergantikan

Kasih Ibu tak Tergantikan

Buuuu baju merahku mana? teriak Marni pada ibunya. Dengan lembut ibunya bilang "Belum disetrika, pakai baju warna lain saja.

Marni sangat kesal, dia pun pergi sambil berkeluh kesah, tanpa mempedulikan ibunya.

Hujan lebat membuat Marni sakit, karena kehujanan ketika pulang. Sang ibu merawat dengan penuh kasih sayang.

Tak lupa ia pun memanjat kkb an doa untuk kesembuhan putri semata wayangnya.

Setela empat hari sakit, kondisi Marni pun sudah mulai membaik.

Sebetulnya Marni sudah berumah tangga, namun segala urusan pekerjaan diserahkan pada ibunya yang sudah tua itu.

Marni tak pernah mempedulikan kondisi kesehatan ibunya. Kadang untuk makan pun hanya diberi ala kadarnya.

Dengan dalih harus hemat. Sang ibu tak pernah mengeluh. Ia selalu tersenyum .

Sejak rumahnya kebakaran, ia merasa senang diajak tinggal bersama Marni anak semata wayangnya itu.

Suatu hari sang ibu sakit. Namun Marni tak pernah membawanya berobat ke dokter. Cukup hanya diberikan obat warung saja.

Sang ibu pun meninggal. Setelah dimakamkan. Marni mendapati sebuah map berwarna merah sudah agak lusuh. Ternyata itu adalah surat wasiat yang menyatakan rumah yang terbakar milik ibunya diasuransikan atas nama Marni.

Marni pun menyesal, namun tak ada guna.

Hikmah : sayangi dan hormati orang tua dengan sepenuh jiwa. Jangan pernah menyia-nyiakannya , apalagi menyakitinya.

Kasih orang tua sepanjang masa. Tak bisa tergantikan dengan apapun juga.

Jangan pernah takut miskin karena mengurus orang tua.

Justru carilah ridho orang tua, sebab ridhonya orang tua, ridhonya Allah . Supaya hidup kita berkah, selamat dunia wal akhirat . Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ughhh sedih banget..mazleb pokoknya deh bu.. mengharu biru ceritanya

21 Jun
Balas

terima kasih bunda, sy juga sedih banget, Naudzubillah

22 Jun

Sedih membacanya. Maka jangan sia-siakan ibu yang telah melahirkan dan merawat.

21 Jun
Balas

setuju, kang Yudha

22 Jun

Ass mf tulisan ini hanya sebuah cerpen, yang penulis kutip dari kehidupan nyata. tidak bermaksud menggurui apalagi menyinggung . Niat penulis hanya berbagi cerita, hikmah serta catatan itulah yang diharapkan penulis.

21 Jun
Balas

Robbighfirli ... Aamiin Ya Allah.

22 Jun
Balas

Saya larut dalam berbagai rasa. Gregetan atas sikap marni, rindu luasnya kasih sayang ibu, dan harapan tak ada yg seperti marni lagi. Rasa itu menyatu dalam kekaguman pada penulisnya.

21 Jun
Balas

Aamiin yra, syukron bunda

22 Jun

Hiks...jadi kangen ibu nih...terimakasih bu Siti Rohayati, kt kirim doa tuk ortu kita... aamiin

21 Jun
Balas

Robbighfirli ... Aamiin Ya Allah

22 Jun

Semoga orang tua yang telah mendahului kita mendapat tempat yang terindah disisiNya. Aamiiin.

21 Jun
Balas

Aamiin Ya Allah

22 Jun

kalau punya anak, memang, sebaiknya dahulukan pendidikan agama/moral

21 Jun
Balas

setuju pak, landasan fondasi yang kuat dan mendasar ya hanya agama yang dapat membentuk akhlak.

22 Jun



search

New Post