Tantangan Hari ke 228

#tantanganGurusiana

#menuju-365

Gemuruh Asa Hitam Putih (episode 24)

Tertera nama babah Zhang di layar. Segera kuangkat,

“Halo, bah”, kataku

“Bali, lu olang dimana?”, tanya suara di seberang

“Di rumah sakit, bah. Isteri aku pendarahan”, jawabku.

Lalu handphone segera berpindah ke tangan Ny. Fang Yin,

“Bagaimana keadaan Jia, Bari”,

“Jia baik-baik saja, kan?”, tanya Ny. Fang Yin.

“Jia harus bedrest, bu. Di rawat mungkin untuk beberapa hari ke depan sampai tidak terjadi pendarahan lagi”, jawabku.

“Bayinya masih hidup?”, tanya Ny. Fang Yin lagi.

“Alhamdulillah ... masih hidup, bu”, jawab Bari

“Syukurlah ...!”, jawab Ny. Fang Yin.

#########

Malam itu juga datanglah Ny. Fang Yin ke Rumah Sakit tempat Jia dirawat, setelah ia bertanya pada petugas resepsionis dimana ruang Keremunting no 6. Langsung Ny. Fang Yin membuka pintunya dan menghampiri Jia,

“Mā hǎole (Agak baikan, Ma)”, Jawab Jia

Māmā dài gěi nín pǔtōng miànbāo hé xióng pǐnpái niúnǎi (Ini mama bawakan roti tawar dan susu)”. Kata Ny Fang Yin pula.

Bari yang sejak tadi hanya menyaksikan pemandangan ibu dan anak . Lalu dia menyalami ibu mertuanya. Mereka dapat bertemu bila ada peristiwa khusus menyangkut keadaan Jia. Mamanya memang sangat mengkhawatirkan keadaan Jia, karena memang kedekatan keduanya.

Kami berbincang sejenak, menghibur Jia yang tengah bedrest. Hari telah menunjukkan

Pk.21.00, saatnya Ny. Fang Yin pamit pulang,

“Mama pulang dulu ya, jaga cucu mama baik-baik. Jaga istrimu, Bari”, pesan mama lalu beranjak menuju pintu dan berjalan keluar rumah sakit.

########

Seminggu kemudian aku baru bisa meninggalkan Jia pergi bekerja. Tepat Pk. 06.30 aku sudah sampai di rumah babah Zhang. Terlihat kesibukan yang luar biasa di rumah mertuanya sekaligus majikannya. Banyak kerabat yang datang, dibantu tetangga-tetangga dekat, ibu-ibu membantu memasak dan bapak-bapak membantu memasang tenda dan menyusun kursi.

Ada apa gerangan? Pesta kah atau ...