Rohayati

Namaku Rohayati, Lahir di Jakarta, Seorang guru geografi di SMAN 1 Tanjungpandan, alumni IKIP Jakarta atau UNJ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 26)

Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 26)

Tantangan Hari ke 234

#tantanganGurusiana

#menuju-365

Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 26)

Sepanjang jalan pulang hanya wajah Jia isteriku sayang yang terbayang, terus bergelayut di pelupuk mata ini. Betapa malangnya kekasih hatiku, dia seharusnya ada dan larut didalam acara mama dan papanya. Tapi ... ah, sudahlah. Karena Jia lebih memilihku, sehingga Jia menjadi anak yang terbuang. Kasihan Jia, dia bersamaku jauh dari kemewahan, jauh dari gemerlap pesta keluarganya. Maafkan abang, sayang. Abang belum dapat membahagiakanmu.

Sampai di halaman rumah, seperti biasa umak dan Jia duduk di teras depan rumah menanti kedatanganku. Dari jauh terlihat motor tuaku, serta merta Jia berdiri hendak mengambil minuman untukku. Secangkir teh hangat telah disiapkannya. Telah ada ditangannya untuk segera kuteguk dan melepaskan dahagaku. Tubuhnya yang kurus dan perutnya yang mulai terlihat menyembul, senyumnya yang tersungging, membuatku melupakan sejenak kesedihan dan kegalauan hatiku. Jia ... kau cantik sekali. Perutmu yang semakin membuncit, membuat dirimu begitu sempurna di mataku.

Aku tak dapat membahagiakanmu dengan harta dan kemewahan, namun aku berjanji untuk membahagiakanmu dengan kasih dan belaian sayangku, ...yang hanya kupersembahkan padamu dan pada buah hati kita, buah cinta kita. Jia sayang maafkan aku, Sekali lagi maafkan aku, isteriku. Selalu saja aku bergumam sendiri, ada rasa bersalah yang teramat sangat aku rasakan, namun tak pernah sedikitpun aku mendengar keluh kesah istriku. Jia teramat menerima keadaan, dia begitu ikhlas dengan keadaan kami saat ini.

Setelah selesai sholat Isya berjamaah, kulihat umak dan Jia menuju kamarnya masing-masing. Tak lama keduanya sudah dibuai mimpi. Sementara aku, sampai tengah malam tak dapat memejamkan mata. Aku juga tak dapat bercerita kepada Jia dan umak tentang pesta mewah yang berlangsung di rumah orang tua Jia siang tadi. Rasa bersalah terus saja menggelayut di hatiku. Ku coba untuk memejamkan mata, namun tak sanggup mata ini untuk terpejam. Tak terasa air mata meleleh di pipiku. Merasakan sedih yang teramat sangat.

“Mengapa belum tidur, bang?”, sapaan Jia begitu mengagetkan aku. Segera kuusap air mataku,

“Oh..eh..i..yya”, terbata aku karena terkejut hingga bingung untuk berkata apa.

“Kamu belum tidur, sayang?”, tanyaku.

“Sudah tadi, lalu aku terbangun karena abang tidak ada disampingku”, jawabnya.

“Abang ...?!!”, katanya lagi, kali ini begitu lirih.

“Mengapa abang belum tidur?”, tanyanya pula.

“Abang belum dapat memejamkan mata, sayang”, jawabku.

“Abang menangis?”, sambil tangannya mengusap air mataku, tanpa terasa air mata ini semakin deras mengalir, tak dapat dibendung lagi. Kupeluk istriku, ku kecup keningnya, kukecup pipinya kiri dan kanan. Ku peluk lagi dan kuciumi perutnya yang buncit, perut yang berisi calon anakku, darah dagingku. Lalu kuusap lagi dengan lembut perutnya. Untuk sejenak Jia kebingungan melihat tingkahku. Dia hanya membisu dan memandangiku, seperti bertanya-tanya. Ada apa dengan suamiku?.

“Ayo, kita tidur, bang”, pintanya.

“Besok abang kan harus kerja, yuk bang?”, sambil senyumnya tersungging dan menggapit tanganku menuju kamar tidur kami.

Mungkin karena sudah lelah, tak lama kamipun tertidur, namun dengan tangan yang saling menggenggam. Mungkin genggaman tangannya yang membuatku tenang dan membawaku terlelap.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cinta yg tulus tak akan terhalang dgn banyaknya harta yg dimiliki, keren bu

29 Oct
Balas

Terimakasih suportnya bu Yurlina cantiq ...

29 Oct

Cinta tulus dengan keteguhan hati insyaallah berbuah manis. Salam bahagia selalu, Bund.

29 Oct
Balas

Terimakasih bu Teti Taryani apresiasinya, sehat dan sukses selalu ...

29 Oct

Kasian jia jadi anak terbuang. Keren Mbak Roh

29 Oct
Balas

Terimakasih bu Ana cantik, sehat selalu ya ...

29 Oct

Keren. Tetap teguh Jia.

29 Oct
Balas

Terimakasih apresiasinya juga bu Nora cantik

29 Oct

Terimakasih Admins sehat selalu ...

29 Oct
Balas



search

New Post