Rohayati

Namaku Rohayati, Lahir di Jakarta, Seorang guru geografi di SMAN 1 Tanjungpandan, alumni IKIP Jakarta atau UNJ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 28)

Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 28)

Tantangan Hari ke 236

#tantanganGurusiana

#menuju-365

Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 28)

Pagi itu seperti biasa aku berangkat ke tempat kerja, ke rumah babah Zhang. Belum ada tanda-tanda Jia akan melahirkan, walaupun dipenghujung tahun ini usia kehamilan Jia memasuki usia sembilan bulan. Hanya tinggal menunggu hari saja, buah hatiku akan lahir.

Di tempat kerja, rasa hatiku tak tenang. Aku hanya menumpuk karung-karung sahang, merapikannya. Hendak mencari sahang, tapi ada keinginan menolak untuk pergi jauh. Hari itu aku beranikan diri untuk minta ijin pulang lebih cepat. Babah melihat kegelisahanku, lalu malah menyuruhku agar segera pulang.

Segera kularikan motor tuaku, aku mencemaskan keadaan istriku. Sampai di rumah, kulihat umak tengah bekerja di kebun. Memanen kangkung, bayam dan aneka sayuran sendirian. Aku langsung masuk ke rumah, mencari Jia. Di ruang tamu tidak ku temukan, lalu aku ke dapur, tidak juga ku temukan. Kemana isteriku dicari diseputar rumah tidak ada. Aku coba ke kamar, mungkin Jia sedang tidur.

Saat aku masuk ke kamar, aku melihat Jia tengah duduk di tempat tidur, mata Jia terpejam, keringat membasahi kerudungnya, bibirnya terkatup rapat. Terlihat Jiaku tengah menahan sakit yang teramat sangat. Aku segera berlari keluar. Kebetulan ada mobil pick-up milik bang Sabar yang akan membawa sayuran umak ke pasar, segera aku minta tolong padanya untuk mengantar isteriku ke rumah sakit. Umak segera berlari menengok keadaan Jia.

“Kelihatannya isterimu hendak melahirkan, Bari”, kata umak.

Umak segera mengambil tas berisi perlengkapan melahirkan yang sudah disiapkan Jia, bila sewaktu-waktu terasa akan melahirkan tinggal membawanya saja. Aku pamit pada umak untuk mengantar Jia ke rumah sakit, kucium tangan umak, lalu menggendong tubuh Jia yang sudah tak berdaya. Kami naik pick-up ke RSUD dr. Marsidi Judono, Tanjungpandan. Segera mobil berhenti di pelataran parkir rumah sakit. Petugas begitu sigap saat bang Sabar berlari menemui petugas. Segera Jia mendapat pertolongan.

Jia langsung masuk ruang persalinan. Aku menunggu di depan ruang tersebut. Tak lama terdengar tangis yang begitu nyaring,

”Alhamdulillah, anakku telah lahir ke dunia. Terimakasih ya Allah, telah Kau mudahkan dan lancarkan persalinan isteriku”, demikian doaku. Dokter Kevin yang menolong persalinan lalu menghampiriku dan menjulurkan tangannya untuk memberi selamat padaku,

“Selamat, pak Subari. Isteri anda sudah melahirkan dengan lancar dan bayinya sehat. Bayi anda laki-laki”, kata dr Kevin.

“Terimakasih dokter”, kataku.

“Alhamdulillah ya Allah”, kataku dalam hati.

“Untuk sementara, isteri anda harus masuk ruang perawatan untuk beberapa hari ke depan sampai tubuh ibu Jia pulih kembali”, demikian penjelasan dr Kevin. Aku menganggukkan kepala, menyetujui saja apa yang terbaik untuk anak dan isteriku.

Jia masuk ruang perawatan kamar Rukam no. 3. Aku menitipkan baju-baju kotor pada bang Sabar yang akan kembali ke rumah kami untuk mengangkut sayuran ke pasar seputaran Tanjungpandan, tak lupa kuucapkan terimakasih kepadanya, lalu bang sabar mengacungkan jempolnya dan berlalu. Lega perasaanku setelah melihat Jia yang sudah mandi, tubuhnya segar dengan wangi minyak telon dan kayu putih. Kemudian seorang perawat masuk membawa bayi kami.

Perawat meminta Jia untuk segera menyusui bayinya. Alhamdulillah, air susu sudah keluar walaupun masih agak sedikit.

“Nanti kalau sudah terbiasa akan bertambah banyak keluar air susu ibunya”, kata perawat itu menjelaskan.

Apa lagi Jia memang termasuk penyuka sayuran. Daun katuk atau orang Belitung menyebutnya daun cekok manis, sering di sayur Jia dan banyak di kebun kami, tak heran air susu keluar makin banyak. Aku terharu melihat Jia tengah menyusui anak kami, aku mendekatinya dan kukecup keningnya. Jia memandang ke arahku sambil tersenyum, manis sekali senyumnya, sambil terus menyusui bayi kami yang terlihat haus sekali.

Bayi tampan bermata sipit seperti umaknya namun berkulit agak coklat mirip aku, namun tidak terlalu gelap. Hidungnya mirip hidungku, rambutnya agak ikal macam rambutku. Bayi itu perpaduan aku sebagai ayahnya dan Jia sebagai ibunya. Selama tiga hari aku tidak berangkat kerja. Aku menunggui Jia di rumah sakit selama masa perawatan. Saat dr. Kevin selesai memeriksa, dia berkata,

“Besok isteri dan anak bapak sudah boleh pulang, karena keduanya sehat”, kata dr Kevin sambil keluar kamar untuk memeriksa pasien lainnya.

Aku menganggukkan kepala sambil mengucapkan terimakasih.

Perawat memberitahukan agar aku mengurus administrasinya di tempat resepsionis.

“Baiklah, terimakasih suster”, jawabku.

“Abang tinggal sebentar sayang, untuk mengurus administrasi kepulangan kita besok pagi. Jadi besok nyaman tinggal pulang, ya. Oh ya bayi kita nak abang beri nama Muhammad Alif, bagaimana, sayang”, aku meminta ijin Jia tentang nama anak kami. Jia hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum. Aku tersenyum juga sambil menarik hidung mungilnya dengan lembut.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, kelahiran bayi yg ditunggu pun tiba, dilanjut ibu

31 Oct
Balas

Aamiin terimakasih suportnya ibu Yurlina cwantiq ...

01 Nov

Keren...lanjut....

31 Oct
Balas

Terimakasih suport nya bu Nora cwantiq

31 Oct

Terimakasih Admins ...

31 Oct
Balas

Oke banget cerpennya bu. Terus berkarya untuk pembaca. Salam sukses selalu

31 Oct
Balas

Trims pak Sukadi_andro untuk suportnya ...

01 Nov



search

New Post